Peninggalan merek kecap Sie Wie Bo (1901) turut menghiasi ruang pameran bertajuk Pameran Koleksi Kecap Nusantara-Rasa Lestari yang digelar di Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Sumedang.
Merek kecap itu konon merupakan favorit dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno. Hal itu sebagaimana keterangan yang dipampangkan dalam salah satu koleksi dari pameran tersebut.
Di sana tertulis bahwa kecap Sie Wie Bo adalah kecap asal Blitar yang sudah ada dari sejak 1901. Kecap Sie Wie Bo merupakan kecap favorit Presiden Pertama Republik Indonesia. Pada Mei 2023, generasi keempat dari pemilik kecap tersebut meninggal dunia dan tidak ada lagi yang meneruskan dalam memproduksi kecap tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa barang peninggalan dari kecap Sie Wie Bo yang dipamerkan di sana di antaranya label merek kecap Sie Wie Bo, cetakan label Ketjap Djago-Sie Wie Bo Blitar, cap foto wajah yang digunakan pada lebal kecap Sie Wie Bo dan botol kaca dengan logo embos berbentuk ayam jago Sie Wie Bo.
Dari label kecap peninggalannya, di sana tertulis bahwa kecap Sie Wie Bo diolah secara tradisional tanpa campuran bahan kimia. Komposisi bahannya terdiri dari gula kelapa, kacang kedelai, garam dan rempah-rempah alami. Hal inilah yang konon membuat kecap ini mempunyai cita rasa yang khas dan banyak mengandung protein.
![]() |
Penggagas Pameran Koleksi Kecap Nusantara, Hardian Eko Nurseto (39) mengatakan, dari 150 koleksi kecap botol yang dipamerkan, merek kecap paling tua yang ditampilkan adalah milik perusahaan kecap Sie Wie Bo pada 1901.
"Kecap yang dipamerkan termasuk baru semua ya, hasil koleksi saya dari tahun 2018. Tapi kalau bicara merek paling tua yang ditampilkan saat ini adalah merek Sie Wie Bo pada 1901," ungkap Hardian kepada detikJabar di lokasi pameran.
Keterangan soal kecap Sie Wie Bo merupakan salah satu kecap favorit dari Presiden Soekarno seperti yang terpampang di ruang pameran, dikatakan Hardian, informasi itu diperoleh dari salah satu kliping yang didapatnya dari postingan salah seorang di grup facebook bertajuk Blitar tempo dulu.
"Jadi di salah satu grup facebook ada orang yang hobi mengoleksi barang-barang antik dan di sana ada sebuah kliping dan dalam kliping itu Presiden Soekarno bilang 'saya paling suka kecap ya kecap Blitar' seperti itu," terang Hardian.
Hardian melanjutkan, sementara pameran kecap yang digelar sendiri merupakan koleksi pribadi dengan beberapa di antaranya milik kolektor lain.
"Pameran kecap botol ini adalah koleksi pribadi saya yang beberapa di antaranya adalah milik kolektor lain yang berasal dari Solo," terangnya.
Kecap yang dipamerkan merupakan jenis kecap manis yang kebanyakan berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Selain itu kecap yang ditampilkan juga ada yang dari Manado, Padang, Pontianak, Singkawang, Bali, Lombok dan daerah lainnya," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, ia pun mengungkapkan awal mula ketertarikannya dalam mengoleksi berbagai merek kecap botol.
"Sebagai food anthropologist yang hobi jalan-jalan, suka meneliti kuliner dari berbagai daerah. Kemudian pas lagi muter-muter selalu menemukan kecap, lalu saya beli dan saya bawa pulang dan lama kelamaan jadi koleksian yang banyak," paparnya.
"Kemudian kaitannya dengan riset, saya juga meneliti tentang sejarah kecap manis di Indonesia. Jadi kita telusuri sejarahnya lalu ditampilkan dalam konten-konten digital di sini," ujarnya menambahkan.
Hadian berharap dengan digelarnya pameran di lingkungan kampus dapat menambah nilai edukasi tentang wawasan akan keragaman kecap nusantara baik bagi civitas akademika maupun masyarakat umum.
"Dari pameran ini diharapkan civitas akademika dan masyarakat umum jadi tahu tentang sejarah-sejarah kecap yang ada di Indonesia," tuturnya.
(mso/mso)