Tak Ada Kendala pada UTBK 2023 Hari Pertama

Tak Ada Kendala pada UTBK 2023 Hari Pertama

Aura Doa Apriliansyah - detikJabar
Senin, 08 Mei 2023 22:49 WIB
UTBK 2023 di IPB
Ilustrasi UTBK 2023. (Foto: IPB University)
Bandung -

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2023 digelar serentak pada Senin (8/5/2023) dan diikuti 803.853 peserta.

Ketua Umum Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Mochamad Ashari mengatakan tahun ini UTBK-SNBT 2023 digelar dalam dua gelombang. Gelombang 1 digelar 8-14 mei 2023, sedangkan Gelombang II digelar 22-28 Mei 2023. Pelaksanaan UTBK-SNBT digelar secara luring di 74 lokasi Pusat UTBK PTN di seluruh Indonesia.

"Hari pertama UTBK-SNBT tidak ada kendala serius, kita sudah koordinasi dengan berbagai instansi supaya membantu pelaksanaan UTBK," kata Ashari saat menggelar konferensi pers di Ruang Executive Lounge Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Senin (8/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ashari yang juga Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember menjelaskan secara umum pelaksanaan UTBK tahun ini tidak ada perbedaan dengan tahun lalu. Perbedaan hanya terlihat dari materi soal yang diujikan. Pada tahun 2023 sendiri soal UTBK-SNBT menggunakan tes skolastik dengan subtes kemampuan kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris.

Untuk tes skolastik, menurutnya menekankan pada pengukuran kemampuan kognitif yang dianggap penting dalam keberhasilan mahasiswa selama studi di perguruan tinggi. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang diperoleh manusia sejak lahir berupa kemampuan logika dan bernalar. Oleh karena itu, untuk tes skolastik lebih mengujikan kemampuan logika dan nalar peserta, tidak mengujikan kemampuan hafalan dan akademik peserta selama di sekolah menengah atas.

ADVERTISEMENT

"Melalui tes ini, kita bisa mendeteksi apakah anak-anak itu punya potensi kognitifnya bagus. Logikanya kalau bagus dia akan mampu dalam situasi apapun," kata Ashari.

Tes skolastik sendiri dirancang tidak lagi berupa pilihan ganda (multiple choice), tetapi menggunakan pilihan ganda kompleks (complex multiple choice). Pihaknya memastikan penyusunan soal ini sudah dianalisis dengan tim ahli dan sudah disesuaikan dengan kemampuan peserta.

Pada subtes matematika pun lebih menguji sejauh mana kemampuan penalaran peserta di bidang matematika yang direpresentasikan melalui penalaran dasar. Sementara subtes literasi lebih pada pemahaman peserta terkait bahasa dan kemampuan peserta untuk menarasikan pikiran.

Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tjitjik Sri Tjahjandarie menambahkan saat ini Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan minat bakatnya. Hal ini memungkinkan peserta didik mempelajari beragam keilmuan di luar yang selama ini dipelajarinya.

Sehingga tes ini digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan keberhasilan calon mahasiswa ini untuk mengambil berbagai mata kuliah hingga menyelesaikan studinya.

"Kalau sekedar pintar hafalan, begitu diarahkan ke tantangan keilmuan yang kompleks, dia belum tentu bisa survive. Tes potensi skolastik mengukur kemampuan penalaran dan analisis. Kalau tinggi diharapkan dia dapat menyelesaikan studinya dengan baik," kata Prof. Tjitjik.

Sementara itu, Koordinator pelaksana UTBK-SNBT Unpad Inu Isnaeni Sidiq mengatakan pelaksanaan UTBK hari pertama di Unpad berlangsung lancar. Unpad sendiri sudah mengantisipasi sejumlah kendala sehingga proses ujian berjalan baik.

"Alhamdulillah lancar untuk di sesi pertama berjalan dengan sangat baik," ungkap Inu dalam keterangan yang diterima detikJabar.

Di Unpad, UTBK-SNBT dilaksanakan di 33 ruangan di sejumlah lokasi, yaitu enam ruangan di Fakultas Kedokteran, dua ruangan di Fakultas Kedokteran Gigi, empat ruangan di Fakultas Keperawatan, empat ruangan di Fakultas MIPA, dua ruangan di Fakultas Farmasi, 12 ruangan di PPBS, dan tiga ruangan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Diungkapkan Inu, Unpad telah menyiapkan pengawas dengan rasio satu pengawas untuk 20 peserta. Selain itu, Unpad pun telah mengantisipasi potensi adanya berbagai pelanggaran.

"Sudah banyak yang dilakukan terutama di pemeriksaan di awal. Jadi ada pemeriksaan berlapis oleh tim keamanan khususnya oleh Menwa," tutur Inu.

Untuk memastikan tidak adanya barang apapun yang berpotensi menimbulkan kecurangan. Oleh karena itu, sebelum peserta masuk ruangan terlebih dahulu diperiksa dokumen kelengkapan ujian. Selain itu dilakukan pemindaian melalui metal detector dan body checking.

Inu mengungkapkan di Unpad tidak ditemukan pelanggaran di ujian hari pertama. Jika terjadi pelanggaran, panitia pun sudah menyiapkan prosedur, yaitu peserta yang melakukan pelanggaran akan dicatat dan dilakukan penandatanganan berita acara.

"Nanti kami akan berikan ke pusat untuk diberikan sanksi," jelasnya.

Inu pun menegaskan kepada peserta untuk taat aturan, termasuk soal waktu. Peserta diminta hadir satu jam lebih awal sebelum pelaksanaan ujian untuk menjalani prosedur pemeriksaan dokumen dan keamanan. Selanjutnya, jika ujian sudah berlangsung, peserta yang terlambat tidak diperkenankan mengikuti ujian.

"Karena kalau untuk kebijakan dari pusat sendiri memang tidak diberikan toleransi apapun untuk keterlambatan," kata Inu.

Tidak lupa Inu juga mengingatkan peserta supaya teliti dalam persiapan dokumen ujian. Sebaiknya, dokumen sudah disiapkan setidaknya satu hari sebelumnya sehingga tidak ada yang tertinggal.

"Selain itu jaga kesehatan. Pastikan juga untuk mengecek lokasi satu hari sebelum hari ujian," terang Inu.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads