Kucing oren mendapat julukan ras kucing paling kuat alias premannya kucing. Kelakuannya yang kerap menjahili dan tak memiliki rasa takut jadi
Banyak yang menyebut jika kucing oren pasti berjenis kelamin jantan. Benarkah begitu?
Dikutip dari detikEdu, asumsi tersebut kemungkinan besar memang benar. Kebanyakan kucing oren berjenis kelamin jantan. Simak penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mamalia memiliki dua kromosom untuk menentukan jenis kelamin mereka. Ada kromosom XX untuk betina dan XY untuk laki-laki.
Namun, ada sejumlah kromosom tambahan yang juga bervariasi tergantung spesiesnya, seperti dikatakan Dr Robert Grahn, analis forensik di laboratorium genetika hewan, University of California.
"Kromosom-kromosom tambahan ini mengandung gen yang mempengaruhi warna, motif, bentuk, dan panjang bulu," kata Grahm, dikutip dari bechewy.
"Dikarenakan gen untuk jenis kelamin dan warna bulu terletak di kromosom yang berbeda, maka juga diwariskan secara terpisah satu sama lain," ungkapnya.
"Jadi, tidak ada warna yang diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu, kecuali pada kucing dan hamster," imbuhnya lagi.
Maka dari itulah, warna bulu kucing berkaitan erat dengan jenis kelaminnya.
Meski demikian, alam tidak serta merta kaku, termasuk soal warna bulu kucing. Sebagian kecil kucing oren adalah betina.
Kromosom Kucing Jantan & Betina
Kucing apa pun itu, baik kucing oren, calico, hitam, tortoiseshell, atau yang lainnya, warna bulunya didapat dari dua warna dominan, yakni hitam dan merah.
Kedua warna tersebut kemudian bermutasi menjadi berbagai warna berbeda. Hitam menjadi cokelat, cinnamon, dan sebagainya. Sementara, warna merah yang ditentukan dengan gen oranye, bisa menjadi warna krem.
Gen warna merah dan hitam pada kucing didapat dari kromosom X. Menurut asisten profesor genetik di School of Veterinary Medicine at Tufts University, Dr Jerold Bell, kromosom X dan kromosom Y pada jantan, menentukan jenis kelamin.
"Mereka sebenarnya alel, artinya mereka adalah dua variasi gen yang sama di satu lokasi pada kromosom," ujar Bell. Sehingga, sebuah kromosom X dapat berisi gen rambut hitam atau gen rambut oranye, tetapi tidak keduanya.
"Satu alel akan menghasilkan warna oranye. Alel ini akan menutupi semua warna lain, kecuali putih," tambah direktur medis Best Friends Animal Society di Kanab, Utah.
"Alel lain akan menghasilkan warna non oranye. Alel ini bersifat resesif dan memungkinkan ekspresi warna non oranye, biasanya hitam," imbuhnya.
Kucing jantan biasanya hanya membawa satu kromosom X, sehingga warnanya bisa hitam atau oranye atau variasi lain berdasarkan lokasi gen alinnya. Namun, tidak bisa memiliki warna rambut hitam dan oranye pada saat bersamaan.
Sementara, ekstra kromosom X memungkinkan kucing betina memiliki gen hitam dan oranye bersamaan, kata Bell.
Benarkah Semua Kucing Oren Jantan?
Bell menjelaskan, sekitar 81 persen kucing oranye adalah jantan. Sementara, kucing betina akan mewarisi bulu oranye hanya jika mereka membawa gen oranye di kedua kromosom X.
"Karena frekuensi gen oranye jauh lebih sedikit daripada frekuensi gen hitam pada populasi kucing pada umumnya, kemungkinan memiliki dua gen oranye jauh lebih jarang. Ini membuat kucing oranye jantan lebih sering daripada betina oranye," papar Bell.
Ditambahkan oleh Konecny, jika seekor induk kucing berwarna oranye, anak jantan mereka akan menjadi oranye, tak peduli apa pun warna bapaknya.
Sementara, jika seekor induk kucing berwarna campuran hitam, putih, dan oranye, maka separuh dari anak jantan mereka menjadi oranye dan separuhnya lagi hitam.
Supaya memperoleh anak kucing betina berwarna oranye, ayah dan ibunya harus oranye. Jika induknya campuran hitam, putih, dan oranye dan ayahnya oranye, maka separuh dari anak kucing betina akan berwarna oranye.
Tulisan ini sebelumnya telah tayang di detikEdu dengan judul "Apakah Semua Kucing Oren adalah Jantan? Begini Faktanya". Baca artikel aslinya di sini.
(tya/tey)