Sekretaris DPD Golkar Purwakarta Ahmad Sanusi mengaku sudah menerima salinan surat pengunduran diri Dedi Mulyadi yang beredar di aplikasi Whatsapp. Namun ia belum bisa memastikan kebenarannya.
"Pasa dasarnya itu baru pengajuan, di-acc (disetujui) atau tidak sama DPP Pak Ketum tidak tahu. Alasan Dedi sampai saat ini (mengundurkan diri) saya belum ketemu dengan beliau, saya juga sudah coba konfirmasi kebenarannya, tapi WA-nya tidak aktif. Dilihat tanda tangan asli, tapi keaslian tidak tahu apa surat itu asli atau tidak. Keaslian surat harus dikonfirmasi ke yang bersangkutan, saya juga nelpon Pak Dedi nggak aktif," ujar Amor, sapaan akrabnya, Kamis (11/05/2023).
Amor mengatakan, dirinya turut prihatin jika pengunduran diri yang dilakukan Dedi Mulyadi benar adanya. Namun ia tetap mengembalikan hak baik kepada Dedi Mulyadi maupun kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk menerima atau tidak.
Namun ia menegaskan jika partai Golkar Purwakarta akan tetap bersama-sama dan belum ada yang berencana mengikuti jejak Dedi Mulyadi mundur jadi kader atau bacaleg dari partai Golkar.
"Ya mungkin dengan adanya pengunduran Dedi Mulyadi selaku pengurus DPP, semoga tidak ada dampak pada kita yang ada di Kabupaten Purwakarta. Kita selalu kader Golkar ikut prihatin dengan adanya surat pengunduran diri Dedi Mulyadi, kita berharap tidak terjadi walaupun itu terjadi itu hak Dedi Mulyadi," katanya
"Sampai hari ini apa ada kader Partai Golkar ikut pindah partai? Dedi undur diri mungkin pindah partai, sampai saat ini belum ada kader mundur diri selaku pengurus atau bacaleg. Insya Allah kita akan tetap bersama kawan pengurus di Golkar," ungkap amor.
Dirinya memastikan beredarnya kabar pengunduran diri Dedi Mulyadi itu tidak mengganggu persiapan DPD Golkar Purwakarta untuk Pemilu 2024.
"Tidak akan ada kendala dan tidak mengganggu pendaftaran bacaleg kami. Kita tetap optimis mencapai target kursi 11-16 kursi di DPRD kabupaten Purwakarta," pungkasnya. (orb/orb)