Kisah Kelam dari 'Jalan Neraka' di Sukabumi

Kisah Kelam dari 'Jalan Neraka' di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 20 Apr 2023 04:00 WIB
Jalan Neraka di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
'Jalan Neraka' di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Rusaknya jalan yang menjadi akses dua desa di Kecamatan Lengkong dan Pabuaran di Kabupaten Sukabumi, membuat masyarakat kesulitan menikmati layanan kesehatan. Tak sedikit cerita kelam di balik 'jalan neraka' tersebut.

Menurut keterangan warga, sedikitnya ada tiga orang warga meninggal akibat tak sempat mendapat perawatan dari Puskesmas terdekat. Warga harus ditandu melewati jalan sejauh 4 kilometer agar bisa mendapat perawatan.

Cerita kelam itu salah satunya dialami Alan (28) warga Kampung Gunung Hiur, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran. Ia terpaksa harus kehilangan ibundanya saat dalam perjalanan menuju Puskesmas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibu saya sendiri, ceritanya sama mau melahirkan kejadiannya siang hari sudah lama sekitar tahun 2020-an. Melintasi akses jalan rusak, pakai tandu namun saat masuk ke ambulans meninggal dunia," lirih Alan kepada detikJabar, Rabu (19/4/2023).

Alan sendiri diketahui sebagai sosok yang membuat viral video ibu hamil yang akan melahirkan di media sosial. Dia berharap segera ada perbaikan jalan di wilayah tersebut agar kejadian serupa tidak kembali terulang kepada warga lainnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau di video itu Alhamdulillah, ibu yang ditandu itu selamat sampai tujuan. Sampai ke dalam ambulans yang menunggu di jalan bagus (aspal). Kondisi ambulans memang tidak sampai ke kampung, jadi untuk ke ambulans itu harus berjalan kaki sejauh 4 kilometer sampai ke ambulans yang menunggu di jalan bagus setelah itu diantar ke Puskesmas," katanya.

"Sudah tiga orang meninggal karena terlambat mendapatkan layanan kesehatan akibat kondisi jalan rusak. Selain ibu saya ada anak kecil juga yang sakit kemudian meninggal dunia saat melintasi jalan itu, sekitar tahun 2018 kejadiannya. Kalau dihitung sekitar 3 kali kejadian orang meninggal dunia saat melintasi jalan itu," ujar Alan menambahkan.

Sementara itu Ruswandi (47) salah seorang tokoh masyarakat di RT 02/RW 08 Kampung Gunung Hiur Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran, membenarkan soal rusaknya jalan tersebut. Menurutnya mayoritas jalan masih berupa tanah. Ada dua jalur dari lokasi perkampungan ke jalan aspal yang bagus. Namun banyak warga memilih jalan tersebut karena disebut lebih dekat ke jalan aspal.

"Ada dua jalur sebenarnya, paling dekat menuju jalan bagus disebutnya agak ringan dan enggak terlalu jauh. Jadi lurus kalau jalan yang satu lagi sama rusak dan agak jauh memang. Sudah lama sejak dibuat juga gitu, enggak pernah ada perbaikan atau di batu," kata Ruswandi.

Menurut Ruswandi, jalan itu kategori jalan buntu dan hanya menjadi akses dari perkampungan terdekat dan digunakan oleh warga Kampung Gunung Hiur, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuara dan warga Kampung Pasir Kaliki, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong.

"Jalan kampung ini buntu, enggak ada jalan kemana-mana lagi, penghubung posisinya perbatasan dengan kehutanan berada di pelosok, jauh kesana kemari. Kalau KK (Kepala Keluarga) kurang lebih 40 KK dengan jumlah jiwa 200 jiwa, satu masjid. Yang kemarin ditandu itu warga Kampung Pasir Kaliki. Kalau saya desanya Bantarsari, kalau yang kemarin (video) itu jalur masuk Neglasari namun (jalannya) kebanyakan dipakai masyarakat saya," papar Ruswandi.

"Harapan warga ya ingin ada perhatian di pihak aparat desa, atau yang lainnya, pengusaha. Kebanyakan warga kerja tani, mobil juga enggak sampai. Kalaupun cuaca bagus maksain kalau ada yang mengantar bahan bangunan juga harus sopirnya yang benar-benar ahli," sambungnya.

(sya/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads