Publik dihebohkan dengan tersebarnya suara rekaman seorang pemuda yang diduga menghina Nabi Muhammad SAW. Video berdurasi 35 detik itu viral dan jadi perbincangan di media perpesanan.
Dilihat detikJabar, video tangkapan layar itu menunjukkan gambar voice note seorang pelajar di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sukabumi berinisial F. Dia membagikan enam rekaman suara dalam status WhatsApp-nya yang mengandung kalimat kasar dan diduga merendahkan Nabi Muhammad SAW.
Pada rekaman suara pada status WhatsApp tersebut, dia melanjutkan pembicaraannya. Dia mengaku berpesta dengan 25 Nabi. Di akhir rekaman, dia bertanya cara untuk masuk agama Konghucu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video itu pun mendapat tanggapan dari Ketua Laskar Fisabilillah Indonesia (LFI), sekaligus pengasuh Majelis Arrifa'iyah Indonesia Abi Kholil Asubki. Dia mengatakan, peristiwa itu terjadi di Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi.
"Kami mengecam dengan keras atas terjadinya penghinaan terhadap para Nabi terutama Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh seorang siswa tingkat MTS," kata Abi Kholil, Jumat (5/5/2023).
Dia menduga ucapan kasar yang dilakukan oleh pelajar tersebut disebabkan oleh kurangnya pengawasan orang tua dan pihak sekolah. "Atau bisa disebabkan pengaruh dari narkoba, obat terlarang," ujarnya.
"Orang tua juga harus benar-benar mengawasi pergaulan anaknya sehingga tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk. Juga sistem pendidikan di sekolah yang harus lebih dibenahi dalam membentuk akhlak siswa," ucap Abi Kholil.
Dia menegaskan, penista agama harus disikapi dengan serius. Pasalnya, kejadian ini berulang karena tak ada tindak tegas dalam menyikapi penista agama.
"Kami berharap pemerintah lebih tegas lagi terhadap para penista agama, sehingga tidak terus bermunculan," kata dia.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi Aan Abdullah mengaku baru mengetahui kasus tersebut. Dia akan mencari tahu dan menegaskan perbuatan itu tidak dibenarkan.
"Kami harus meneliti dulu, baru mendengar masya Allah. Coba bapak mau meneliti dulu ya, memang tidak bisa dibiarkan jika persoalan itu benar. Kita mau coba monitor dulu, ini berbahaya kota kita ini," kata Aan.
Hal serupa dikatakan Humas Polres Sukabumi Kota Iptu Astuti Setyaningsih. Pihaknya akan mengecek kebenaran informasi tersebut. "Bentar teh dicek dulu," ucapnya singkat.
(iqk/iqk)