Tahapan Pemilihan Umum 2024 sudah mulai dilaksanakan, salah satunya pendaftaran pengajuan bakal calon anggota legislatif (DPRD). Banyak kalangan dan profesi yang mau mengubah nasib menjadi anggota dewan dengan modal nekat. Tak terkecuali seorang tukang parkir di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Dia adalah Fakhrizal Rismawan (41), seorang tukang parkir di depan bank dan minimarket di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Ciamis. Warga Panoongan, Kelurahan Ciamis ini, mendaftar caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) daerah pemilihan 1 yakni Ciamis, Cikoneng, Sadananya, dan Sindangkasih.
Ditemui di tempat tugasnya, Senin (22/5/2023), Fakhrizal mengaku modal nekat maju sebagai bacaleg. Tujuannya untuk memperjuangkan nasib kalangan bawah. Mulai dari tukang parkir, pedagang, ojek, becak, buruh, dan kalangan bawah lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya modal nekat saja, mudah-mudahan. Motivasi saya ingin maju untuk memperjuangkan kaum bawah. Saya sudah pernah merasakan," ungkapnya.
Fakhrizal pun mengaku telah menyiapkan strategi dan dana untuk kampanye agar meraih simpati masyarakat. Dana tersebut berasal dari tabungan menyisihkan dari parkir selama ini.
Meski terbatas, dana kampanye yang jumlahnya hanya jutaan itu cukup untuk membuat stiker dan alat peraga kampanye lainnya. Juga untuk kopi dan rokok sebagai bekal untuk silaturahmi.
"Kalau sudah ditetapkan jadi caleg, cara kampanye saya mungkin bersama dari yang lain tidak akan mengumpulkan orang. Intinya silaturahmi dengan pedagang, tukang ojek, parkir, ke relasi-relasi seperjuangan lainnya," ucap ayah tiga anak ini.
Fakhrizal mengaku keinginannnya nyaleg datang dari diri sendiri, tidak ada paksaan orang lain. Keluarga dan temannya pun mendukung Fakhrizal nyaleg.
Fakhrizal sudah menjadi tukang parkir selama 8 tahun. Sebelumnya, ia pernah merantau ke luar pulau untuk mengadu nasib, sebelum akhirnya kembali ke Ciamis.
Penghasilannya menjadi tukang parkir tidak menentu, tergantung banyaknya kendaraan parkir. Namun rata-rata ia membawa pulang Rp 100 ribu per hari. Uang itu ia pakai untuk keperluan keluarga dan sebagian ia tabung. Sebagai jaga-jaga apabila ada keperluan mendadak, salah satunya untuk nyaleg.
"Kalau pagi sampai sore jaga parkir di depan bank. Kalau sore sampai malam di depan mini market," kata Fakhrizal.
Ternyata Fakhrizal maju jadi caleg tidak hanya kali ini saja, pada Pemilu 2019 lalu juga pernah nyaleg namun dari Partai Perindo. Ia mengaku hanya mendapat ratusan suara, sedangkan yang dibutuhkan untuk terpilih harus meraih minimal 4.000 suara pribadi.
"Kalau terpilih sangat bersyukur Alhamdulillah. Tentunya saya tidak akan mengkhianati kepercayaan pemilih, sekuat tenaga akan berusaha untuk memberikan manfaat untuk masyarakat, terutama kaum termarjinalkan (bawah)," pungkasnya.
(orb/orb)