Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendadak riuh ramai didatangi bocah-bocah berseragam sekolah. Nampak orang dewasa turut mendampingi.
Ternyata siswa SD dan SMP dari beberapa sekolah di sekitaran Observatorium Bosscha itu hendak mengamati fenomena Gerhana Matahari Hibrida yang melintasi Indonesia pada Kamis (20/4/2023).
Dhiiyaldin Jamail Elian, siswa kelas 5 SD di Lembang nampak antusias mengintip penampakan matahari sebelum Gerhana Matahari Hibrida terjadi melalui teleskop kecil berukuran diamater 20 centimeter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi melihat penampakan awan lewat teleskop. Tapi nggak terlihat soalnya terhalang awan," kata Dhiiyaldin saat berbincang dengan detikJabar.
Dhiiyaldin mengaku pengamatan Gerhana Matahari menjadi pengalaman pertama dan sangat berharga baginya. Sebagai siswa SD, kunjungan ke Observatorium Bosscha kali ini bakal menambah juga pengetahuannya soal astronomi.
"Senang, soalnya belum pernah mengamati gerhana. Kalau ke Bosscha sudah pernah, waktu itu masuk ke tempat teropong besar," tutur Dhiiyaldin.
![]() |
Senada dengan Dhiiyaldin, Muhammad Afnan Zakisa Adan (8), siswa kelas 2 SD Negeri 3 Cibogo juga terlihat semringah bisa mengamati penampakan matahari menggunakan kacamata matahari.
"Tadi mencoba lihat matahari pakai kacamata khusus. Warna mataharinya itu oranye, tapi katanya nggak boleh lihat lama-lama," ujar Afnan.
Pengamatan Gerhana Matahari Hibrida kali ini menjadi yang pertama kali buat Afnan. Termasuk kunjungan ke Observatorium Bosscha, namun sayang tak bisa masuk ke gedung teleskop besar.
"Senang bisa datang ke Bosscha, tapi nggak bisa lihat teleskop yang raksasanya jadi hanya bisa lihat dari luar saja," tutur Afnan.
Kontak pertama Gerhana Matahari Hibrida di Lembang mulai terjadi pada 09.27. Pengunjung antusias ingin menyaksikan prosesi kontak pertama tersebut melalui teleskop dan kacamata matahari.
Namun cuaca di Lembang disebutkan oleh peneliti tidak terlalu bagus karena tertutup oleh awan sehingga proses terjadinya Gerhana Matahari Hibrida jenis Gerhana Matahari Sebagian tidak terlihat jelas.
Pengamatan di Observatorium Bosscha sendiri hanya bisa mengamati 42,5 persen piringan matahari yang akan tertutup oleh piringan bulan saat proses gerhana terjadi.
Ada lima teleskop berukuran kecil yang disiapkan untuk pengamatan gerhana. Panitia juga menyediakan satu spot pengamatan gerhana tersebut menggunakan kacamata matahari.
Lihat juga Video 'Penampakan Gerhana Matahari Hibrida di Langit Jakarta yang Tak Sempurna':