Pondok Pesantren Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu terus membetot perhatian publik. Pernyataan kontroversial yang sering dilontarkan pimpinannya, Panji Gumilang membuat publik merasa ada yang tidak beres dari ponpes tersebut.
Tengah pekan ini, tepatnya Kamis (22/6/2023), massa menggelar unjuk rasa di depan ponpes yang berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar. Ini kedua kalinya unjuk rasa digelar. Aksi ini juga kembali melibatkan dua kubu, yakni kubu pengunjuk rasa dan kubu simpatisan Al-Zaytun.
Polisi yang enggan terjadi bentrokan, menjaga ketat lokasi. Sebanyak 1.200 personel diterjunkan, termasuk membuat barikade kawat berduri hingga menyiagakan mobil watercanon. Meski dijaga ketat, massa yang berjumlah ratusan orang terus merangsek untuk mendekati gerbang Al-Zaytun. Akibatnya sempat terjadi aksi saling dorong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aksi itu, massa membawa empat tuntutan besar untuk Al-Zaytun. Empat tuntutan itu ialah agar Panji Gumilang ditangkap, menutup Al-Zaytun, mengungkap sumber dana, dan mengusut tuntas penguasaan lahan negara yang dikuasai Al-Zaytun.
Setelah sempat terlibat saling dorong dengan petugas, massa memutuskan membubarkan diri. Itu dilakukan setelah mendengar jika sedang ada langkah investigasi dari MUI ke dalam Ponpes Al-Zaytun.
"Iya tadi saya sudah sampaikan bahwa hari ini dan besok itu ada investigasi dari MUI pusat," kata Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar.
Permintaan untuk membubarkan diri itu diterima dengan baik oleh massa aksi. Massa yang berasal dari Forum Solidaritas Dharma Ayu atau F-SODA mengaku terpanggil untuk mendesak pemerintah turun tangan menyelesaikan polemik Al-Zaytun.
"Kami dari F-SODA dan masyarakat terpanggil untuk supaya Pemerintah Pusat turun tangan menindaklanjuti masalah ini. Kalau pengen Indramayu kondusif secepatnya dilaksanakan," kata Koordinator Umum F-SODA, Arifin.
"Dalam jangka waktu satu minggu, insya Allah kami akan kembali untuk menyampaikan yang sudah dilakukan. Yang dituntut adalah ini penistaan agama," imbuhnya.
Untuk menindaklanjuti penyelesaian polemik Al-Zaytun, MUI dan tim investigasi bentukan Pemprov Jabar melayangkan surat pemanggilan kepada Panji Gumilang untuk datang ke Bandung. Panji Gumilang akan dimintai klarifikasi di Gedung Sate pada Jumat (23/6/2023).
"Kita berharap sikap kooperatif ini akan menjadi kenyataan pada esok hari yah, pertemuan. Sehingga berbagai hal yang selama ini menjadi kontroversial bisa kita bicarakan bersama-sama," kata Ketua Tim sekaligus Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan MUI Pusat Firdaus Syam.
Dia meminta komitmen Panji Gumilang untuk bisa hadir memenuhi undangan tersebut. Hal itu agar berbagai kontroversi yang sudah menyebar ke khalayak umum bisa segera diselesaikan. Dalam pertemuan nanti, tim bakal menanyakan statemen Panji Gumilang yang dianggap menuai kontroversi.
Firdaus mengatakan, setelah melakukan investigasi, timnya telah menemukan sejumlah fakta baru seputar polemik di Ponpes Al-Zaytun. Diantara deretan fakta yang ditemukan, tim investigasi menduga ada tindak pidana.
"Saya kira bahwa dugaan ya ada (tindak pidana). Dugaan pasti ada tapi tentu kita harus hati-hati sebab menyangkut hukum ini kan menyangkut orang banyak. Kita tidak ingin merugikan seseorang tapi kita juga tidak akan membiarkan kalau ada pelanggaran hukum gitu ya. Saya kira gitu," ungkap Firdaus, Jumat (23/6/2023).
Sementara itu, Panji Gumilang dipastikan hadir memenuhi panggilan ke Gedung Sate. Panji Gumilang bakal dimintai klarifikasi soal beberapa temuan terkait kontroversinya dan ponpesnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Barat Iip Hidajat mengatakan, ada delapan temuan fakta yang bakal dikonfirmasi langsung kepada Panji Gumilang.
"Ya, sudah akan hadir," kata Iip saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
"Siang ini (pertemuannya)," singkatnya.
Adapun delapan temuan fakta yang bakal diklarifikasi oleh tim investigasi kepada Panji Gumilang yakni terkait tata cara salat Idul Fitri tidak biasa, pernyataan Al-Zaytun yang menganut mazhab Ahmad Soekarno, Al-Quran yang disebut karangan Nabi Muhammad, taubat zinah dengan membayar uang.
Kemudian merubah salam dan menyanyi lagu Yahudi, menyebut tanah suci adalah Indonesia, wanita boleh jadi imam dan khatib shalat hingga dan pernyataan masjid tempatnya orang frustrasi, kikir dan kecewa.
Iip menuturkan, proses klarifikasi dilakukan juga dengan menggandeng tim saber hoaks untuk mencari tahu kebenaran dari pernyataan-pernyataan kontroversial itu yang didapat dari beberapa video.
Perlawanan Panji Gumilang. Simak di halaman selanjutnya.
Setibanya di Gedung Sate, Panji Gumilang langsung memasuki Ruang Lokantara. Tidak sepatah kata pun diucapkan Panji Gumilang saat ditanya puluhan awak media yang sudah menunggu kedatangannya.
Namun, Panji terdengar mengucapkan Shalom Alaichem. Hal itu disampaikan Panji usai menjawab salam dari orang-orang yang ada di luar Ruang Lokantara.
"Assalamualaikum," ucap Panji Gumilang.
"Waalaikumsalam," jawab orang-orang.
"Shalom Alaichem," ujar Panji.
Setalah itu, Panji lanjut untuk melakukan pertemuan dengan tim investigasi yang dibentuk Pemprov Jabar di Ruang Rapat Manglayang. Pertemuan sendiri digelar tertutup.
Pukul 17.40 WIB, Panji Gumilang keluar dari Ruang Rapat Manglayang setelah 100 menit menjalani pertemuan bersama tim investigasi. Belum diketahui persis apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
Saat keluar ruangan, tak banyak kata yang diucap Panji Gumilang. Meski diberondong sejumlah pertanyaan oleh awak media, Panji Gumilang hanya melambaikan tangan.
"Semuanya sudah selesai," ucap Panji Gumilang.
Dia kemudian tidak memberi banyak keterangan terkait pertemuan tersebut. Namun dia sedikit membocorkan hasil dari pertemuan tersebut. Menurutnya pertemuan itu berlangsung lancar dan berakhir 'bagus'.
"Bagus, bagus," kata Panji Gumilang saat ditanya wartawan terkait hasil pertemuan.
Namun rupanya, pertemuan 100 menit itu tidak membuahkan hasil sama sekali. Sebab Panji Gumilang ternyata enggan menjawab langsung sejumlah pertanyaan yang ditanya oleh tim investigasi tersebut.
"Kita telah kedatangan AS Panji Gumilang pimpinan Ponpes Al-Zaytun atas undangan kami tim investigasi penyelesaian pesantren Al-Zaytun," kata KH Badruzzaman M Yunus Ketua Tim Investigasi Pemprov Jabar.
"Tadinya kami ingin mengklarifikasi apa yang beredar di masyarakat dan di media, tapi nampaknya beliau itu minta waktu kepada kami untuk mempersiapkan jawaban yang akan kami pertanyakan, beliau meminta (pertanyaan) apa yang diklarifikasi kepada beliau," lanjutnya.
Sementara Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar menambahkan, pertemuan dengan Panji Gumilang belum bisa menghasilkan kesimpulan apapun. Karena itulah, pihaknya mengharapkan Panji Gumilang untuk segera memberikan jawaban.
"Jadi memang hasilnya hari ini pihak Al-Zaytun hanya meminta daftar pertanyaan itu untuk diberikan dan sudah disampaikan oleh tim. Soal waktu, harapan kami secepatnya bisa disampaikan kembali karena ini ditunggu oleh publik," tegasnya.
Bukan cuma itu, Panji Gumilang juga menolak bertemu dengan tim dari MUI Pusat yang saat itu ada di Gedung Sate. Ketua Tim Peneliti Ma'had Al-Zaytun MUI, Firdaus Syam menuturkan jika kehadirannya di Gedung Sate Bandung adalah untuk ikut mengatasi polemik Al-Zaytun.
Namun pihaknya menyesalkan atas sikap Panji Gumilang yang menolak bertemu dengan tim dari MUI Pusat. Menurutnya Panji Gumilang hanya ingin bertemu dengan tim investigasi bentukan Pemprov Jabar.
"Kami dari MUI menyatakan sangat menyayangkan, menyesalkan karena Panji Gumilang tidak bersedia bertemu dengan atau menghindari MUI. Kita ketahui bahwa MUI ini adalah lembaga bukan hanya legal tapi juga kehadirannya itu diakui oleh negara," tegasnya.
"Di dalamnya ada sejumlah ormas-ormas Islam yang tugasnya adalah bagaimana merawat keharmonisan aqidah Islam dan umat Islam di negeri ini," imbuh dia.
Bukan kali ini saja Panji Gumilang menolak bertemu dengan tim dari MUI Pusat. Bahkan beberapa hari lalu, tim MUI datang juga ditolak saat datang ke Kabupaten Indramayu untuk bertemu dengan Panji Gumilang.
"Bahkan kemarin juga kami sudah ke Indramayu untuk bisa bertemu tapi memang tidak direspon, kami pernah mengirim surat beberapa hari yang lalu juga sampai sekarang tidak ada pertemuan untuk tabayun dan hari ini kami datang dari Jakarta juga ditolak," jelas Firdaus.