Ternyata Ini Asal-usul, Penemu dan Makna Simbol Palang Merah

Ternyata Ini Asal-usul, Penemu dan Makna Simbol Palang Merah

Aura Doa Apriliansyah - detikJabar
Minggu, 07 Mei 2023 11:00 WIB
Asal-usul, penemu dan makna simbol palang merah.
Asal-usul, penemu dan makna simbol palang merah. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Buku A Memory Of Solferino (Kenangan dari Solferino) merupakan curahan pengalaman dari pengusaha Swiss bernama Henry Dunant di tahun 1859 saat dirinya menyaksikan dampak dari perang solferino.

Dalam bukunya Dunant mengajukan dua usulan untuk membantu korban perang dengan mendirikan kelompok relawan dari setiap negara agar korban perang mendapatkan perawatan sehingga negara-negara perlu menyepakati pemberian perlindungan bagi para petugas pertolongan dan para korban di medan pertempuran.

Pada 17 Februari 1863, sebuah komite beranggotakan lima orang, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang akan datang, bertemu untuk mempelajari proposal Dunant. Hingga berlangsunglah dibentuknya perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah (Perhimpunan Nasional) di banyak negara. saat ini sudah ada lebih dari 185 perhimpunan nasional yang telah diakui gerakanya oleh Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu di tahun 1863 lewat konferensi internasional di Jenewa Swiss 16 negara yang hadir yaitu Austria, Baden, Beierem, Belanda, Hessen Darmstadt, Inggris, Italia, Norwegia, Prusia, Perancis, Spanyol, Saksen, Swedia, Swiss, Hannover,dan Hutenberg. Menyadari perlu adanya tanda untuk kesatuan media militer yang sifatnya netral dan bisa menjamin perlindungan terhadap medis di medan perang.

Lambang merupakan simbol perlindungan yang diberikan oleh hukum Internasional kepada yang terluka, sakit dan petugas yang merawat. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah global termasuk Palang Merah Amerika menggunakan lambang ini untuk menandakan kami akan memberi bantuan sukarela, netral dan tidak memihak terlepas dari ras, agama hingga status kewarganegaraan.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya kesatuan medias militer dari setiap negara memiliki tanda pengenal masing-masing Austria misalnya menggunakan bendera putih. Perancis menggunakan bendera merah dan Spanyol menggunakan bendera kuning. Hal itu tidak memiliki efektivitas sehingga kesatuan medis sering menjadi korban salah sasaran dari pihak lawan karena tidak dikenali.

Tenaga medis dalam perang selalu menjadi sasaran dari tentara pihak lawan karena tentaranya pun hanya mengetahui tanda pengenal dari personil medis mereka saja, sehingga tenaga medis dari negara lain tidak dianggap pihak netral melainkan dipandang sebagai bagian dari kesatuan tentara.

Konferensi Internasional pun sepakat menggunakan lambang Palang merah di atas putih sebagai tanda pengenal untuk kesatuan medis militer dari setiap negara. Lambang tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap Swiss dan merupakan warna kebalikan bendera nasional Swiss yaitu palang putih di atas dasar merah. dengan desain sederhana yang memiliki keuntungan teknis karena dinilai mudah dikenali dna mudah dibuat.

Masih di tahun 1863, Konferensi Internasional bertemu di Jenewa dan sepakat mengadopsi Lambang Palang Merah di atas putih sebagai tanda pengenal perhimpunan bantuan bagi tentara yang terluka lalu di tahun 1864, Lambang Palang Merah di atas dasar putih resmi diakui sebagai tanda pengenal tenaga medis angkatan bersenjata.

Kemudian dalam konvensi jenewa 1949 sudah ada ketentuan baru yang ditetapkan tahun 1929 bahwa negara-negara boleh memilih lambang bagi dinas kesehatan angkatan perangnya dan relawan untuk menggunakan palang merah atau lambang bulan sabit merah.

Penemu logo Palang Merah

Logo Palang Merah Dirancang oleh Henry Dunant pada tahun 1863, untuk menghindari gangguan pemahaman dalam bahasa ataupun kesalahan tafsir lainnya. Palang Merah Internasional pun menggunakan nama dan merek dagang Bulan Sabit Merah di beberapa negara Dunia Arab yang memiliki populasi mayoritas muslim.

Awal mulanya, asal lambang Lambang Palang Merah adalah kebalikan dari bendera Swiss dimana benderanya adalah salib putih dengan latar belakang merah, lambang itu dinilai tidak memiliki makna religius yang disengaja tetapi menyebabkan gangguan semantik.

Sehingga pada tahun 1876 saat Balkan dilanda perang, tenaga medis yang tertangkap oleh Kerajaan Ottoman (saat ini Turki) dibunuh semata-mata karena mereka memakai ban lengan dengan gambar Palang Merah tersebut.

Ketika Kerajaan diminta penjelasan mengenai hal ini, mereka menekankan mengenai kepekaan tentara kerajaan terhadap Lambang berbentuk salib dan mengajukan agar Perhimpunan Nasional dan pelayanan medis militer mereka diperbolehkan untuk menggunakan Lambang yang berbeda dan mereka pun mengganti dengan Bulan Sabit Merah.

Setelah Perang dunia pertama, konferensi Diplomatik 1929 diadakan untuk merevisi konvensi Jenewa. Delegasi Turki, Persia (Iran) dan Mesir meminta agar bulan sabit merah, singa merah dan matahari diakui.

Diskusi panjang pun dilakukan, Konferensi pun setuju untuk mengakuinya sebagai lambang pembeda selain palang merah. Pada bulan Desember 2005, terdapat lambang tambahan yaitu kristal merah penempatanya dibuat di samping palang merah dan bulan sabit merah.

Lambang Bulan Sabit Merah banyak diadopsi oleh negara-negara, khususnya negara yang mayoritas Islam. Oleh karenanya, maka dibuatlah Protokol Tambahan III pada Konvensi Jenewa 1949 yang berisi tentang lambang pembeda tambahan yang menambah satu lambang baru yakni Kristal Merah (Red Crystal). Lambang ini dinilai sebagai solusi dari anggapan kalau lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lebih condong kepada satu agama tertentu.

Makna simbol Palang Merah

Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah secara sederhana berfungsi sebagai simbol perlindungan bagi petugas medis atau mereka yang menjalankan fungsi medis dalam situasi perang atau kekerasan lainnya, dengan tujuan agar mereka tidak menjadi sasaran dalam penyerangan.

Bulan sabit merah dan kristal merah yang merupakan simbol palang merah dimaksudkan sebagai simbol netralitas, beberapa negara merasa palang merah memiliki konotasi agama, politik, atau budaya. Untuk mengatasi masalah persepsi, Konvensi Jenewa telah diubah untuk memasukkan bulan sabit merah, kristal merah, sedangkan singa merah dengan matahari sudah tidak digunakan lagi.

Lambang palang merah berarti jangan tembak dari orang, kendaraan, bangunan atau perlengkapan ini bukan bagian dari pertempuran tetapi memberikan bantuan yang tidak memihak. Lambang pun bekerja untuk memberikan perlindungan untuk tenaga medis militer, transportasi yang mengalami serangan dan untuk bantuan kemanusiaan Palang Merah.




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads