.webp)
Keluarga menceritakan kisah Iyos Rostini (50) sebelum mengalami gangguan jiwa. Kondisi kesehatannya mulai terganggu pasca sakit demam tinggi saat ia masih berumur 3 tahun.
Meski demikian, Iyos pernah mengenyam pendidikan sampai kelas 3 SD. Namun kondisinya tak kunjung membaik, akhirnya keluarga memutuskan tidak melanjutkan pendidikan Iyos.
Saat berbincang dengan detikJabar, kakak ipar Iyos, Turman menuturkan, adik iparnya itu merupakan perempuan yang pintar dan soleha. Hal itu juga terlihat kala Iyos bisa membacakan surah Al-fatihah dan masih bisa berkomunikasi dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pinter. Ngaji, baca, tulis bisa. Sampai kelas 3 (SD) kan sekolahnya," kata Turman saat diwawancarai detikJabar belum lama ini di Blok Babakan Koda, Kelurahan Cicurug, Majalengka.
Tak hanya itu, meski kondisinya seperti demikian, Iyos masih mengenali orang-orang terdekatnya. Bahkan Iyos juga kerap ziarah kubur ke makam orang tuanya.
"Suka ziarah ke makam orang tuanya, nama orang-orang juga masih dikenal sama dia. Ya biasa kayak orang normal, karena kan diajak ngobrol juga suka nyambung," ujar dia.
Turman menyampaikan, keluarganya sudah berusaha semaksimal mungkin agar adik iparnya itu kembali sehat. Namun hingga saat ini, ikhtiarnya itu belum membuahkan hasil.
"Waktu itu sama orang tuanya diobati tapi nggak sembuh-sembuh. Udah dibawa ke medis semaksimal mungkin, tapi ya gitu," ucap dia.
Sekedar diketahui, Iyos mendadak viral lantaran menggendong boneka yang dianggap anaknya. Kisah Iyos pertama kali diangkat oleh channel YouTube Sang Penjelajah Amatir.
Iyos dinarasikan sudah menggendong boneka tersebut selama 18 tahun. Namun nyatanya, Iyos melakukan hal tersebut baru sekitar 5 tahunan.
Dalam unggahan video berdurasi sekitar 11.50 menit itu, Iyos tinggal di sebuah rumah yang kondisinya sudah mengkhawatirkan. Ia tinggal sendirian di rumah tersebut.
(dir/dir)
