Viral Bocah Sukabumi Tertimpa Timbangan Posyandu hingga Kepala Bocor

Viral Bocah Sukabumi Tertimpa Timbangan Posyandu hingga Kepala Bocor

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 13 Jun 2023 22:23 WIB
Ilustrasi anak dirawat di rumah sakit
Ilustrasi anak dirawat (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff)
Sukabumi -

Khadijah Ghania Adhwa (4) seorang balita asal Baros, Kota Sukabumi, tertimpa timbangan di posyandu yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Peristiwa ini terjadi karena tali timbangan besi copot saat korban hendak ditimbang. Peristiwa itu pun viral di media sosial.

Dilihat detikJabar, video peristiwa itu diunggah oleh akun Instagram dengan nama @zenamj_ yang tak lain adalah ibu korban, Zena Miftahun Jannah (25). Dalam video itu ia mengungkapkan kekecewaannya atas pelayanan kesehatan di posyandu.

"Surat pengaduan terbuka atas tragedi anak saya tertimpa timbangan dacin di bagian kepala sampai bocor dan dijahit tanggal 24 Mei 2023 di Posyandu Delima 14 Baros, Kota Sukabumi," ucap Zena saat mengawali postingan videonya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikJabar pun mengkonfirmasi kejadian tersebut. Zena membenarkan, jika kejadian itu menimpa anak pertamanya pada 24 Mei 2023 lalu. Kedua anaknya mendatangi posyandu karena ajakan oleh ketua posyandu setempat.

"Saya berangkat memutuskan bawa anak ke posyandu di jam 10.30 WIB. Pas datang sudah nggak ada siapa-siapa, sudah nggak ada Ibu Balita jadi hanya ada petugas posyandu dan Lurah karena kebetulan mau ada pemilihan Ketua Posyandu," kata Zena, Selasa (13/6/2023).

ADVERTISEMENT

Saat itu dia membawa kedua anaknya yang pertama berusia 4 tahun 8 bulan dan anak keduanya berusia 1 tahun. Pemeriksaan pertama dilakukan pada anak keduanya dengan menggunakan timbangan dacin dan timbangan digital.

"Waktu saya simpan anak saya di timbangan digital khusus bayi itu saya nggak lihat anak saya yang pertama itu jatuhnya bagaimana cuman anak saya memang disuruh sama bagian posyandunya duduk di timbangan dacin. Posisi memang seperti ayunan dan dia diam nggak berontak anaknya jadi anteng," ujarnya.

Tiba-tiba saja ia mendengar suara anaknya jatuh ke lantai karena timbangan dacin itu putus. Dia melihat timbangan yang berbentuk besi sudah berada di atas perut sang anak. Awalnya ia tak mengira timbangan itu akan menimpa kepala anaknya namun lama-kelamaan darah menembus jilbab yang digunakan Khadijah, anak pertama Zena.

"Anak saya kan masih diam, kaget. Kan anak saya pakai kerudung, di kerudungnya itu langsung berdarah banyak, saya kaget. Saya buka ternyata darahnya sudah banyak banget di situ langsung dari pihak nakesnya ngambil tisu untuk nahan luka kepalanya dan langsung bawa ke puskesmas," ungkapnya.

Zena dan suaminya tak pikir panjang langsung melarikan Khadijah ke Puskesmas Baros dengan menggunakan sepeda motor. Anaknya pun mendapatkan perawatan pertama di IGD Puskesmas Baros dan mendapatkan dua jahitan di kepala.

Atas peristiwa tersebut, dirinya mengaku kecewa terhadap pelayanan posyandu. Terlebih timbangan dacin tak sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan. Pihak posyandu pun, kata dia, terkesan acuh tak acuh terhadap musibah yang dialami anaknya.

"Saya sakit hati, sangat sakit hati. Mereka belum ada iktikad baik untuk datang ke rumah dengan alasan 'punya kesibukan masing-masing atau belum ada waktunya' berarti anak saya tidak diutamakan atas tragedi kepala anak saya bocor akibat timbangan dacin di posyandu," katanya.

Kondisi sang anak pun masih belum stabil usai tragedi tersebut. Menurutnya, sang anak masih sering mengeluhkan sakit kepala dengan panas yang naik turun. Dia pun kesulitan mendapatkan surat rujukan untuk melakukan CT Scan ke rumah sakit unit daerah.

"Anak saya panasnya naik turun, selalu mengeluh sakit di bagian kepala, uring-uringan rewel, tidur tidak nyenyak. Hak anak saya untuk kesembuhan dan keselamatan di masa depan belum terlaksana. Kekhawatiran saya sebagai ibunya sampai sekarang masih terbayang-bayang," lirihnya.

Dia berharap, pemerintah serius dalam menangani kasus yang menimpa anaknya. Dia tak ingin kasus jatuhnya timbangan dacin ini menimpa anak lain hingga harus kehilangan nyawa.

"Masa harus ada anak yang meninggal dulu baru ditangani dengan serius," tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Dini Maryani belum memberikan tanggapan mengenai kasus ini. Pihaknya menyebut akan memberikan tanggapan tertulis kepada awak media. "Mangga kami siapkan (tanggapan) tertulis saja ya, nanti kita kirim," ucapnya melalui pesan singkat.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads