Warga Desa Kawunglarang, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis geger dengan peristiwa yang menimpa belasan ekor domba mereka. Semula, ajag atau anjing liar diduga menjadi dalang di balik kejadian yang menimpa ternak mereka.
Setelah ramai diburu warga, anjing liar itu mati ditembak. Berikut fakta-fakta yang dihimpun detikJabar sejauh ini terkait peristiwa hewan pemangsa ternak tersebut.
1. Memangsa Belasan Domba
Selama tiga hari berturut-turut warga Desa Kawunglarang, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, diresahkan kemunculan kawanan hewan diduga ajag atau anjing hutan. Sebanyak 17 domba menjadi korban setelah dimangsa kawanan ajag tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga pun heran dengan munculnya kawanan diduga ajag yang selalu memangsa domba pada malam hari itu. Sebab sebelumnya mereka belum pernah mendengar ada hewan tersebut di hutan atau kebun warga.
Kawanan anjing hutan itu menyasar kandang domba yang berada di hutan atau kebun, yang jauh dari permukiman warga. Ketika pemiliknya akan memberi pakan pagi hari, bangkai domba pun sudah tergeletak di dalam atau di luar kandang.
"Beberapa hari terakhir ini masyarakat di sini resah. Sudah tiga kali kawanan anjing itu muncul dan memangsa domba milik warga. Pertama 11 domba, lalu besoknya tiga domba, dan tadi malam tiga ekor domba," ujar Kepala Desa Kawunglarang Hamim saat ditemui di Kantor Desa Kawunglarang, Kamis (4/5/2023).
2. Ciri Khusus Korban yang Dimangsa
Anehnya, menurut Kades Hamim, anjing tersebut tidak memakan seluruh daging domba itu. Saat ditemukan domba yang dimangsa, rata-rata hanya luka di bagian leher, kaki serta putingnya saja.
Dari 17 domba yang dimangsa itu tidak semuanya mati. Masih ada beberapa ekor domba yang masih hidup dan hanya mengalami luka di leher saja. Namun warga memilih menyembelih domba tersebut lalu menguburnya.
Menurut warga yang sempat melihat, kawanan anjing hutan itu jumlahnya lima sampai tujuh ekor. Kawanan itu muncul pada malam hari hingga dini hari.
"Domba itu tidak dimakan, hanya bagian leher yang luka. Tidak tahu hanya dimakan darahnya atau gimana. Juga bagian kakinya ada yang sampai patah," ungkapnya.
3. Warga Ramai-ramai Evakuasi Ternak Mereka
Geger hewan diduga ajag alias anjing hutan dikabarkan muncul di Desa Kawunglarang, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Kamis (4/5/2023). Hal ini bikin warga desa setempat kini resah.
Sebab dalam waktu tiga hari, sebanyak 17 domba sudah menjadi korban dimangsa hewan tersebut. Kini warga yang memiliki ternak dombak beramai-ramai mengevakuasi dombanya ke tempat aman hingga sampai ke samping rumah.
Satu per satu domba dikeluarkan dari kandang yang berada di kebun atau hutan, kemudian digiring menuju rumah pemiliknya. Diketahui, di Desa Kawunglarang, banyak warga yang beternak domba. Mayoritas mata pencaharian warga Desa Kawunglarang adalah petani dan peternak.
Selama ini, warga membuat kandang dan memelihara domba di kebun dan cukup jauh dari permukiman. Hal itu dilakukan agar mudah memberi pakan rumput serta tidak menimbulkan bau tidak sedap dari kotorannya.
"Tadinya domba disimpan di pinggir hutan, di kebun. Sekarang ada hewan buas katanya ajag. Khawatir dimangsa, jadi diamankan disimpan di dekat rumah," ungkap Halimah, pemilik domba saat ditemui sedang menggiring lima domba ternaknya.
Halimah pun mengaku resah dan takut dengan munculnya hewan pemangsa domba tersebut. Ia berharap pemerintah atau pihak terkait dapat segera mengatasinya. Sehingga Desa Kawunglarang kembali tenang.
"Ini ikhtiar saja, semoga domba saya selamat setelah dipindahkan ke dekat rumah tidak dimangsa. Semoga secepatnya bisa tertangani dan kembali aman," pungkasnya.
4. BKSDA Turun Tangan
BKSDA Ciamis bersama Polsek Rancah, Koramil Rancah, Dinas Peternakan, Pemerintah Kecamatan Rancah, Pemdes Kawunglarang melakukan penelusuran untuk mengidentifikasi hewan pemangsa tersebut.
Pihak BKSDA Ciamis belum meyakini hewan penyerang ternak domba itu adalah ajag. Sebab selama ini belum pernah ditemukan adanya ajag atau anjing hutan yang dilindungi di Ciamis.
"Penanganannya, pertama kita identifikasi ke lapangan, ke kandang pemilik domba yang jadi korban. Meminta keterangan warga yang melihat gerombolan satwa pengganggu. Warga menyebutnya ajag," ujar Asep Wawan, staff Bidang KSDA wilayah Ciamis, Kamis (4/5/2023).
Asep menerangkan dari hasil keterangan warga, anjing tersebut bergerombol ada enam ekor. Warna anjing itu bermacam-macam, mulai dar ihitam gelap, putih hitam dan merah. Sedangkan ajag yang dilindungi memiliki warna merah kecoklatan, putih di dagu sampai ujung perut, dan ekor hitam berbulu lebat.
"Setelah mendengar informasi dari warga yang melihat langsung, menurut perkiraan kami itu bukan ajag. Karena dari ciri-cirinya berbeda. Bahkan katanya disebutkan anjing itu punya kalung, berarti itu dipelihara. Kalau ajag itu satwa yang benar-benar liar. Bukan anjing yang dirawat kemudian menjadi liar," ungkapnya.
Guna memastikan hewan pengganggu itu ajag atau bukan, BKSDA Ciamis dan instansi terkait lainnya terus melakukan identifikasi.
5. Berakhir Ditembak Mati
Pemangsa ternak warga itu pun berakhir ditembak mati. Total ada enam ekor yang ditembak mati yang ternyata merupakan anjing kampung dengan ukuran beragam.
Mereka memiliki ukuran berat 15 kilogram sampai 20 kilogram. Panjangnya sekitar 60 sentimeter sampai 80 sentimeter dari ujung kepala sampai badan. Warna anjing liar tersebut dominan hitam dan ada corak putih dan coklat.
"Kalau ukuran pastinya karena kan tidak diukur. Paling besar itu beratnya diperkirakan 20 kilogram. Sama seperti anjing kampung yang sering dilihat. Warnanya ada yang hitam pekat. Ada juga hitam dengan corak warna putih dan coklat," ujar Kasi Pemerintahan Desa Kawunglarang Agus saat dihubungi detikJabar, Senin (8/5/2023).
Pemerintah desa sebelumnya meminta bantuan penembak dari Perbakin untuk memburu kawanan anjing liar tersebut. Perburuan anjing liar itu masih terus dilakukan. Sebanyak 6 ekor anjing liar itu berhasil ditembak mati.
"Sejak hari pertama kejadian, masyarakat dibantu Perbakin masih memburu anjing liar itu. Pertama 10 penembak Diterjunkan, kemarin hari Minggu, masyarakat dibantu juga 8 orang penembak terjun," ujar Agus Sutia, Kasi Pemerintahan Desa Kawunglarang saat dihubungi detikJabar, Senin (8/5/2023).
Agus menerangkan perburuan itu pun membuahkan hasil. Penembak dari Perbakin dan masyarakat berhasil menembak mati 6 ekor anjing liar pemangsa domba tersebut. Namun diperkirakan masih ada kawanan anjing liar lainnya yang masih berkeliaran.
"Total ada 6 ekor anjing yang sudah ditembak mati. Diduga masih ada yang lain. Karena awalnya kami kira hanya 5 ekor. Tapi setelah 5 ekor dilumpuhkan, masyarakat masih ada yang melihat kawanan lainnya. Jadi diduga lebih dari 10 anjing liar yang menyerang ternak warga," ungkapnya.