Mengerikan! Ini Kondisi Bumi Jika Dihantam Asteroid

Kabar Internasional

Mengerikan! Ini Kondisi Bumi Jika Dihantam Asteroid

Tim detikEdu - detikJabar
Senin, 29 Mei 2023 13:00 WIB
Dramatic apocalyptic background - burning and exploding planet Earth, hell, asteroid impact, glowing horizon. Elements of this image furnished by NASA
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ig0rZh)
Jakarta -

Selama ini gambaran manusia tentang kondisi asteroid atau benda langit menghantam bumi hanya tersaji di film-film fiksi ilmiah, sebut saja Armageddon dan Deep Impact. Tapi asteroid yang menabrak Bumi bukan hanya barang fiksi ilmiah, tapi juga fakta ilmiah.

Dilansir detikEdu, sebuah penelitian akhir-akhir ini mengungkapkan bawa dalam 1.000 tahun ke depan, Bumi tidak akan hancur oleh hantaman asteroid.

Studi yang dipimpin oleh Oscar Fuentes-Munoz dari University of Colorado Boulder mencatat bahwa mereka tidak menemukan adanya asteroid berukuran satu kilometer (0,6 mil) yang akan mendekati Bumi dan menimbulkan tabrakan. "Ini merupakan kabar baik," ujar Oscar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Live Science, sebuah asteroid berdiameter sekitar 0,6 mil memang jauh lebih kecil dari asteroid yang memusnahkan dinosaurus, yang diperkirakan berdiameter sekitar 6,2 mil (10 km).

Tetapi asteroid selebar 0,6 mil (1 km) yang diamati ilmuwan, masih bisa menyebabkan kehancuran skala benua, bahkan berpotensi membunuh ratusan juta orang menurut Global Challenges Foundation.

ADVERTISEMENT

Untuk mengetahui keberadaan sebuah asteroid itu, NASA mencari sekitar 962 objek yang mewakili 95% bebatuan luar angkasa yang melintasi Bumi.

Ilmuwan menemukan bahwa asteroid sebesar itu (1 km) bisa saja menghantam Bumi sekitar tiap 600.000 tahun hingga 700.000 tahun.

Para peneliti menerapkan metode baru mencari tahu asteroid mana yang kemungkinan bisa menghantam Bumi. Mereka mencari tahu orbit mana yang bisa membawa asteroid mendekat ke Bumi dibanding jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan.

Mereka menemukan asteroid berdiameter sekitar 1,3 km yang dikenal dengan sebutan 1994 PC1. Objek berbahaya ini berpeluang 0,00151% mendekati orbit Bulan pada milenium berikutnya.

Faktanya, ilmuwan tetap tidak bisa meremehkan batuan asteroid yang lebih kecil, karena itu bisa berbahaya jika dalam skala geografis yang lebih kecil.

Contohnya adalah peristiwa Tunguska yang terjadi pada tahun 1908 dimana ledakan batuan antariksa berukuran 60 meter berhasil meratakan hutan Siberia yang seluas 2.150 km.

Kemudian, pada 2013, bola api yang lebih kecil, yang disebabkan oleh pecahan asteroid berdiameter sekitar 59 kaki (18 m), meledakkan jendela dan merusak bangunan di Chelyabinsk, Rusia, melukai hampir 1.500 orang.

Oleh karena itu, NASA tetap masih mencari tahu tentang asteroid yang kecil meski berukuran 140 m, yang diperkirakan mampu menghancurkan sebuah kota.

NASA menulisnya dalam sebuah katalog yang kini progresnya mencapai 40%. Penelitian kali ini diharapkan memberi kami informasi yang lebih lengkap.

Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads