Bekerja di luar negeri atau menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) masih jadi salah satu pilihan bagi masyarakat di Jawa Barat (Jabar) Dari tahun ke tahun, ribuan warga Jabar berbondong-bondong bekerja di luar negeri demi menghidupi keluarga.
Dari 27 kabupaten/kota di Jabar, Kabupaten Indramayu jadi yang paling banyak menyumbang jumlah PMI. Daerah di peaisir pantai utara ini memang dikenal sebagai kantong PMI di Jabar sejak beberapa dekade terakhir.
Untuk tahun 2022 kemarin saja, dari total 33.285 orang PMI di Jabar, 12.794 diantaranya berasal dari Kabupaten Indramayu dan menjadi yang paling banyak, disusul daerah tetangganya Kabupaten Cirebon dengan 7.639 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Grafik jumlah PMI di Indramayu terbilang selalu meningkat dari tahun ke tahunnya berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar. Pada 2017 lalu, jumlah PMI dari Indramayu ada sebanyak 17.658 orang, naik di 2018 menjadi 22.144 orang dan puncaknya pada 2019 sebanyak 23.435 orang.
Baru saat pandemi COVID-19 melanda di tahun 2020, angka PMI di Indramayu menurun jadi 10.068 orang dan pada 2021 hanya 5.262 orang saja. Namun setelah pandemi usai, warga Indramayu yang berangkat menjadi PMI kembali melonjak hingga 12.794 orang.
Selain Indramayu, Kabupaten Cirebon juga jadi daerah yang banyak memberangkatkan PMI. Di tahun 2017 tercatat ada 10.185 orang yang menjadi PMI, angka itu naik di 2018 menjadi 11.829 orang dan 12.180 orang di tahun 2019.
Sama dengan Indramayu, jumlah PMI dari Kabupaten Cirebon juga turun selama dua tahun saat pandemi COVID-19.
Mayoritas alasan warga yang memilih jadi PMI adalah untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Sebab calon PMI mendapat iming-iming gaji besar saat bekerja di luar negeri.
"Ya ingin cepat sugih (kaya). Intinya mereka berangkat ke luar negeri alasan ekonomi itu," kata Sekretaris Disnakertrans Kabupaten Indramayu Masroni, Selasa (10/1/2023).
Berikut data jumlah PMI di Jabar tahun 2022:
(bba/tey)