Musuh Dalam Selimut Damkar Bandung itu Bernama Hydrant

Musuh Dalam Selimut Damkar Bandung itu Bernama Hydrant

Wisma Putra - detikJabar
Rabu, 14 Jun 2023 11:00 WIB
Salah satu titik hydrant di Kota Bandung yang masih berfungsi dengan baik.
Salah satu titik hydrant di Kota Bandung yang masih berfungsi dengan baik (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung - Proses pemadaman kebakaran ruko yang ada di kawasan Pasar Caringin, Kota Bandung sempat terhambat akibat jauhnya sumber air. Petugas pemadam kebakaran sempat kewalahan dengan kondisi tersebut, sebelum akhirnya bisa mengalahkan amukan api.

Selain itu, lalu lintas dari sumber air menuju Pasar Caringin cukup padat, sehingga mobil pemadam kebakaran yang mengangkut air lalu lintasnya tidak lancar.

Hal tersebut diakui Kadiskar PB Kota Bandung Gungun Sumaryana. Pihaknya akan bersurat kepada PDAM Tirtawening agar aliran air di objek-objek vital seperti Pasar dialiri air. Pasalnya hydrant yang ada di Pasar Caringin tidak berfungsi karena tidak ada debit airnya.

"Pelajaran dari kejadian kemarin hydrant ada tapi tidak terkoneksi dan tidak ada debit air," kata Gungun di Bandung, Rabu (14/6/2023).

"Kemarin nggak ada airnya yang biru dekat dengan titik kebakaran ada disamping tapi enggak ada debit airnya, makannya nanti kita akan bersurat kepada PDAM agar debit air ke titik-titik objek vital disuplai lah," tambahnya.

Menurutnya, saluran air di pasar tersebut tersedia. Hanya saja tidak ada air yang mengalir.

"Bukan nggak ada jalur, tapi kan PDAM lebih mementingkan air untuk konsumsi, inikan air baku yang diperuntukkan untuk konsumsi. Makannya kita bersurat minimal prioritas mana saja, pasar atau sekitar rumah sakit kita optimalkan," ungkapnya.

Petugas sempat membawa air dari hydrant yang ada di Lewipanjang, namun debitnya kecil dan hanya dapat diambil beberapa kali saja. "Leuwipanjang sempat dipakai beberapa kali, cuman tidak beberapa lama, berarti betul debit air (masalahnya)," tambah Gungun.

Begitupan saat Diskar PB Kota Bandung lakukan pemadaman kebakaran yang terjadi di RSUD Bandung Kiwari beberapa waktu lalu. Karena tidak ada sumber air, petugas harus membawa air ke titik air terdekat seperti di Pasar Kordon atau Jalan Supratman.

"Itu hydrant sama nggak bisa dimanfaatkan (RSUD Bandung Kiwari), kita ambil di Pasar Kordon. Itu sama debit air, ada saluran tapi nggak ada airnya," tuturnya.

Hanya Ada 5 Titik Hydrant yang Berfungsi

Gungun menuturkan, titik hydrant yang berfungsi baik hanya ada di lima di Kota Bandung. Padahal PDAM mengklaim ada 900 titik hydrant di Kota Bandung.

"Titik ada 900-an kata PDAM, tapi daftar di kita ada 200, memang yang efektif ada 5 titik di antaranya di Dago, Supratman dan Kordon. Supratman ada dua titik, Dago juga dua titik, tapi Kordon masih kuat biasa debitnya gede," tuturnya.

Gungun juga menyebut, jika katup di hydrant yang ada di Jalan Supratman salah satunya alami kerusakan. Sehingga dari dua tempat pengisian air, hanya satu yang bisa digunakan.

Karena kewenangan yang mengganti katup adalah PDAM pihaknya juga bakal bersurat terkait kerusakan itu. "Kita sudah cek juga yang di Supratman katup untuk nyambung ke mobil yang satu sudah patah. Inikan kita harus bersurat lagi supaya biar datang mobil langsung bisa ngisi dua," tuturnya.

Dengan kondisi tersebut, pihaknya kerap memanfaatkan aliran air sungai atau bak-bak penampungan saat melakukan penanganan kebakaran.

"Ambil air di bak penampungan atau dari sungai, tapi lihat aliran sungai kalau kecil nggak bisa, kalau dipaksakan malah lumpurnya kesedot," pungkasnya. (wip/mso)



Hide Ads