Sudah menjadi tradisi bagi warga Indonesia melakukan mudik menjelang Lebaran. Mereka rela menempuh perjalanan jauh menuju kampung halaman demi bisa berkumpul dengan sanak saudara dan keluarga di momen Hari Raya Idul Fitri.
Namun masa mudik juga menjadi masa rawan kecelakaan karena volume kendaraan yang tinggi. Kemacetan panjang sudah menjadi hal lumrah yang harus dihadapi pemudik saat mudik.
Nah, saat mengalami kemacetan itulah pemudik atau tepatnya pengendara kerap didera rasa lelah dan mengantuk. Salah satu yang harus diwaspadai oleh pemudik yaitu microsleep. Microsleep adalah sebuah episode tidur yang pendek dan hanya berdurasi dalam hitungan detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Microsleep cukup berbahaya karena dapat mengancam nyawa para pengemudi. Pakar kesehatan tidur RS Mitra Kemayoran dr Andreas Prasadja menyebut mengantuk adalah penyebab utama kecelakaan lalu lintas ketika mudik.
"Dari tahun ke tahun operasi ketupat, angka kecelakaan tertinggi itu penyebabnya adalah ngantuk," kata dr Ade, seperti dikutip dari detikHealth, Rabu (18/4/2023).
Tubuh lelah memicu rasa kantuk yang menyebabkan seseorang tidur dalam durasi singkat yang disebut dengan microsleep. Microsleep adalah hal yang harus diwaspadai lantaran dapat mengancam nyawa pengemudi ketika mudik.
Hal ini dikarenakan microsleep menyebabkan pengemudi kehilangan kendali ketika berkendara.
Terkait hal itu, dr Ade memberikan sejumlah tips untuk mencegah microsleep saat berkendara.
1. Tidur
Dua minggu sebelum berangkat mudik, pengemudi disarankan memenuhi kebutuhan jam tidur. Dalam sehari, manusia membutuhkan waktu tidur 7-9 jam semalam.
"Jadi sudah harus tercukupi. Harusnya sih dua minggu sebelum perjalanan jauh sudah mulai gitu," kata dr Ade.
dr Ade menambahkan, pengemudi wajib tidur minimal 6 jam sebelum berkendara. Sehingga, pengemudi terhindar dari rasa kantuk selama di perjalanan.
2. Berkendara sesuai Jam Sirkadian
Ritme sirkadian merupakan pola tidur hingga bangun seseorang dalam 24 jam atau sehari. Ini membantu mengontrol jadwal harian tidur dan terjaga. Bisa dipengaruhi faktor cahaya, terang dan gelap, serta faktor lainnya seperti gangguan tidur.
Terkait hal ini, dr Andreas menyarankan agar pengemudi berangkat mudik pada jam-jam ketika ia biasa terjaga.
"Jadi tidak boleh berkendara di jam-jam yang biasa kita tidur," kata dr Ade.
3. Ganti pengemudi
Orang yang memiliki kebiasaan mendengkur atau sleep apnea harus lebih mewaspadai risiko microsleep. Karenanya, dr Ade menganjurkan untuk tidak mengemudi.
"Pendengkur memiliki risiko 15 kali lipat kecelakaan lalu lintas dibandingkan yang tidak mendengkur," jelas dr Ade.
"Jadi kalau yang biasanya tidur ngorok nggak boleh jadi supir, yang lain aja yang nyetir," bebernya.
4. Istirahat tiap 2-3 jam
Selain saran-saran di atas, dr Ade menyarankan agar pengemudi untuk beristirahat tiap 2-3 jam sekali. Ia juga mengingatkan pentingnya peregangan atau stretching agar tubuh tidak kaku.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di detikHealth dengan judul "Tips Cegah Microsleep saat Mudik, Dokter Sebut Bisa Picu Kecelakaan Fatal". Baca artikel aslinya di sini.
(tya/tey)