Derap Langkah Industri Kulit Garut ke Panggung Dunia

Derap Langkah Industri Kulit Garut ke Panggung Dunia

Yudha Maulana - detikJabar
Minggu, 25 Jun 2023 15:02 WIB
Kerajinan kulit Garut
Kerajinan kulit Garut (Foto: Pradita Utama/detikcom)
Garut -

Kabupaten Garut merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil produk kulit kenamaan di Indonesia. Berpusat di Sukaregang, produk-produk seperti tas hingga jaket menjadi incaran wisatawan yang berburu buah tangan dari daerah berjuluk Swiss van Java tersebut.

Pamor kerajinan kulit Garut yang mahsyur di dalam negeri mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut untuk bergerak cepat membawa produk dari industri lokal unggulannya agar semakin moncer di panggung dunia. Strateginya dengan merangkul tangan profesional dan memanfaatkan rangkaian momentum G20 yang mendunia.

Tonggak sejarah ditancapkan usai Bupati Garut Rudy Gunawan dan Ketua Delegasi Women Twenty (W20) Italia, Sveva Avveduto menandatangani Letter of Intent (LoI) pada W20 Summit. Garut berhak mewakili Indonesia untuk tampil dalam pameran industri kulit Lineapelle Leather Fair yang digelar di Fieramilano Rho, Milan, Italia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini juga kali pertama perwakilan Indonesia mejeng di pameran industri kulit paling bergengsi di dunia tersebut sebagai exhibitor. Event tersebut juga diikuti oleh 1.100 peserta dari 38 negara yang merupakan representasi dari perusahaan penyamakan kulit, produsen aksesoris, pabrik tekstil dan sintetis, ahli kimia dan jasa lainnya.

Tak hanya mengirim delegasi ke Lineapelle, lewat momen W20, Pemkab Garut juga mengikat kerjasama dengan Asosiasi Penyamak Kulit Italia (UNIC Concerie Italiane) mulai dari sertifikasi, standarisasi, peningkatan teknologi, tren mode, kerjasama riset perguruan tinggi, promosi hingga peningkatan kualitas kulit yang ramah lingkungan.

ADVERTISEMENT

Dari Garut ke Panggung Dunia

Senyum Thadea Amirah Isaura (20) mengembang saat mengingat kembali perjalannya ke Italia. Brand fesyen berbahan kulit yang dirintisnya, TAG Leather menjadi salah satu dari perwakilan Garut untuk Indonesia di Lineapelle Leather Fair.

Brand TAG Leather sendiri booming ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunjungi Garut pada 2021 lalu. Pada momen itu, Thadea memberikan jaket kulit model two in one ke Sandiaga. Tak disangka, Sandiaga memberikan endorsement yang membuat nama TAG Leather melejit dan banjir followers.

"Momentum itu juga bagus, karena bersamaan dengan pembukaan toko. Alhamdulillah. Kemudian terdengar oleh Pemkab Garut juga setelah viral dan memang kualitas produk kita nomor satukan," ujar gadis yang akrab disapa Dea tersebut saat berbincang dengan detikJabar.

Dea, pemilik jenama tekstil kulit TAG Leather dengan model jaket kulit yang diberikannya ke Menparekraf Sandiaga UnoDea, pemilik jenama tekstil kulit TAG Leather Foto: Yudha Maulana/repro

Saat berada di Milan, Dea belajar banyak hal mulai dari penataan display atau etalase di marketplace digital hingga belajar membuat filosofi produk. Ilmu itu ia dapatkan dari berbagai brand fesyen kenamaan di dunia.

"Kalau brand luar itu yang pertama ada histori dulu, jadi ada filosofi di balik pembuatan produk itu," kata Dea.

Ke Lineapelle, Dea membawa beberapa barang yang dipamerkan. Di antaranya jaket mode two in one yang di-endorse Sandiaga Uno kemudian tas eco printing yang dibuat secara handmade dengan memadukan corak keindahan kulit dan dedaunan. Menurutnya, banyak pengunjung yang terkesan dengan produk-produk dari Garut.

Maju ke panggung internasional didorong oleh pemerintah pusat dan daerah, membuat bisnis TAG Leather semakin dikenal. Dea pun mulai mendapatkan pelanggan dari Eropa dan Arab Saudi.

"Penjualan Alhamdulillah ke daerah Eropa. Kalau dibilang ekspor-impor (skala besar) sih belum ya, tapi Alhamdulillah sudah ada yang pesan dari luar negeri," ujar gadis yang kini masih menempuh pendidikan di Unisba itu.

Delegasi dunia yang menggunakan jaket dari GarutDelegasi dunia yang menggunakan jaket dari Garut Foto: istimewa

Sementara itu di sisi perusahaan penyamak kulit, PT Garut Makmur Perkasa (GMP) yang juga diutus Pemkab Garut untuk mewakili Indonesia di Lineapelle berharap kerja sama yang dibangun oleh Pemkab Garut dengan Milan bisa menarik investor industri fesyen kenamaan dunia untuk membangun pabriknya di Garut.

Hal itu juga berkaitan dengan ketersediaan wet blue atau kulit setengah jadi di Indonesia dan larangan untuk mengekspor komoditas tersebut ke luar negeri. Seperti diketahui, kualitas kulit dari Indonesia tak kalah dengan negara pengolah kulit terbaik di dunia, Italia dan Turki.

"Pengusaha membelinya wet blue, makanya ada bagusnya pemerintah mengundang investor untuk membangun pabriknya di sini. Regulasi (yang melarang ekspor) itu satu terobosan dari pemerintah. Ini juga bisa menyerap sumber daya manusia di sini," kata Humas dan Legal PT GMP Dodi Gustari kepada detikJabar.

Dodi mengatakan, kualitas kulit di Indonesia juga unggul karena treatmen yang diberikan peternak kepada sapi atau domba. "Coba misalkan di Selandia Baru sapi itu kan dilepasliarkan begitu saja, kalau di Pulau Jawa, peternak rutin memandikan sapi, kadang pakai air hangat. Mungkin itu juga yang membuat bahan kulit di sini bagus kualitasnya," ucap Dodi.

Manfaatkan Momentum Global

Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyatakan, Kabupaten Garut kini mulai diakui sebagai bagian dari industri kulit di dunia. Produk Garut pun dipamerkan di ajang W20 (Women20) yang merupakan Engagement Group G20 di Italia.

Ke Kota Milan, bupati juga mengirimkan delegasi dari produsen dan perusahaan kulit di Garut untuk bisa meningkatkan kualitas produk dan pemasaran produk asli Kabupaten Garut. Momentum itu juga dimanfaatkan agar selalu update dengan perkembangan industri kulit dunia.

"Tentu ini adalah kebanggaan bagi Indonesia kebanggaan juga bagi Garut, Garut ikut di dalam (pameran bergengsi Lineapelle), meskipun kita sangat ketinggalan dalam berbagai hal tapi sekarang kita sudah diakui Garut adalah bagian dari industri kulit di dunia, itu yang penting," ujar Rudy seperti dikutip dari garutkab.go.id.

Dea, pemilik jenama tekstil kulit TAG Leather dengan model jaket kulit yang diberikannya ke Menparekraf Sandiaga UnoDea, pemilik jenama tekstil kulit TAG Leather dengan model jaket kulit yang diberikannya ke Menparekraf Sandiaga Uno Foto: Yudha Maulana/repro

Ia mengungkapkan bahwa pengembangan industri kulit di Kabupaten Garut akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan kalangan pebisnis yang ada di Indonesia. Bahkan, ujarnya, pihaknya akan menyediakan lahan seluas 100 hektare untuk membuat kawasan industri kulit di Kabupaten Garut.

"Garut menyediakan 100 hektare untuk membuat kawasan industri khusus kulit yang terletak di Kecamatan Selaawi," katanya.

Merangkul Tangan Profesional

Pemkab Garut juga sudah dua tahun bekerjasama dengan desainer kenamaan Indonesia, Poppy Dharsono untuk mengembangkan industri kulit Garut agar semakin moncer kualitasnya. Ia menyebut kedatangan Poppy ke daerahnya, membuat hasil produksi kulit dan turunannya naik kelas.

Salah satunya saat perhelatan Indonesia Fashion Week (IFW) 2023. Setidaknya terdapat 24 karya hasil kolaborasi Poppy dengan perajin kulit Garut yang tampil elegan dan mewah, dipamerkan langsung di hadapan beberapa duta besar negara sahabat seperti Jepang, Prancis, Kamboja, hingga Italia.

"Kulit Garut merupakan kulit yang sangat luar biasa, sudah ada sejak 100 tahun lalu, tapi ketika dikurasi oleh Ibu Poppy 2 tahun lalu, ternyata banyak hal yang harus diperbaiki dari sisi kualitas, dari sisi yang berhubungan bagaimana kulit Garut yang dihasilkan dari perajin-perajin Garut bisa mendunia, Ibu Poppy berjasa kepada Kabupaten Garut, memberikan edukasi pelatihan dan juga memberikan bimbingan yang konkret, ini adalah tindakan konkret bagi kegiatan UKM kulit Kabupaten Garut," kata Rudy dalam keterangan tertulis.

Rudy juga mengakui, berkat bantuan Poppy Dharsono, Kabupaten Garut bisa terlibat dalam perhelatan W20. Serta Kabupaten Garut turut berkesempatan untuk ikut pameran kulit internasional di Milan, Italia.

Harapan Rudy juga disambut oleh Kemenkop UKM, yang diwujudkan dengan pembangunan Rumah Produksi Bersama (RPB) atau factory sharing yang dibangun dengan anggaran Rp 12 miliar. Lokasi RPB berada tak jauh dari sentra kerajinan Kulit Sukaregang di Garut Kota. Di sini nanti perajin dari UMKM kecil yang terkendala alat produksi bisa turut berkreasi dengan fasilitas yang tersedia.

Poppy yang bisanya bermain dengan batik, kali ini mengangkat kain Endek Bali. Namun Siluetnya tetap mengikuti rancangan poppy pada koleksi sebelumnya.Poppy Dharsono Foto: Mohammad Abduh

Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono melihat potensi besar dalam industri kerajinan kulit di Garut. Hal itulah yang menjadi magnet baginya untuk bekerja sama dan menemui Menkop UKM RI untuk mendongkrak kualitas kerajinan kulit Garut.

Keberadaan RPB, kata Poppy, salah satunya untuk memfasilitasi ruang belajar perajin kulit di Garut untuk menyerap ilmu dari pakar fesyen kulit dari Florence, Italia.

"Oleh karena itu saya ingin mengembalikan kulit Garut menjadi kulit yang seperti dahulu kala, dengan akan memanggil expert dari Italia, untuk meningkatkan kualitas kulit, tas, dan juga untuk sepatu," ujar Poppy.

Dalam kesempatan itu, Poppy mengungkapkan keinginannya untuk berkolaborasi dengan para perajin kulit di Garut sudah muncul sejak 12 tahun ketika IFW hadir. Motivasinya tersebut didasari karena Poppy menilai tiap kali Kabupaten Garut mengikuti pameran, produk yang ditampilkan terkesan begitu-begitu saja.

Peragaan busana rancangan Poppy Dharsono dan perajin kulit Garut di IFW 2023Peragaan busana rancangan Poppy Dharsono dan perajin kulit Garut di IFW 2023 Foto: Dok Ist Pemkab Garut

Apalagi, ketika dirinya berkunjung ke pusat kerajinan kulit di Sukaregang, produk yang ditemui desainnya relatif sama dan banyak yang harus ditingkatkan. Atas dasar itu lah, pihaknya menjalin kolaborasi dengan sejumlah pihak untuk membantu memajukan UMKM asal Kabupaten Garut.

Lambat laun, Garut yang kini menjelma sebagai sentra pengolah pakaian jadi, sepatu, tas, sandal, dompet dan komoditas lain berbahan kulit yang produktif, turut menggenjot produktivitas penyamakan kulit di Kabupaten Garut.

Dikutip dari garutkab.go,id, dari tahun ke tahun, permintaan kulit tersamak Garut datang dari berbagai daerah dalam lingkup nasional dan regional. Data terakhir dari Disperindag ESDM kulit tersamak Garut telah diekspor ke Malaysia, Taiwan, Cina dan Singapura dengan volume sebanyak 1.850.000 Sqf senilai 1.887.408 US$.

Rata-rata kapasitas produksi per tahun adalah 7.659.250 kg/ 9.360.000 sqf. Adapun potensi industri penyamakan kulit per tahun adalah sebagai berikut :

Pentingnya Kekuatan Perempuan

Kepala Disperindag ESDM Garut, Ridwan Effendi mengatakan sedianya telah ada sejumlah pebisnis kulit perorangan di Garut yang telah melakukan ekspor ke mancanegara. Tetapi, Pemkab Garut masih ingin membuka pintu ke dunia internasional seluas mungkin dengan menggencarkan promosi.

"Contoh kemarin kami mendampingi pak wakil bupati, menerima konsultan bisnis dari Turki. Ada Turki dan Mesir juga, yang bersangkutan datang ke Indonesia dan langsung menuju Garut dengan harapan ada kerjasama lanjutan, perdagangan luar negeri tentunya," ujarnya.

Industri kulit dan produk turunannya masuk ke dalam daftar industri unggulan dari Garut. Hal itu tertuang dalam Perda Kabupaten Garut No 6 Tahun 2021 Tentang Rencana Pembangunan Industri Kabupaten 2021-2041.

Untuk mengarahkan pengembangan industri kulit agar sesuai dengan harapan, ujar Ridwan, memang diperlukan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terkait lainnya. Pemkab Garut pun telah membuat Pokja Pengembangan Industri Unggulan.

"Karena berbicara soal industri kulit di Kabupaten Garut tidak hanya selesai oleh satu SKPD. Kita tentu berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dari dinas tata ruang. Kemudian kerjasama di lingkup mikro, karena ada juga yang bergerak di sektor usaha kecil jadi kami bekerja sama dengan dinas koperasi. Kemudian promosi daerah juga dinas pariwisata," kata Ridwan.

Dan yang tak kalah penting adalah, kata Ridwan, ialah pelibatan peran perempuan sesuai dengan semangat W20 dalam membangkitkan ekonomi Kabupaten Garut berbasis potensi lokal.

"Ini menjadi misi Pemkab Garut, ingin mewujudkan ekonomi Garut berdasarkan potensi lokal, salah satunya juga dengan melibatkan kaum perempuan," katanya.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan jumlah penduduknya sebanyak 2,7 jiwa dengan jumlah perempuan 1,4 juta jiwa di antaranya. Dengan jumlah tersebut, perempuan memiliki peran dan kekuatan yang luar biasa untuk pengembangan ekonomi di sektor kreatif.

Program-program pemberdayaan yang memihak kepada perempuan dibuat, salah satunya ialah kredit Mekar yang banyak memberikan bantuan kepada perempuan-perempuan di Garut. Tentunya untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran.

Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS), angkatan kerja di Garut pada tahun 2021 sebanyak 1.200.346. Di antaranya 777.840 merupakan angkatan kerja laki-laki, dan 422.506 merupakan angkatan kerja berjenis kelamin perempuan.

Sementara itu jumlah pengangguran terbuka untuk laki-laki sebanyak 76.751 dan perempuan dengan status pengangguran terbuka sebanyak 27.461 dari total populasi pengangguran terbuka 104.212.

"Saya selaku bupati saat itu dan sekarang menjadi terbesar (dengan transaksi hingga) Rp 800 miliar (yang didominasi) perempuan mendapatkan akses kredit mekar dan terbesar di Indonesia, dan itu MPL nya hanya 0,7%, semuanya tidak ada yang macet," lanjutnya.

Memacu Semangat untuk Bersaing di Pasar Global

Kerjasama yang terikat antara Garut dan Milan di bidang industri kulit memacu semangat bagi pengusaha untuk berinovasi, baik di lingkungan perajin maupun penyamak. Terutama dalam perkembangan tren pasar dalam lingkup global.

"Kerjasama ini akan membawa perajin dan penyamak kulit Garut yang dulunya dikenal di pasar domestik, kini dapat dikenal juga di pasar global, sehingga peluang pasar akan semakin terbuka lebar," ujar Sekretaris Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) Garut, Moch. Yusuf Tojiri saat berbincang dengan detikJabar.

Yusuf mengatakan, saat ini industri kulit di Garut masih berupaya bangkit setelah dua tahun lebih dihantam pandemi. Permintaan pasar akan produk berbahan kulit, diakui Yusuf, menurun karena barang dari kulit masih dianggap barang tersier.

"Sementara kebutuhan primer dan sekunder baru mengalami pemenuhan secara normal, kecuali belanja pemerintah terhadap produk sepatu, jaket dan lain-lain yang dilakukan tahun 2021-2022," ucapnya.

Pasca pandemi, distribusi finished leather dan barang jadi hanya memanfaatkan pasar domestik karena karena situasi global yang kurang mendukung untuk melakukan ekspor. Oleh karena itu, kerjasama strategis antara Garut dan Milan diharapkan bisa jadi batu loncatan bagi industri kulit di Garut untuk kembali bangkit.

Selain itu, ada juga pembangunan Rumah Produksi Bersama (RPB) dari pemerintah pusat yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM). Saat ini konstruksi RPB telah hampir rampung dan berada tak jauh dari pasar barang kulit di Sukaregang.

"Peran pemerintah dalam memajukan perkulitan di Garut sangat membantu, dengan adanya rencana mengadakan Rumah Produksi Bersama, diharapkan dapat menyinergikan antara perajin dan penyamak untuk membangun daya saing industri ke depan yang semakin kompetitif," kata Yusuf.

"Saya pikir langkah-langkah yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik, dengan adanya kerjasama dengan Milan, dibentuknya Rumah Produksi Bersama dan program pendampingan terhadap pelaku usaha dalam naungan asosiasi maupun koperasi yang sekarang sedang dikerjakan," ujarnya.

Produk Kulit Garut Terbukti Kualitasnya

Kawasan Sukaregang yang terletak di Kecamatan Garut Kota merupakan sentra kerajinan kulit sejak satu abad yang lalu. Lokasinya sekitar 3,2 kilometer dari Pendopo Garut dan nyaris tak pernah sepi dikunjungi pelancong dari berbagai daerah yang ingin mencari souvenir dari Garut.

Di sepanjang jalan Sukaregang toko-toko yang menjual kerajinan kulit berderet. Saat detikJabar sambangi awal Juni 2023, kawasan tersebut masih ramai dikunjungi wisatawan padahal matahari akan segera tenggelam di ufuk barat.

Kualitas dari produk hasil Garut menciptakan pasar konsumen yang loyal. Salah satunya Tirza Putri (33), warga Kota Bandung yang telah beberapa kali membeli produk tas kulit dari Garut.

"Ke Sukaregang bareng sama saudara-saudara. Dulu beli tas, yang pertama itu udah lama banget sekitar 4 sampai 5 tahun yang lalu, kalau sekarang-sekarang belinya lewat online," kata Tirza kepada detikJabar.

Kerajinan Kulit GarutKerajinan Kulit Garut Foto: Brigida Emi Lilia/d'Traveler

Menurutnya, tas kulit dari Garut memiliki dua keunggulan. Mulai dari segi harga yang menjangkau semua kalangan dan kualitasnya yang jempolan. Produk dari Garut itu bisa setia menemaninya aktivitasnya di bidang kreatif selama bertahun-tahun.

"Kalau aku bukan tipikal beli barang yang branded, tapi lebih ke fungsi. Si tas kulit ini awet. Maksudnya kita beli harga Rp 700 ribu masih awet bertahun-tahun, beda dengan barang (kulit sintetis) kita beli di mal harga Rp 3 juta, tapi tiga tahun sudah mengelupas," katanya.

"Kalau aku lihat sekarang makin ke sini modelnya semakin simple. Karena kan yang aku pakai kalau enggak warna coklat yang hitam. Jadi untuk model mah selera ya, ini juga banyak yang aku kecengin di marketplace, karena sekarang lebih praktis juga belanjanya online, bisa tetap beli dari Bandung," kata Tirza.

Bekal Bahasa Inggris

Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) telah membekali Pemkab Garut dengan metode pembelajaran cepat pada Bahasa Inggris, yang tentunya sangat diperlukan Pemkab pada gelaran G20.

Dewan Pembina APKASI, Sokhiatulo Laoli mengatakan, ini merupakan program unggulan di bidang pendidikan dari APKASI yang sudah digalakkan sejak tahun 2016 lalu.

"Dan itu termasuk Garut ini sudah ya melaksanakan program tersebut di bidang pelatihan, ya kalau gak salah itu ribuan ya yang sudah mengikuti ya pelatihan Matematika dan mungkin juga Bahasa Inggris," ujar Laoli seperti dikutip dari jabarprov.go.id.

Ia mengungkapkan, khususnya pelatihan Bahasa Inggris sangat cocok dilakukan di Kabupaten Garut, mengingat Kabupaten Garut terpilih menjadi salah satu kabupaten terpilih yang berpartisipasi dalam G20.

"Jadi saya rasa itu adalah kondisi seperti itu saya pikir pelatihan Bahasa Inggris tersebut sangat tepat bisa dilaksanakan di seluruh jajaran ya Pemerintah Kabupaten Garut," ucapnya.

(yum/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads