Mengenal Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia

Mengenal Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia

Aura Doa Apriliansyah - detikJabar
Sabtu, 20 Mei 2023 05:00 WIB
Ilustrasi festival budaya Kota Surabaya.
Ilustrasi festival budaya Kota Surabaya (Foto: dok. Pemkot Surabaya)
Bandung -

Setiap tahun di tanggal 21 Mei selalu ditandai dengan adanya hari besar Internasional yaitu Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia yang sudah diperingati sejak tahun 2002 setelah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Peringatan hari ini diperuntukkan untuk menghargai keragaman budaya yang terdapat di berbagai negara, negara bagian dan orang-orang di dunia. Peringatan hari ini sangat penting karena bisa menyatukan berbagai dimensi budaya dan keberagaman yang dimiliki oleh setiap orang di seluruh penjuru dunia.

Peringatan hari ini merupakan acara global yang dipimpin oleh UNESCO dan didukung oleh PBB untuk mengajak semua orang merefleksikan keanekaragaman yang ada di dalam budaya yang dimilikinya. Serta memberikan ruang untuk berdialog kepada orang-orang dari budaya yang berbeda, sehingga setiap orang dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan penting salah satunya perdamaian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia

PBB berpendapat bahwa 75% dari konflik di dunia berkaitan dengan budaya dan 89% dari seluruh konflik di dunia saat ini terjadi di negara-negara dengan dialog atau komunikasi antar budaya yang rendah. Hal ini telah menjadi norma karena orang cenderung lebih menyukai apa yang biasa mereka lakukan daripada menerima atau mentolerir sesuatu yang asing.

Bertahun-tahun lamanya mencari jalan keluar untuk untuk mengatasi hal tersebut mengharuskan terlibatnya uluran tangan dari semua orang untuk mencapai toleransi sepenuhnya terhadap keanekaragaman budaya.

ADVERTISEMENT

Setelah beberapa upaya dilakukan, UNESCO pun mengadopsi Deklarasi Universal tentang keanekaragaman Budaya pada tahun 2001, yang mengakui perlunya meningkatkan potensi budaya sebagai sarana untuk mencapai kemakmuran, pembangunan berkelanjutan, dan hidup berdampingan secara damai di dunia.

Lalu pada bulan Desember 2002 majelis umum PBB, dalam resolusinya 57/249, mendeklarasikan tanggal 21 Mei sebagai Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia dengan mengutamakan menjalin kerja sama yang efektif untuk menjaga perdamaian dan memprioritaskan penguatan dialog antar budaya.

Hingga di tahun 2015, komite kedua majelis umum PBB mengadopsi resolusi tentang budaya dan pembangunan berkelanjutan untuk berkontribusi lebih lanjut terhadap keragaman budaya dengan pernyataan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat dicapai dengan memanfaatkan potensi kreatif dari pembangunan budaya dunia.

Asal-Usul hari Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia

Peringatan Hari Dialog dan pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia menghadirkan kesempatan kepada seluruh orang di dunia untuk memperdalam pemahaman tentang keanekaragaman budaya, mempromosikannya, dan menyoroti signifikansinya sebagai agen inklusi dan perubahan positif.

Dengan adanya hari ini mengajak semua orang untuk menyadari bahwa menerima perbedaan satu sama lain adalah satu cara terpenting untuk membawa perdamaian antara orang, negara, dan dunia pada umumnya.

Setelah adanya Deklarasi Universal UNESCO oleh PBB yang kemudian di tahun 2015 Komite Kedua Majelis Umum PBB dengan bulat mengadopsi resolusi tentang budaya dan pembangunan berkelanjutan A/C.2/70/L.59.

Deklarasi tersebut menegaskan kontribusi budaya pada tiga dimensi pembangunan berkelanjutan, mengakui lebih jauh tentang keanekaragaman alam dan budaya di dunia, termasuk mengakui bahwa budaya dan peradaban dapat berkontribusi karena merupakan faktor pendukung yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan.

Hal tersebut memberikan peluang kepada seluruh umat manusia untuk memperdalam pemahaman kita tentang nilai-nilai keanekaragaman budaya dan memajukan empat tujuan Konvensi UNESCO tentang Perlindungan dan Pemajuan Keanekaragaman Ekspresi Budaya yang diadopsi pada tanggal 2005.

Diantaranya mendukung sistem tata kelola budaya yang berkelanjutan, mencapai arus barang dan jasa budaya yang seimbang dan meningkatkan mobilitas seniman dan profesional budaya, mengintegrasi budaya dalam kerangka kerja pembangunan berkelanjutan dan mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads