Presiden Soekarno pernah mengguncang Kota Sukabumi, Jabar. Soekarno kala itu berpidato menggunakan bahasa Sunda.
Soekarno kala itu disambut antusias rakyat Sukabumi. Soekarno telah menjabat sebagai presiden. Ia berkunjung ke Lapang Merdeka, Sukabumi pada 1 Maret 1951. Panas terik menghantam agenda kunjungan presiden pertama itu.
Namun, teriknya cuaca tak menyurutkan antusias rakyat untuk bertemu dengan Soekarno. Animo warga tetap tinggi. Mereka dengan seksama mendengar pidato Soekarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soekarno tentu melebur dengan rakyat. Ia mengenakan bahasa rakyat Sukabumi, yakni Sunda. Pidato yang ia sampaikan pun dimengerti rakyat Sukabumi.
Soekarno memang bukan orang Sunda. Namun, tanah Pasundan tentunya menjadi bagian dari hidupnya. Presiden pertama itu pernah menimba ilmu pendidikan perguruan tinggi di ITB Bandung, dan memiliki kekasih Inggit Garnasih. Perempuan Bandung yang membantu Soekarno saat dipenjara di Banceuy.
Langkah Bung Karno dijaga oleh anggota TNI. Sesekali ia melambaikan tangan untuk menyapa rakyat Sukabumi. Pidato Soekarno mendapat sorakan, terlebih saat masyarakat mendengar Soekarno menggunakan bahasa Sunda. "Bung Karno memang dikenal mempunyai kemampuan banyak bahasa, salah satunya bahasa Sunda," kata Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah saat ditemui detikJabar.
Baca juga: Bakal Ada Monumen Sukarno di Kota Bandung |
Rakyat Sukabumi kala itu memenuhi seisi lapangan. Spanduk dukungan untuk Irian Barat pun dibentangkan, mendesak agar harga komoditi turun, dan peningkatan keamanan.
"Di hadapan ribuan masyarakat Sukabumi Bung Karno dengan lantangnya mengingatkan akan kemerdekaan yang telah dicapai melalui pertanyaan-pertanyaan orasinya. Beliau menyatakan bawa Irian Barat akan kembali ke pangkuan republik Indonesia pada tanggal 1 Januari 1952 asalkan masyarakat Sukabumi benar-benar bersatu, bukan hanya keinginan saja, tetapi juga kesatuan dalam perbuatan," ungkapnya.
Di hadapan rakyatnya, Bung Karno menjelaskan soal kesulitan dihadapi Indonesia yang baru merdeka. Termasuk soal harga beras. Kunjungannya itu merupakan yang pertama di Sukabumi.
Setelah kunjungan tersebut, Bung Karno juga berkunjung lagi ke Sukabumi untuk melaksanakan Salat Iduladha di Lapang Merdeka.
Media Belanda bernama Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode menuliskan lengkap pidato Soekarno dalam bahasa Sunda. Akan tetapi, media Belanda menulis pidato Soekarno tersebut dalam bahasa Belanda, berikut isi pidato Soekarno yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
"Kami lebih beruntung dari India, yang harus dibantu dengan 2 juta ton gabah dari Amerika Serikat. Meskipun kami harus mengencangkan ikat pinggang kami, tidak ada masalah kelaparan di antara kami," kata Soekarno.
Usai pidato tersebut, Presiden Sukarno kembali memberikan pidato kepada para pemuda Sukabumi yang memberikan penghormatan kepadanya. Kepada pemuda, Bung Karno mengatakan bahwa bangsa tanpa cita-cita akan binasa.
"Gantungkan (cita-cita) pada bintang. Jangan jadi parasit, terserah kalian para pemuda, untuk memproklamasikan bendera Indonesia ke seluruh dunia," kata Soekarno.
Pada sore harinya, rombongan Presiden pun mengunjungi pameran produk industri dan pertanian. Keesokan harinya, ia mengunjungi PLTA Ubrug, Pelabuhan Ratu dan Karang Hawu.
(Sudirman Wamad/tya)