Perjalanan menuju Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, menjadi ujian berat bagi para biksu atau bhante. Dalam gelaran International Thundong tahun ini, mereka harus berjalan kaki menyusuri Jalur Pantura sembari menahan teriknya cuaca di siang hari.
Usai melanjutkan perjalanan dari Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu, rombongan biksu tersebut telah sampai di Vihara Dewi Welas Asih, Kota Cirebon. Mereka singgah sementara di sana.
Selain singgah di Kota Udang, puluhan biksu itu ternyata menyempatkan waktunya berkunjung ke salah satu objek wisata di Kabupaten Kuningan yang letaknya persis di lembah Gunung Ciremai. Namanya kawasan Bumi Perkemahan Ipukan, Palutungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Jumat (19/5/2023) siang, puluhan biksu itu tiba di Ipukan. Mereka berangkat dari Cirebon ke Kuningan menggunakan sebuah mobil. Momen ini terbilang unik, karena kunjungan tersebut menjadi pengalaman perdana bagi biksu asal Thailand dan beberapa negara lain untuk melihat pesona alam di lembah Gunung Ciremai.
Pantauan detikJabar di lokasi, sejumlah biksu tampak antusias berwisata di Ipukan. Sebagian besar memanfaatkan waktunya untuk bermeditasi. Khususnya saat mereka menginjakkan kaki pertama kali di sebuah curug di kawasan tersebut.
Rimbunnya pepohonan pinus disertai kondisi udara yang sejuk, membuat para biksu itu betah. Gestur tubuh mereka seakan menunjukkan kekhusyukan yang begitu dalam saat bermeditasi.
Beberapa biksu lainnya pun melakukan hal serupa. Tapi menariknya, mereka justru memakai sejumlah tempat swafoto untuk bermeditasi.
Kunjungan ke Ipukan ini bertujuan untuk melepas penat dan lelah para biksu. Apalagi sebelumnya mereka sudah berjalan kaki dengan jarak belasan kilometer. Singkatnya, rombongan tersebut tengah healing sembari memulihkan energi untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur.
"Kalau boleh saya bilang, kita lagi ngecas kaki. Sekali-sekali dong manusia juga ngecas. Baterai handphone saja selalu dicas," kata bhante Kantadhammo (52), kepada detikJabar, Jumat (19/5/2023).
Biksu asal Cirebon tersebut menjelaskan, kunjungan ke objek wisata Ipukan kali ini semata-mata untuk mencari udara segar. Dengan begitu, para bhante dapat rehat sejenak sekaligus menikmati pesona alam Gunung Ciremai.
Di samping itu, lanjut bhante Kantadhammo, keasrian hutan di Ipukan dapat menjadi pengalaman yang sulit dilupakan. Apalagi hutan tropis di Gunung Ciremai sangat berbeda jika dibandingkan dengan beberapa hutan di Thailand.
"Sebagian mereka hidup di hutan. Tapi hutan di sana dengan di sini berbeda. Kecuali di daerah Chamai. Bedanya di Thailand itu panas," ujar bhante Kantadhammo.
Kegiatan yang dilakukan para biksu di Ipukan, sambungnya, sangat beragam. Namun intinya, mereka diberikan waktu untuk bersenang-senang terlebih dahulu dengan menikmati cantiknya panorama yang tersaji di Ipukan.
Pria yang punya nama asli Wawan ini menyampaikan, setelah dari Cirebon rute menuju Candi Borobudur bakal terasa lebih berat. Sebab, mereka harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk sampai ke lokasi tujuan.
Oleh karena itu, berwisata di lembah Gunung Ciremai bisa menjadi obat melepas lelah. Udara segar di Ipukan, kata dia, membuat para biksu lebih siap untuk melanjutkan perjalanan.
"Setelah ke sini, wajah para biksu menjadi cerah. Lebih baik mereka happy dan santai dulu. Karena dari Cirebon ke Jawa Tengah itu rutenya paling berat," tuturnya.
Hal senada disampaikan biksu asal Malaysia, Maha Or. Menikmati udara segar di Ipukan terasa begitu berarti baginya. Menurutnya, keasrian hutan Gunung Ciremai masih cukup terjaga.
Dia mengaku mendapat energi tambahan setelah datang ke Ipukan. Ini artinya, biksu dari Malaysia tersebut sudah siap melanjutkan perjalanan lagi.
"Ada meditasi sedikit. Lebih menikmati suasana saja. Sangat enak sekali, sangat sejuk. Rasanya enak ada energi," ungkapnya.
Sejumlah biksu yang datang ke Ipukan juga sempat mengabadikan momen di sini. Mereka terlihat berswafoto dengan latar belakang hutan serta lembah Gunung Ciremai.
Usai berwisata di Kuningan, rombongan biksu tersebut kembali lagi ke Cirebon. Rencananya mereka akan melakukan serangkaian kegiatan. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur.