Dugaan Ajaran Menyimpang di Ponpes Al-Zaytun

Round-Up

Dugaan Ajaran Menyimpang di Ponpes Al-Zaytun

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 17 Jun 2023 09:30 WIB
Pimpinan Mahad Al Zaytun Panji Gumilang (peci dan kacamata hitam) di sela pengamanan aksi massa
Pimpinan Mahad Al Zaytun Panji Gumilang (peci dan kacamata hitam) di sela pengamanan aksi massa. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Polemik di Pondok Pesantren Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, seakan tak kunjung usai. Setelah viral gegara salat Idul Fitri dengan jemaah perempuan di saf terdepan beberapa waktu lalu, kini ponpes di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, ini kembali menyita perhatian.

Hal ini diawali aksi ratusan massa yang melakukan demonstrasi di depan gerbang ponpes pada Kamis (15/6) kemarin. Dalam aksi itu, massa meminta agar MUI dan Kementerian Agama turun tangan untuk mengusut ajaran di ponpes yang dipimpin Panji Gumilang tersebut.

MUI Jabar pun menyatakan sudah melakukan upaya-upaya untuk menelusuri ajaran yang diterapkan pihak ponpes. Tapi apa daya, upaya yang dilakukan terhambat gegara MUI ditolak ketika hendak datang berkunjung ke ponpes Al-Zaytun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah melakukan beberapa langkah, pengumpulan informasi data fakta kemudian tim ini akan melakukan kunjungan ke Al-Zaytun, dialog, tapi ditolak oleh pihak Al-Zaytun, alasannya sibuk untuk tahun ini," kata Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar saat ditemui di kantornya, Jumat (16/6/2023).

Menurut dia, sejak viral terkait salat Idul Fitri tak biasa itu, MUI mulai mendapat banyak aduan dari masyarakat tentang Al-Zaytun. Namun saat akan datang untuk sekedar mengklarifikasi, Rafani mengatakan pihaknya selalu 'tidak diterima'.

ADVERTISEMENT

"Saya beritahukan kepada masyarakat, MUI itu sebenarnya sangat responsif. Ternyata ya tadi, Al-Zaytun tidak kooperatif, kemudian nanti tanggal 21 Juni MUI pusat akan berkunjung lagi. Kita tidak tau apakah nanti ditolak apa tidak," tegasnya.

Rafani khawatir, banyak aduan masyarakat akan kontroversi yang dibuat Al-Zaytun dan Panji Gumilang kemudian menimbulkan kegaduhan, terlebih jelang tahun politik.

Dia pun mengakui beberapa kontroversi dibuat oleh Panji Gumilang maupun Al-Zaytun, seperti saat sempat membuat pernyataan soal dibolehkannya perzinahan.

"Banyak kontroversi, yang terakhir itu zinah boleh asal ditebus, komunisme, menganggap Indonesia tanah suci disamakan dengan tanah haram di Mekah, salat idul Fitri perempuan diletakkan di shaf terdepan, jami imam khatib," ungkapnya.

Sementara Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jabar punya pandangannya sendiri terhadap Al-Zaytun. Menurut LBM PWNU, beberapa kegiatan keagamaan di Al-Zaytun menyimpang. Mereka pun mendesak agar pemerintah turun tangan.

Pakar LBM PWNU Jabar, Kiai Yazid Fatah menyebut ada beberapa poin terkait polemik Al-Zaytun yang jadi topik bahasan dan dikaji pihaknya pada bahtsul masail di SMA NU Karanganyar Pondok Pesantren Hidayatut Tholibin Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Kamis (15/6/2023).

Dalam siaran persnya, pertama mengenai istidlal atau pengambilan dalil pihak Al-Zaytun dalam pelaksanaan salat berjarak, dengan berdasarkan kepada QS.Al Mujadalah ayat 11 apakah dapat dikategorikan menyimpang dari ajaran Aswaja?

"Jawabannya, sangat menyimpang dari Aswaja, dan termasuk menafsirkan Al-Quran secara serampangan yang diancam Nabi masuk neraka. Istidlal pihak Al-Zaytun tidak memenuhi metodologi penafsiran ayat secara ilmiah, baik secara dalil yang digunakan ataupun madlul atau makna yang dikehendaki," kata Kiai Yazid, Jumat (16/6/2023).

Dijelaskannya bahwa penyimpangan istidlal Al-Zaytun yang dimaksud karena beberapa hal. Yakni, makna 'Tafassahu' dalam ayat bukan memerintahkan untuk menjaga jarak dalam barisan salat, namun merenggangkan tempat untuk mempersilakan orang lain menempati majelis agar kebagian tempat duduk.

Kemudian terkait praktek penempatan perempuan dan non muslim dalam barisan saf salat laki-laki juga dianggap tidak sesuai tuntutan beribadah Aswaja. Termasuk dalih pernyataan mengikuti madzhab bung Karno yang diucapkan Panji Gumilang juga hukumnya haram.

"Pertama, menyandarkan argumen fiqh tidak kepada ahli fiqh yang kredibel. Kedua, menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat bahwa formasi barisan
shalat seperti di atas merupakan hal yang disyariatkan (Syar'u ma lam
yusyro')," ujarnya.

Pihaknya juga menyebut bahwa menyanyikan 'havenu shalom aleichem' yang kental dengan agama Yahudi itu hukum nya haram.

Selanjutnya mengenai bagaimanakah pandangan fikih terkait pemerintah yang terkesan membiarkan polemik Al-Zaytun tersebut? Menurutnya mempertimbangkan tugas dan kewajiban pemerintah yakni menjaga masyarakat dari segala bentuk penyimpangan, baik agama, budaya dan norma yang berlaku.

Ia juga menyebut bahwa menjaga konstitusi syariat. Melakukan tindakan tegas terhadap segala bentuk kemungkaran sesuai tahapannya. "Maka, pemerintah tidak dibenarkan melakukan pembiaran terhadap segala bentuk penyimpangan Ma'had Al-Zaytun," katanya.

Kemudian, dengan segala polemik yang muncul, hukum memondokkan anak di Al-Zaytun dinyatakan haram. Karena, membiarkan anak didik berada di lingkungan yang buruk atau pelaku penyimpangan, memilihkan guru yang salah bagi pendidikan anak.

Alasan selanjutnya, memperbanyak jumlah keanggotaan kelompok menyimpang. Karena kewajiban orang tua adalah memilihkan pesantren yang jelas sanad keilmuan serta masyhur kompetensinya di bidang ilmu agama.

"Dari hasil kajian ilmiah perihal polemik Ma'had Al-Zaytun tersebut, LBM PWNU Jabar merekomendasikan, pertama kepada pemerintah agar segera menindak tegas Ma'had Al-Zaytun dan tokohnya atas segala penyimpangan yang telah terbukti berdasarkan kajian ilmiah Bahtsul Masail PW LBMNU Jabar," ungkapnya.

Respons Panji Gumilang kepada Pedemo

Pimpinan Ma'had Al-Zaytun Panji Gumilang terlihat turun langsung meninjau situasi pengamanan massa aksi di gerbang Ponpes Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023). Panji meminta polisi mengamankan massa aksi. Ia pun menjamin massa dari Al-Zaytun tidak akan anarkis.

Diikuti massa pendukungnya, Panji meminta agar polisi lebih mengamankan pihak unjuk rasa. Bahkan, pengerahan massa di depan gerbang dilakukan bukan untuk anarkis.

"Polisi jangan amankan kami, amankan mereka, kami sudah aman, amankan mereka (pendemo). Di sini aman, orang baik-baik di sini, Pancasilais, Nasionalis. Jangan khawatir, kami Nasionalis, kami Pancasilais, ini aset negara," ucap Panji Gumilang saat meninjau lokasi pengamanan massa aksi.

"Kami bukan mau mengamankan, kami mau menengok siapa mereka. Gak akan ada apa-apa, jaminan jaminan, Panji Gumilang menjamin tidak terjadi apapun hanya motret sudah itu saja," kata Panji.

(bba/iqk)


Hide Ads