Permainan tradisional Sunda merupakan salah satu warisan budaya yang mesti dijaga keberadaanya di tengah-tengah modernisasi dan arus global yang mengedepankan digitalisasi.
Selain itu, permainan tradisional Sunda juga memberikan keikutsertaanya dalam membawa dampak positif terhadap perkembangan anak dimana bisa menghibur dan menghilangkan kebosanan serta mengasah pertumbuhan sosial dan ketahanan fisik.
Anak yang sering berkumpul dan bermain di luar bersama teman-temanya cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih dibanding anak yang bermain dengan gadget di rumah saja terlebih lagi dari segi emosional yang lebih terkontrol, motorik yang lebih bekerja dan logika yang berjalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah rekomendasi permainan tradisional Sunda yang sudah detikjabar kumpulkan dari beberapa sumber yang bisa detikers mainkan.
Daftar Permainan Tradisional Sunda
1. Ular Naga
Permainan ini mengajarkan kerjasama antara dua pihak dan seringkali dimainkan oleh lima atau delapan anak dimana dua orang anak saling berpegangan berperan sebagai pintu gerbang.
Anak-anak lain berpegangan pada pundak orang di depan membentuk ular naga berjalan mengelilingi pagar sambil semua menyanyikan lirik "ular naga panjangnya bukan kepalang menjalar-jalar selalu kian kemari, umpan yang lezat itulah yang dicari, kini dianya yang terbelakang".
Ketika lagu tersebut berhenti gerbang dari tangan anak yang akan menurunkan tangan dan menangkap salah satu pemain dengan cepat. Anak yang ditangkap akan diminta memilih pagar mana yang ingin diikutinya sampai ular naga habis.
Setelah itu, pagar yang memperoleh anak paling sedikit harus kejar-kejaran merebut anak paling belakang pagar lainnya. Namun tidak boleh ada yang lepas dari pegangan di pundak satu sama lain.
2. Petak Umpet
Permainan ini mengharuskan para pemain bersembunyi dari satu pemain yang berjaga, kemudian yang berjaga harus menemukan pemain lain yang bersembunyi hingga orang pertama ditemukan dianggap kalah dan menggantikan untuk berjaga.
Permainan ini mengingatkan kepada kehidupan dan kematian. Pemain yang bersembunyi dan ditemukan seperti manusia yang akan dijemput oleh tuhan yang maha esa.
3. Gobak Sodor
Permainan yang membutuhkan dua tim dalam prosesnya. Di mana satu tim akan bertugas untuk mencegah tim lain melewati daerahnya dan tim lainnya akan berusaha untuk melewati tim yang menghadang.
Permainan ini mengajarkan kerjasama tim kepada anak untuk mencapai tujuan bersama dan melihat peluang dari berbagai sisi.
4. Egrang
Bermain egrang cukup membutuhkan keberanian dikarenakan dimainkan dengan berjalan di ketinggian dengan menapakan kaki pada dua buah bambu yang berukuran sama besar dan harus bisa menjaga keseimbangan, kira-kira dua sampai tiga meter dengan pijakan yang sama tinggi pada masing-masing bambu.
Cara memainkanya cukup menaikan kedua kaki sembari kedua tangan berpegangan pada gagang egrang. Untuk menentukan pemenangnya dia yang lebih dulu mencapai garis finis dengan egrang.
5. Hompimpa / Gambreng
Hompimpa atau gambreng dilakukan untuk mengawali berbagai permainan lainnya. Dalam budaya Jawa, hompimpa dilakukan sembari mengucapkan kalimat "Hompimpa alaium gambreng".
Sementara dalam budaya Betawi, hompimpa diucapkan dengan kalimat "Hompimpa alaium gambreng, Mpok Ipah pakai baju rombeng". Inilah mengapa hompimpa sering disebut juga dengan permainan gambreng.
Permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang dan secara serentak. Hompimpa diucapkan ketika tangan berhimpitan sambil mengepakan tangan dengan membalikan telapak dan punggung tangan, warna tangan yang paling sedikit ialah pemenang.
6. Lompat Tali
Dimainkan dengan menggunakan sambungan karet gelang yang dibentuk menjadi tali panjang sebagai media utamanya, cara memainkanya adalah melompati tali yang sudah terbentang dipegang oleh dua orang pemain lawan.
Jika pemain bisa melompati tali, maka tali akan dibentangkan dengan semakin tinggi dan naik ke level berikutnya dengan posisi tali mulai dari mata kaki hingga di atas kepala.
Permainan ini mengajarkan kepada anak untuk mengatasi rintangan yang bisa datang dari arah mana saja dan posisi yang berbeda-beda tetapi masalah tersebut harus dilompati.
7. Anjang - Anjangan
Permainan ini seperti bermain peran seolah menirukan orang yang berumah tangga dan biasanya dimainkan oleh perempuan, namun tidak menutup kemungkinan anak laki-laki juga bisa ikut bermain.
Bermain anjang-anjangan bisa dilakukan di dalam ruangan maupun diluar ruangan, didahului dengan menentukan tema anjang-anjangan dan menata peralatan yang sesuai dengan tema, permainan berlangsung secara spontan.
8. Sondah/Engklek
Permainan yang membutuhkan ketahanan fisik dan tempat yang cukup luas sehingga biasanya dimainkan di jalanan sepi atau di lapangan.
Jika ingin bermain terlebih dahulu harus menggambar bentuk kotak-kotak dengan kapur jika di permukaan yang bisa tergores kapur berbeda dengan di lapangan digoreskan garis menggunakan ranting.
Kotak-kotak tersebut akan dilewati dengan cara melompat dan pemenangnya adalah orang yang sudah menyelesaikan satu putaran dan berhak melempar pertama batu, genteng atau koin milikinya ke kotak selanjutnya.
Kotak yang terdapat batu di dalamnya akan dijadikan rumah dan tidak boleh dilompati oleh pemain lain. Dari permainan ini anak-anak bisa belajar untuk menghargai kerja keras orang lain dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi.
9. Congklak
Permainan ini menggunakan papan memanjang sebagai media utama dengan cekungan bulat di sisi kanan dan kiri, di bagian ujung papan tersebut terdapat lubang yang lebih besar dengan sebutan lumbung untuk menampung biji yang sudah dikumpulkan.
Congklak biasanya dimainkan oleh dua orang dan yang menang dalam permainan ini adalah dia yang mengumpulkan biji paling banyak di lumbung. Permainan ini mengajarkan anak untuk bisa menjaga apa yang ia punya.
10. Injit-injit Semut
Permainan yang bisa diikuti oleh dua orang atau lebih ini akan menyatukan kebersamaan dan kasih sayang antar pemain, serta menjadi hiburan untuk anak-anak tersebut.
Cara memainkanya semua pemain duduk di lantai membentuk lingkaran. Tangan para pemain saling bertumbuk sambil mencubit tangan pemain yang ada di bawahnya.
Tangan yang saling mencubit dan berbaris rapi ke atas digoyang-goyangkan ke atas dan ke bawah sambil menyanyikan lagu "Injit-injit semut, siapa sakit naik ke atas." Tangan yang paling bawah bisa naik ke atas. Begitu seterusnya.
(tey/tey)