Mengenal Ajag, Anjing Predator yang Diduga Memangsa Belasan Ternak di Ciamis

Mengenal Ajag, Anjing Predator yang Diduga Memangsa Belasan Ternak di Ciamis

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Kamis, 04 Mei 2023 18:15 WIB
Fauna langka ajag yang tertangkap kamera pengintai di Taman Nasional Gunung Leuser, akhir Mei 2022 lalu
Fauna langka ajag yang tertangkap kamera pengintai di Taman Nasional Gunung Leuser, akhir Mei 2022 lalu (Foto: Tangkap Layar IG bbtn_gunungleuser)
Bandung -

Sebanyak 17 domba milik Warga di Desa Kawunglarang, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis mati dimangsa kawanan anjing hutan yang biasa disebut ajag. Kemunculan ajag ini membuat resah warga dalam beberapa hari terakhir.

Warga pun heran dengan munculnya kawanan ajag yang selalu memangsa domba pada malam hari itu karena sebelumnya mereka belum pernah mendengar ada hewan tersebut di hutan atau kebun warga.

Kawanan anjing hutan itu menyasar kandang domba yang berada di hutan atau kebun, yang jauh dari permukiman warga. Ketika pemiliknya akan memberi pakan pagi hari, bangkai domba pun sudah tergeletak di dalam atau di luar kandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anehnya, anjing tersebut tidak memakan seluruh daging domba itu. Saat ditemukan domba yang dimangsa, rata-rata hanya luka di bagian leher, kaki serta putingnya saja.

Dari 17 domba yang dimangsa itu tidak semuanya mati. Masih ada beberapa ekor domba yang masih hidup dan hanya mengalami luka di leher saja. Namun warga memilih menyembelih domba tersebut lalu menguburnya.

ADVERTISEMENT

Menurut warga yang sempat melihat, kawanan anjing hutan itu jumlahnya lima sampai tujuh ekor. Kawanan itu muncul pada malam hari hingga dini hari.

Apa itu Ajag?

Ajag adalah sejenis anjing hutan yang hidup di Asia. Khusus di Indonesia, ajag tersebar pulau Jawa dan Sumatra seperti dikutip dari buku Mengenal Hewan & Tumbuhan Asli Indonesia oleh M. B. Kurniawan.

A Yoga Perdana dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam artikel Sebaran Spasial Aktivitas Ajag (Cuon alpinus Pallas 1811) di Taman Nasional Baluran (2014) menyebutkan ajag merupakan fauna yang berasal dari spesies Cuon alpinus.

Hanya di pulau Jawa dan Sumatra fauna ini bisa dijmpai di Indonesia. Cuon alpinus javanicus dan Cuon alpinus sumatrensis adalah dua sub spesiesnya.

Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (NAD-Sumatra Utara), Sumatra Barat menjadi tempat dimana ajag mendiami kawasan pegunungan dan hutan.

Sementara di Jawa, keberadaan ajag diketahui terdapat pada Taman Nasional Alas Purwo, Gede Pangrango, Gunung Halimun Salak, Ujung Kulon, dan Baluran. Di Jawa nama panggilan anjing ini disebut asu kikik sebab bunyinya kik-kik-kik.

Status perlindungan ajag berdasarkan International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Redlist 2013 merupakan kategori satwa liar yang terancam punah.

Selain di Indonesia, spesies Cuon alpinus dapat ditemukan di antaranya di India, Thailand, Myanmar, Bhutan, Kamboja, China, Laos, Malaysia, Nepal, Bangladesh, Pakistan, Vietnam.

Satwa Dilindungi

Menurut IUCN, populasi ajag dewasa pada habitat alami di seluruh dunia diperkirakan tidak lebih dari 2.500 ekor dan sampai saat ini populasinya terus menurun.

Menurunnya populasi ajag dikarenakan oleh beberapa hal yaitu berkurangnya habitat sebagai ruang jelajah, berkurangnya populasi mangsa, serta perburuan.

Perburuan ini dilakukan karena kematian sejumlah hewan ternak yang diduga disebabkan oleh ajag. Perilaku ajag tersebut mengindikasikan ketersediaan mangsa ajag di habitatnya kini berkurang.

Padahal berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P20 Tahun 2018 tentang Jenis Satwa dan Tumbuhan Dilindungi, ajag termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.

Morfologi Hewan Ajag

Mengutip buku Kamus Nomenklatur Flora dan Fauna oleh Tomi Zapino, hewan ajag mempunyai perawakan sedang dengan panjang tubuh 90 cm, tinggi badan 50 cm, berat badan 12-20 kg, dan panjang ekor 40-50 cm.

Kecenderungan warna bulunya dominan coklat kemerahan, bagian leher dan perut agak putih dan ekor berwarna kehitaman.

Biasanya mereka hidup bergerombol dalam 5-12 ekor, tergantung bagaimana kondisi lingkungan tempat mereka tinggal. Namun ada kalanya mereka dapat hidup menyendiri.

Satwa ini merupakan salah satu predator yang memiliki peran penting dalam ekosistem. Ajag mempunyai peranan sebagai pengendali populasi mangsa. Saat hewan ajag berburu secara bergerombol target mangsa yang diincar berupa hewan besar seperti babi hutan, rusa, kijang.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads