Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Pers di Indonesia

Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Pers di Indonesia

Alya Larasati - detikJabar
Rabu, 03 Mei 2023 11:00 WIB
Ilustrasi press freedom day.
Ilustrasi pers di Indonesia (Foto: Istimewa/ Unsplash.com)
Bandung -

Pers adalah sebuah badan yang bertugas membuat penerbitan media massa. Istilah pers dari bahasa latin yaitu pressare yang diambil dari kata premere berarti "Tekan" atau "Cetak". Istilah ini secara terminologis diartikan sebagai media massa cetak atau media cetak.

Pengertian pers juga dijelaskan dalam UU pers no 40 tahun 1999. Disebutkan pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik maupun bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

Sejarah dan Asal Usul Pers di Indonesia

Pers di Indonesia sudah digaungkan jauh sebelum kemerdekaan. Di awal abad ke-18, Belanda sudah memperkenalkan penerbitan surat kabar di Indonesia. Surat kabar tersebut diterbitkan oleh Belanda dan dipergunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. Surat kabar pertama di Indonesia adalah Bataviase Nouvelles (Agustus 1744-Juni 1746) berjudul Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen atau Berita dan Penalaran Politik Batavia diterbitkan oleh VOC dan hampir seluruh halamannya dipenuhi oleh iklan. Kemudian berganti dengan Bataviasche Courant (1817), Bataviasche Advertentieblad (1827).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkembangan pers terus berkembang hingga tahun 1855 terbit surat kabar pertama dalam bahasa Jawa di Purwakarta berama Bromartani. Ada pula surat kabar berbahasa Melayu pertama yaitu Soerat Kabar Bahasa Melajoe yang terbit di Surabaya pada tahun 1956. Pada masa itu surat kabar yang terbit masih dengan campur tangan Belanda sebagai redakturnya. Surat kabar lainnya yang juga terbit adalah Soerat Chabar Betawie (1958), Selompret Melajoe (1860), Bintang Timoer (1862), Djoeroe Martani (1864), Biang Lala (1867).

Hingga akhirnya, terbitlah surat kabar pertama buatan orang Indonesia di Bandung pada tahun 1907 bernama "Medan Prijaji" yang ditulis oleh Tirto Adhi Soerjo. Surat kabar ini merupakan pelopor lahirnya pers di Indonesia dan menjadi awal mula pers menyuarakan kebebasan dalam berpendapat. Banyak dari tokoh penggerak di Indonesia ikut penerbitan surat kabar ini, seperti Tjokroaminoto, Ki Hadjar Dewantara dan Soekarno.

ADVERTISEMENT

Penerbitan surat kabar ini menjadi secercah harapan bagi para cendekiawan Indonesia dalam memanfaatkan pers sebagai media cetak dan sarana untuk membangkitkan semangat bangsa Indonesia. Ditambah lahirnya Budi Utomo pada Mei 1908 yang menjadikan pers sebagai sarana komunikasi utama dan menjadikan lahirnya beberapa surat kabar lahirnya yaitu Benih Merdeka, Sora Ra'Jat Merdika, Fikiran Ra'jat, Daulat Ra'jat, Soeara Oemoem serta lahir pula organisasi Persatoean Djoernalis Indonesia (PERDI) pada tahun 1933 yang diprakarsai oleh Mohammad Yamin, W.R Supratman. Organisasi ini memiliki visi untuk menjadikan wadah pikiran bagi masyarakat untuk mendorong perjuangan dan persatuan bangsa Indonesia.

Tak lama sejak penerbitan tersebut, Jepang mulai menjajah Indonesia pada 1942. Hal ini membuat seluruh kebijakan pers berubah. Penguasa militer Jepang menguasai ranah Pers Indonesia dan menerbitkan beberapa surat kabar baru seperti Jawa Shinbun, Boernoe Shinbun, Celebes Shinbun, Sumatera Shibun, Ceram Shinbun. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, eksistensi pers semakin berkembang, isinya yang tidak hanya membahas mengenai kepentingan kolonial Jepang dan Belanda membuat banyak orang mulai memburu koran untuk membaca informasi penting lainnya.

Akhirnya ada 1946, seluruh wartawan, pemimpin surat kabar dan redaksi dari Indonesia berinisiatif untuk melakukan pertemuan di Balai Pertemuan Sono Suko (Gedung Monumen Pers).Para wartawan tersebut membahas mengenai semangat revolusi dan langkah tegas Indonesia untuk bangkit dari belenggu Belanda. Hasilnya, disepakati dibentuknya organisasi wartawan Indonesia bernama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sebagai Mr. Soemanang Soerjowinoto sebagai ketuanya.

Fakta Menarik Pers Indonesia

1. Hari Pers Indonesia Jatuh Setiap Tanggal 9 Februari bertepatan dengan Hari Ulang Tahun PWI.
Persatuan Wartawan Indonesia yang dibentuk pada 9 Februari 1946. Atas desakan dari berbagai pihak tanggal 23 Januari 1985, Soeharto menetapkan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 5 tahun 1985.

2. Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo merupakan Bapak Pers Nasional.
Atas dukungan dan jasanya dalam dunia Pers Indonesia Tirto Adhi Soerjo menjadi Bapak Pers Nasional. Salah satu jasanya adalah membangun surat kabar pertama yang dimiliki dan dikelola oleh pribumi yaitu Medan Prijaji (Bandung, 1907-1912)


3. Surat kabar Inggris pertama di Indonesia berjudul "Java Government Gazette"
Ketika Inggris menguasai wilayah Hindia Timur, pada 1911 terbit surat kabar berbahasa Inggris "Java Government Gazette" yang kemudian diganti menjadi "Javasche Courant" yang terbit tiga kali seminggu. Surat kabar ini berisi pengumuman-pengumuman resmi, peraturan dan keputusan pemerintah.




(tey/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads