Seluruh area pasar lama Banjaran saat ini telah ditutupi seng. Padahal di dalamnya masih banyak para pedagang yang menolak adanya revitalisasi tersebut.
Pantauan detikJabar di lokasi, pasar Banjaran saat ini telah dipasangi pembatas dengan menggunakan seng. Namun, beberapa pedagang yang melakukan penolakan tetap membuka pembatas tersebut.
Para pedagang tetap berjualan dengan kondisi tampak depannya ditutupi pembatas seng. Mereka tetap enggan untuk dipindahkan ke Tempat Pedagang Berjualan Sementara (TPBS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah Seorang Pedagang Pasar Banjaran, Dani Ali mengatakan, apa yang dilakukan Pemkab Bandung adalah suatu upaya mematikan para pedagang pasar. Sehingga para pedagang dipaksa untuk pindah ke TPBS.
"Ini usaha mematikan aktivitas jualan di pasar yang lama. Kami berasumsi ini merupakan intimidasi secara psikoligis. Padahal kami di dalam masih berjualan," ujar Dani, saat ditemui detikJabar, Kamis (8/6/2023).
Pihaknya menyebutkan, masalah ini masih dalam persidangan di PTUN Bandung. Makanya para pedagang meminta Pemkab Bandung untuk tidak melakukan apapun terhadap para pedagang.
"Ini merupakan adanya tindakan ketidakadilan, soalnya kan masih proses sidang PTUN. Apalagi ini masih status quo. Ya jelas gak bisa lah seharusnya memaksakan kami untuk pindah," katanya.
Dani mengungkapkan para pedagang telah pehilangan omsetnya dengan adanya penutupan seng tersebut. Pasalnya pembeli banyak yang mengira pasar telah tutup.
"Ya kami kehilangan omset, masyarakat yang mau beli juga menyangka pasar sudah tutup. Padahal mah ini masih ada. Seolah mematikan usaha kami," jelasnya.
Sementara itu, pedagang ayam potong, Santini (24) mengaku, sedih saat di depan jongkonya dilakukan pembatasan dengan menggunakan seng. Apalagi itu dilakukan dengan tiba-tiba.
"Jadi pas siangnya bupati datang, seakan baik-baik aja, nanyain harga, ada yang dibeli dagangannya, manis we semuanya. Pas bupati pergi, langsung gak lama dipasangi seng ini," kata Santini, saat ditemui di jongkonya.
Santini menambahkan para pedagang saat ini pada trauma. Terutama para pedagang yang telah lanjut usia.
"Otomatis semuanya pada trauma lah. Apalagi para pedagang yang udah lanjut usia. Mereka pada panik aja. Soalnya kita lagi jualan, tiba-tiba dipasang aja, gak punten, gak apa, langsung aja dipasang," tegasnya.
(mso/mso)