Sejak duduk di Sekolah Dasar, Siswa sudah diperkenalkan dengan tiga semboyan dari bahasa Jawa yang berbunyi Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani.
Semboyan tersebut merupakan buah dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yang saat ini masih dijadikan pijakan serta simbol dari dunia pendidikan dan pengajaran oleh pemerintah.
Karena dinilai sangat cocok dan ideal bagi siswa untuk mendukung ataupun mendorong pendidikan supaya mencapai kecerdasan, kebaikan, masa depan dan kepemimpinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan Barat yang bersifat mengekang tidak terlalu tepat diterapkan kepada pemuda di Indonesia sehingga hanya memiliki ruang gerak yang terbatas untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu Ki Hadjar Dewantara melakukan regenerasi sistem pendidikan dengan cara menerapkan semboyan tersebut, dengan harapan menjadikan para pemuda bangsa Indonesia lebih bebas dalam berfikir, kreatif untuk meraih generasi emas di zaman yang akan datang.
Semboyan ini lahir ketika Ki Hadjar Dewantara mendirikan taman siswa sebagai wadah pendidikan untuk pribumi di zaman Belanda, berkat kegigihanya untuk memajukan pendidikan di Indonesia beliau mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia. dan diperingati setiap tanggal 2 mei sebagai Hari Pendidikan Nasional juga merupakan hari ulang tahun dari Ki Hadjar Dewantara.
Dalam dunia pendidikan, semboyan tersebut menggambarkan peran seorang guru atau pendidik, untuk menjadi teladan, memberikan semangat atau motivasi, dan memberikan kekuatan sehingga bisa memberikan pengaruh positif terhadap anak didiknya.
3 Semboyan Ki Hajar Dewantara dan artinya
1. Ing Ngarsa Sung Tulada
Arti Ing ngarsa sung tulada yaitu seorang guru adalah pendidik yang harus memberi contoh atau panutan. Ing berarti "di", ngarso artinya "depan", sung berarti "jadi", dan tulodo yang merupakan "contoh" atau "panutan".
Berarti seorang guru harus mampu menjadi contoh bagi siswanya,baik sikap maupun pola pikirnya. Siswa akan melakukan apa yang dicontohkan oleh gurunya, bila guru memberikan teladan yang baik maka siswa akan baik pula perilakunya.
Dalam hal ini,guru harus selalu memberikan pengarahan dan mau menjelaskan supaya siswa menjadi paham dengan apa yang dimaksudkan oleh guru.
2. Ing Madya Mangun Karsa
Seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus-menerus membangun semangat hingga mendukung ide-ide mereka untuk berkarya. Ing artinya "di", madya memiliki arti "tengah", mangun berarti "membangun" atau "memberikan", dan karsa memiliki arti "semangat", atau "niat".
Berarti bila guru berada di antara siswanya maka guru tersebut harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswanya, sehingga siswa diharapkan bisa lebih maju dalam belajar.
Jika guru selalu memberikan semangat kepada siswanya, maka siswa akan lebih giat karena merasa diperhatikan dan selalu mendapat pikiran - pikiran positif dari gurunya sehingga anak selalu memandang ke depan dan tidak terpaku pada kondisinya saat ini.
3. Tut Wuri Handayani
Semboyan ketiga adalah tut wuri handayani yang bermakna seorang guru adalah pendidik yang terus-menerus menuntun, menopang, dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan karya anak-anak didiknya.
Tut wuri artinya "di belakang" atau "mengikuti dari belakang" dan handayani yang berarti "memberikan semangat". Berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan menjadi wadah untuk membangun otonomi intelektual, eksistensial, dan sosial.
Apabila siswa sudah paham dengan materi, siswa sudah pandai dalam banyak hal maka guru harus menghargai siswanya tersebut. Guru diharapkan mau memberikan kepercayaan bahwa siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru tidak boleh meremehkan kemampuan siswa.
Semboyan ini diwujudkan dengan pemberian tugas, ataupun belajar secara mandiri atau pengayaan. Jika dimasukkan dalam konteks kepemimpinan maka semboyan tersebut akan menciptakan seorang pemimpin yang disegani dan berwibawa karena menggambarkan seorang pemimpin yang mampu menempatkan diri dimanapun dia berada namun tetap berwibawa.
(tey/tey)