Nelayan di Pantai Pamayangsari Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya meradang. Puluhan perahu mengalami kerusakan akibat bertabrakan saat sandar di pelabuhan nelayan Pamayangsari. Dua diantaranya mengalami rusak parah, sehingga tak bisa lagi digunakan dan langsung didaratkan.
"Yang rusak parah sampai jebol hari ini ada dua unit perahu, mesinnya juga rusak karena terendam. Kalau yang rusak ringan seperti patah katir banyak, puluhan, ibaratnya hampir setiap hari terjadi," kata Ketua HNSI Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi, Minggu (14/5/2023).
Kerusakan perahu itu sangat memukul petani. Harga perahu tradisional itu berada di kisaran harga Rp 25 juta sampai Rp 30 juta. Belum lagi jika mesin ikut rusak, maka kerugian petani bertambah lagi jutaan rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan beberapa hari terakhir air laut memang sedang pasang dibarengi gelombang yang cukup kuat. Sehingga perahu yang disandarkan pun terombang-ambing dan saling bertabrakan. "Air sedang naik, sekitar 5 feet. Padahal naik 5 feet itu biasa, sebelumnya pernah sampai 7 feet, wah parah perahu rusak semua," kata Dedi.
Dedi memaparkan masalah dermaga Pamayangsari yang sudah melebihi kapasitas diperparah pula dengan pendangkalan. Kondisi memprihatinkan bagi nelayan ini, sudah berlangsung bertahun-tahun dan masih dibiarkan oleh pemerintah. "Memang over kapasitas, idealnya perahu yang sandar itu sekitar 150, tapi ini diisi oleh 265 perahu. Ya jelas berdesakan," kata Dedi.
Nelayan di daerah itu tak punya pilihan lain, selain bersandar di dermaga, karena kawasan pantai itu mayoritas berbatu karang sehingga tak bisa digunakan untuk sandar. Semua memilih masuk ke kolam dermaga.
"Harapan kami pemerintah membantulah, ini kan kewenangan Provinsi Jawa Barat. Sudah bertahun-tahun kami bersabar. Tolonglah, kan biar jadi nelayan Juara seperti keinginan Pak Gubernur," kata Dedi.
Dedi juga menagih janji Gubernur yang akan memperhatikan nelayan Tasik saat melakukan kunjungan beberapa tahun lalu. "Dulu waktu kampanye Gubernur sempat ke sini, beliau sempat berjanji akan membantu, tapi belum ada sampai sekarang. Menyesal dulu tidak dibuatkan surat kesepakatan, susah sih kalau memegang omongan," kata Dedi.
Dedi sendiri mengaku sudah berkali-kali menyampaikan keluhan ini kepada pemerintah, mulai dari Pemkab Tasikmalaya hingga ke Kementerian Kelautan Perikanan. "Tidak ada perhatian sama sekali. Terus saja bantuan pusat itu mengalir ke pantai utara, untuk kami tidak ada. Kami juga ingin dikunjungi Presiden, Gubernur atau pejabat lainnya. Bingung, apa kami harus menyeberang ke Australia, kan dekat nih dari sini," seloroh Dedi.
Mengenai kapasitas produksi di pelabuhan nelayan Pamayangsari, Dedi menjelaskan transaksi di tempat pelelangan ikan (TPI) Pamayangsari membukukan rata-rata transaksi Rp 10 miliar per tahun. "Produksi sebulan masih kurang dari Rp 1 miliar. Tapi jangan karena kecil terus tidak diperhatikan, justru yang kecil harus dibantu agar menjadi besar," kata Dedi.
Dedi menjelaskan dermaga Pamayangsari masih memiliki lahan sekitar 80 meter untuk perluasan ke sebelah kiri. Perluasan itu menurut dia bisa menambahkan kapasitas hingga 75 perahu.
"Kalau ini tidak diperluas pun, selesaikan atuh pembangunan pelabuhan Cimanuk di Kecamatan Cikalong. Itu kan sampai sekarang mangkrak tidak jelas juntrungannya. Kalau pelabuhan Cikalong beres, mungkin sebagian bisa sandar di sana," kata Dedi.
(tey/tey)