Duel antar kelompok bocah di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat ternyata dipicu saling ejek di grup Whatsapp. Mereka memakai grup tersebut untuk membuat geng.
Kasat Reskrim Polres Kuningan, Iptu Anggi Prasetyo menerangkan, anak-anak yang terlibat dalam perkelahian ini rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah. Ia menyebut, aksi adu jotos tersebut dilakukan karena para bocah tersebut tengah memperebutkan bendera yang menjadi atribut dari kelompok masing-masing.
Anggi memastikan, kejadian ini tak sampai menimbulkan korban jiwa. Hanya saja anak-anak yang saling baku hantam itu mengalami luka lecet pada bagian tubuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak-anak ini berhimpun membuat grup semacam geng, dengan kelompok tersebut ada atributnya yang terdiri dari berbagai bendera. Di mana ada perebutan bendera," kata Anggi kepada awak media, Sabtu (17/6/2023).
Perihal pembentukan geng ini, menurutnya, sengaja dilakukan oleh para pelajar tersebut karena sedang menunjukan aktualisasi diri. Kendati begitu, pihaknya tetap menghimbau agar para orang tua berperan aktif dalam memantau aktivitas anak-anaknya.
Untuk saat ini, puluhan remaja yang diduga terlibat aksi duel tersebut sudah dibina dan diserahkan kepada orang tuanya. Pembinaan ini dilakukan di Balai Desa Salaeurma, Kabupaten Kuningan.
"Untuk viralnya kita masih melakukan pendalaman. Apakah untuk konten mereka atau gimana," jelas Anggi.
Sementara itu Camat Cipicung, Deni Hamdani menjelaskan, perkelahian yang melibatkan puluhan pelajar ini terjadi di suatu kebun yang berada di Kecamatan Cipicung pada Selasa (13/6) lalu. Mendapati adanya konten kekerasan tersebut pihaknya bergerak cepat dengan melakukan pembinaan terhadap para pelajar tersebut.
Deni berharap agar kejadian yang tak pantas ini tidak terulang kembali. Mengingat anak-anak tersebut rata-rata masih duduk di kelas VI SD.
"Kejadian ini berangkatnya dari bercanda, teman sepermainan. Hanya pemicunya berkaitan dengan komunitas, wadah bermain anak-anak dalam satu grup. Semua pihak menyadari, terutama wali murid bahwa masalah ini tak berlanjut dan tidak mengulanginya lagi," jelas Deni.
Atas seluruh komitmen bersama khususnya pihak sekolah, sambung Deni, telah menandatangani perjanjian agar mengarahkan anak-anak untuk melakukan kegiatan yang lebih positif.
Selain itu, Deni mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan pengawasan terkait aktivitas anak-anak yang membuat geng di grup Whatsapp.
"Pihak sekolah akan melakukan himbauan terus menerus terkait komunitas dan aktivitas anak," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, video duel antar bocah di Kabupaten Kuningan viral di media sosial. Dalam rekaman berdurasi sekitar 44 detik, terlihat enam pasang anak di bawah umur ini saling adu pukul sampai ada beberapa yang tersungkur ke tanah.
Mirisnya, teman-teman mereka yang ada di lokasi hanya menonton, menyoraki dan merekam aksi kekerasan tersebut. Video duel antar kelompok pelajar ini sudah viral sejak Jumat (16/6) kemarin.
(tey/tey)