Hari Amnesti Internasional 2023, Sejarah dan Asal-Usulnya di Indonesia

Hari Amnesti Internasional 2023, Sejarah dan Asal-Usulnya di Indonesia

Istawa Faqih Atthoriq - detikJabar
Jumat, 26 Mei 2023 21:00 WIB
Amnesti adalah salah satu istilah yang sering kita temui dalam dunia hukum. Amnesti adalah pengampunan atau penghapusan untuk pihak-pihak tertentu.
Ilustrasi amnesti. (Foto: detikcom/Dok.detikcom)
Bandung -

Hari Amnesti Internasional atau Amnesty International Day merupakan advokasi hak asasi manusia dan penyebaran pemahaman mengenai pelanggaran HAM yang selalu diperingati setiap tanggal 28 Mei.

Hari Amnesti Internasional mendorong semua kalangan baik itu ras, negara, bangsa, budaya untuk ikut terlibat dalam acara yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia (HAM).

Lalu apa itu Amnesti dan bagaimana sejarahnya ?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari amnesty.org, Amnesti Internasional merupakan organisasi international non- pemerintah yang menyuarakan serta mendukung gerakan HAM secara global. Organisasi ini bergerak dengan kampanye, advokasi, riset serta memobilisasi publik untuk mengakhiri segala pelanggaran hak asasi manusia, melindungi hak-hak yang terampas dan mengehentikan penyiksaan serta eksploitasi.

Selain itu, Amnesti Internasional juga melindungi serta memastikan advokasi hak untuk kebebasan berekspresi, berserikat dan berpendapat. Amnesti Internasional juga membahas mengenai hak-hak ekonomi, budaya, serta sosial.

ADVERTISEMENT

Sejarah Hari Amnesti Internasional

Dilansir dari amnesty.org, Amnesti Internasional pertama kali disuarakan pada tahun 1961 oleh seorang pengacara Inggris bernama Peter Benenson, pengacara tersebut tidak terima dan marah ketika dua mahasiswa Portugis ditangkap dan dipenjara hanya karena bersulang untuk merayakan kebebasan. Benenson akhirnya menulis artikel di surat kabar The Observer, yang berisikan seruan untuk bersatu melawan dan mengakhiri ketidakadilan.

Pada awal terbentuknya, Amnesti Internasional hanya berfokus untuk membebaskan tahanan politik. Namun setelah berdiri lebih dari 50 tahun, Amnesti bertranformasi besar dan beradaptasi dengan perubahan dunia yang lebih dinamis.

Amnesti mulai berkembang menjadi lebih luas dengan penegakan seluruh spektrum hak asasi manusia. Amnesti juga melindungi dan menyuarakan pemberdayaan masyarakat, menghapus hukuman mati, melindungi hak-hak seksual juga reproduksi, menghentikan diskriminasi dan membela hak pengungsi dan imigran.

Pada periode awal, Amesti hanya berbasis di London, namun kemudian setelah memperlebar dan bergerak secara dinamis Amnesti mulai mendirikan kantor pusat utama di kota-kota Afrika, Asia-Pasifik, Eropa Tengah, Eropa Timur, Amerika Latin, serta Timur Tengah. Kantor utama tersebut berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kampanye, komunikasi dan penyelidikan. Untuk memperkuat kinerja, Amnesti juga membangun kantor regional di lebih 70 negara.

Amnesti Internasional di Indonesia

Pada tahun 2017 Amnesti Indonesia didirikan dengan meluncurkan 9 Agenda HAM yang menjadi fokus Kampanyenya.

Berbagai tantangan HAM yang ada di Indonesia seperti sentimen yang ditunjukan terhadap minoritas agama, gender dan juga orientasi seksual menjadi consent Amnesti Internasional di Indonesia. Selain itu juga kriminalitas terhadap orang-orang yang menyampaikan pendapatnya secara damai dan berbagai pelanggaran hak lainnya.

Amnesti Internasional di Indonesia terus berkampanye dengan berkolaborasi bersama mitra serta partisipan publik, keluarga korban, organisasi serupa untuk meningkatkan penegakan HAM di Indonesia. Mereka mendesak para pihak yang bertanggung jawab terhadap HAM di Indonesia untuk dapat memenuhi HAM dan menuntut penyelesaian pelanggaran HAM.

Dikutip dari detikNews berikut kampanye isu prioritas di Indonesia

1. Penyempitan Ruang Kebebasan Sipil

Menurut Amnesti, kebebasan sipil di Indonesia semakin terancam. Ketika melakukan aktivitas dan kegiatan yang sah untuk mendorong penegakkan HAM, orang-orang ini mengalami represi, baik secara langsung maupun digital.

2. Akuntabilitas Aparat

Saat sedang melakukan aksi #ReformasiDikorupsi, 402 orang dikabarkan terluka akibat kekerasan oleh polisi. Beberapa faktor penyebab kekerasan aparat, yaitu peraturan nasional yang tidak memadai, situasi yang mengancam keamanan seperti kerusuhan atau konflik, dan impunitas, lalu diskriminasi yang sudah mengakar.

3. Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu

Berbagai korban pelanggaran HAM berat dan keluarganya di Indonesia masih menuntut penyelesaian kasusnya. Namun, proses pengusutan dan pengadilan HAM atas kasus-kasus yang sudah pernah diselenggarakan mandek dan tak terlihat adanya angin segar.

4. Pelanggaran HAM di Papua

Kasus pelanggaran HAM di Papua sudah menarik atensi masyarakat luar. Mereka mempertanyakan tindakan aparat keamanan Papua dan Papua Barat. Orang Asli Papua (OAP) melaporkan kekerasan oleh pasukan keamanan serta berbagai pembatasan pada kehidupan publik dan pribadi mereka.

Demikian sejarah dan asal-usul Hari Amnesti Internasional yang diperingati tanggal 28 Mei setiap tahunnya. Semoga bermanfaat !




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads