Viral di media sosial video yang menampilkan seorang ibu hamil terpaksa ditandu menggunakan kain sarung yang ditopang sebatang bambu. Diketahui, peristiwa itu terjadi di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
Berikut fakta-fakta dibalik video tersebut yang dirangkum detikJabar.
1. Video Berisi Kritikan
Dari video yang beredar, terdengar suara seorang laki-laki terlihat kesal dan mengkritik kondisi jalanan rusak tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Eweuh kawani euy nu ngomean jalan. Gunung Hiur viral lagi, pa omekeun pa euy. Geninganan kieu kaayanna teh pa, tengah wengi ieu tengah wengi ngagotong nu bade ngalahirkeun (Tidak ada keberanian memperbaiki jalan. Gunung Hiur viral lagi, pa perbaiki pa. Ternyata seperti ini keadaannya pa, tengah malam menggotong yang mau melahirkan)," kata pria dalam video.
2. Kejadian Terjadi Pekan Lalu
Penelusuran detikJabar, kejadian tersebut berlokasi di perbatasan antara Kampung Pasir Kaliki dan Kampung Gunung Hiur, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Kabar diperoleh, warga yang terpaksa ditandu adalah ibu yang akan melahirkan.
"Video itu diambil tanggal 14 (April 2023) hari Jumat kemarin. Ada ibu hamil mau melahirkan hanya lokasi ke Puskesmas terdekat jauh," kata Alan (28) warga setempat, kepada detikJabar, Rabu (19/4/2023).
3. Ditandu Sejauh 4 Km
Alan menyebut kondisi jalan bisa dilintasi mobil ketika cuaca bagus atau cerah. Namun ketika hujan jalan tersebut berubah menjadi ekstrem dan tidak bisa dilintasi mobil. Akibatnya ibu hamil tersebut harus ditandu sejauh 4 kilometer.
"Jalan dengan kondisi rusak itu saja jaraknya 4 kilometer ke jalan aspal yang bagus," katanya.
"Mobil bisa jalan kalau cuaca bagus atau cerah kalau hujan boro-boro. Jalan itu (penghubung) antar kampung masuk ke desa atau jalan utama. Kondisi jalan berbatu sebagian hanya landasan tanah sebagian," ungkapnya.
4. Jalan Belum Pernah Tersentuh Aspal
Menurut Alan, jalan tersebut tidak pernah tersentuh aspal. Warga hanya berinisiatif merapikan jalan dengan landasan batu. Harapan besar mereka, jalan itu bisa diperbaiki agar layak dilintasi.
"Jalannya ekstrem, bebatuan belum pernah di aspal seumur lembur (kampung). Belum pernah ada perbaikan, oleh warga hanya diperbaiki sedikit-sedikit. Kalau hujan berlumpur, enggak bisa jalan hanya bisa motor, gara-gara jalan rusak, keinginan kami jalan ini bisa segera diperbaiki," ujarnya.
5. Respons Camat
Sementara itu, Camat Lengkong, Dedi Ruswandi mengaku belum mengetahui kabar tersebut. Ia akan lebih dulu meminta datanya ke pihak desa. Namun terkait kondisi jalan, Dedi tak menampik jika kondisinya masih banyak yang rusak.
"Kemarin diundang PU Propinsi dan katanya akan diperbaiki, baru sebagian-sebagian di aspal," imbuhnya.