Perlawanan Bocah Korban Perundungan di Bandung

Round-Up

Perlawanan Bocah Korban Perundungan di Bandung

Rifat Alhamidi - detikJabar
Sabtu, 10 Jun 2023 08:30 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying (Foto: Thinkstock)
Bandung -

Aksi perundungan sesama pelajar SMP di Kota Bandung memantik perhatian. Seketika, videonya langsung tersebar dan viral di media sosial sekaligus mengundang rasa miris bagi siapapun yang melihatnya.

Video aksi perundungan itu disebarkan salah satu akun Instagram @kitasemuaadalahpenolong. Terlihat seorang remaja berulang kali dipukul dan ditendang oleh sejumlah orang yang masih sebaya dengannya.

Dalam videonya, akun itu menarasikan aksi perundungan tersebut dilakukan sejumlah pelajar SMP di wilayah Cicendo, Kota Bandung. Video itu sendiri disinyalir direkam oleh rekan pelajar SMP yang turut ikut melakukan perundungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para pelaku perundungan masih duduk di kelas SMP dan ada juga yang masih SD. Mau jadi apa negara kita kalau penerusnya seperti ini?," tulis akan tersebut.

Yang memilukan, meski sudah terpojok, empat remaja yang mengenakan baju kuning, hitam, putih dan coklat itu tetap tega mendaratkan pukulan hingga tendangan ke arah wajah korban. Setelah puas, remaja lain yang sepertinya merupakan teman korban kemudian diseret mendekat dan tak luput dari aksi penganiayaan.

ADVERTISEMENT

Meski sudah terlihat tak berdaya, korban masih saja dipukul dan ditendang oleh beberapa orang yang terlihat sebaya dengannya. Sampai akhirnya, korban secara bergantian ditonjok dan ditendang saat posisinya sudah bisa berdiri oleh beberapa orang.

Saat pertama kali video itu mencuat di media sosial, Plh Kapolsek Cicendo AKP I Wayan Mirasni membenarkan aksi perundungan itu. Namun menurutnya, para pelaku dan korbannya sudah dimediasi secara kekeluargaan.

"Itu teh sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Udah ada si anaknya juga, Senin-Kamis teh suruh wajib lapor," katanya saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (8/6/2023) malam.

Meski sudah dimediasi dan diselesaikan secara kekeluargaan, namun ternyata, para pelaku aksi perundungan tidak terima setelah korban melapor ke polisi. Korban kemudian didatangi para pelaku tadi ke sekolahnya yang disinyalir kembali mengintimidasi korban.

"Ini videonya kejadian yang pertama, jadi setelah video itu sempat dimediasi. Cuma kejadian yang kedua, (korban) didatangin ke sekolah, tapi enggak ada videonya. Untuk motifnya sedang didalami," ungkapnya.

I Wayan pun memastikan akan memanggil kembali para pelaku perundungan tersebut. Untuk efek jera, ia berencana menahan para pelakunya selama 1X24 jam supaya mereka tidak mengulangi lagi aksi tersebut.

"Nanti mau dipanggil lagi semua keluarganya, mungkin nanti dikasih efek jera lah 1x24 jam ditahan dulu. Ini soalnya anak di bawah umur yah, nanti kita upayanya saya mohon waktu dulu," tuturnya.

Setelah itu, polisi kemudian turun tangan. Setidaknya, ada 10 anak yang sudah diperiksa untuk dimintai keterangan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, para pelaku perundungan itu sudah mulai diperiksa pada Kamis (8/6) malam. Pemeriksaan dilakukan dengan didampingi orang tua masing-masing pelaku.

"Sampai saat ini masih kita lakukan pemeriksaan, prosesnya masih berjalan," kata Budi saat dihubungi wartawan melalui pesan singkat WhatsApp, Jumat (9/6/2023).

Terkini, orang tua korban resmi melaporkan sejumlah pelajar yang diduga menjadi pelakunya ke Unit Perlingan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung. Sebanyak 11 orang dilaporkan setelah diduga melakukan aksi perundungan.

"Kami sepakat untuk membuat laporan ke Polrestabes supaya kasus ini jadi perhatian kita semua, terutama dunia pendidikan di Kota Bandung," kata kuasa hukum orang tua korban, Boyke Luthfiana Syahrir kepada wartawan, Jumat (9/6/2023).

Boy mengatakan, berdasarkan keterangan dari korban, kasus ini awalnya dipicu ketersinggungan. Ada 3 pelaku dari 11 pelajar yang melakukan perundungan diketahui murid satu sekolah dengan korban.

Sampai akhirnya, 3 pelaku tadi mengajak 8 rekannya untuk mendatangi kedua korbannya pada 2 Juni 2023. Lalu, terjadilah aksi perundungan yang sekarang videonya banyak tersebar di media sosial.

Sedianya, insiden itu kemudian sudah dimediasi dan kedua belah pihak telah dipertemukan. Namun menurutnya, proses mediasi tidak berjalan sesuai harapan.

Berdasarkan pengakuan ibu korban, kata Boy, orang tua para pelaku malah cuek dan tidak merasa bersalah atas ulah anak-anaknya yang melakukan aksi perundungan.

"Sehingga saya diminta orang tua korban ini untuk mendampingi proses laporan di kepolisian. Soalnya mereka menginginkan keadilan karena dari pihak pelaku ini cuek dan tidak merasa bersalah," ucapnya.

Bahkan Boy mengklaim, para pelaku kembali melakukan aksi perundungan sebanyak 2 kali terhadap korban meski sempat dimediasi polisi. Orang tua korban pun lalu sudah bulat membuat laporan dan memproses kasus ini ke ranah hukum.

"Berdasarkan kesepakatan, keluarga korban sudah bulat melapor untuk memberikan efek jera. Karena kalau ini terulang kembali, kita juga miris melihatnya," pungkasnya.

(ral/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads