Wali Kota Bandung Yana Mulyana telah ditetapkan sebagai tersangka suap pengadaan CCTV dan penyedia jasa internet dalam program Bandung Smart City. Yana terjaring OTT KPK pada Jumat (14/4/2023), bersama sembilan orang lainnya termasuk pejabat Dishub.
Kemudian pada Minggu (16/4) malam, KPK menggelar konferensi pers terkait kasus Yana. Yana dan lima orang lain ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Ditangkapnya Yana oleh KPK menambah panjang daftar kepala daerah yang tersangkut masalah korupsi. Hal ini jelas memunculkan keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk Partai Gerindra, partai yang mengusung Yana Mulyana saat maju dalam Pilwakot Bandung 2018 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai Wali Kota Bandung Yana Mulyana yang (kena) OTT KPK, pertama mungkin kami prihatin ternyata disaat digencarkan tentang anti korupsi masih ada pimpinan pemerintahan yang tertangkap KPK, kami prihatin," kata Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Bandung Kurnia Solihat kepada detikJabar, Selasa (18/4/2023).
Menurut Kurnia, Partai Gerindra mendukung penuh langkah KPK dalam hal pemberantasan korupsi di tanah air. Sebab korupsi kata dia adalah penyakit akut yang ada di Indonesia saat ini.
"Di lain pihak khususnya kami untuk masalah ini sebagaimana disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, kami mendukung penuh kegiatan KPK dalam memberantas korupsi, karena salah satu penyakit paling berat dan akut di negara ini adalah korupsi," ungkapnya.
"Jadi untuk kasus ini kami serahkan kepada KPK mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku dan kami secara kepartaian tidak akan intervensi," sambungnya.
Terkait status Yana di Partai Gerindra sendiri, Kurnia menjelaskan jika Yana Mulyana sudah lama tidak menjalin komunikasi dengan partai yang mengusungnya tersebut.
Bahkan Kurnia menyebut, Partai Gerindra Kota Bandung beberapa kali mencoba untuk menjalin komunikasi dengan Yana melalui berbagai cara. Namun upaya itu tidak pernah digubris oleh Yana.
"Saya bisa mengatakan bahwa saudara Yana Mulyana sudah lama tidak ada komunikasi dengan kami, apalagi kami sebagai pengurus baru dari partai Gerindra di Kota Bandung yang dilantik pada bulan November 2022 secara kepartaian kami beberapa kali meminta waktu untuk bertemu untuk audiensi kepada Yana Mulyana karena mau tidak mau beliau adalah dulu pada saat pencalonan didukung oleh kami dan Mang Oded almarhum didukung oleh kami partai Gerindra. Jadi kami merasa penting untuk bertemu dan beraudiensi," jelas Kurnia.
Bukan cuma komunikasi, namun Yana Mulyana juga sering tidak menghadiri kegiatan partai, termasuk ketika diundang sebagai kader maupun Wali Kota Bandung.
"Tapi sampai beberapa kali pun kami tidak pernah diberi waktu, bahkan tidak dijawab dan akhirnya saya pribadi nantikan untuk komunikasi dengan dia, nah ini membuktikan bahwa dalam kegiatan partai pada saat ada sekjen ke Bandung dan terakhir ulang tahun pun, diundang tidak pernah hadir dan kami menganggap dia sudah tidak care lagi terhadap Gerindra," tegas Kurnia yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Bandung ini.
"Jadi itulah yang terjadi komunikasi dengan kami tidak berjalan dan tidak jalan dan sepertinya tidak menganggap lagi bahwa Gerindra adalah partai yang mengusung dirinya. Itu sebenarnya yang terjadi hari ini," lanjut dia.
Kurnia kemudian menyinggung soal dirinya yang sempat menjadi ketua tim pemenangan Oded-Yana dalam Pilwakot Bandung 2018 lalu. Setelah menang, Yana kata dia justru tidak pernah lagi berkomunikasi.
Karena itu, dia pun menganggap Yana Mulyana tak pantas disebut sebagai kader Partai Gerindra. Menurutnya Yana Mulyana memiliki KTA (kartu tanda anggota) Partai Gerindra hanya karena ingin menjadi wakil wali kota saat itu saja.
"Padahal saya ini sebenarnya adalah mantan ketua dari tim pemenangan Oded-Yana yang lalu. Setelah beliau jadi wakil wali kota saya tidak pernah bisa komunikasi, WA pun tidak pernah dijawab," ujarnya.
"Dan sayapun setelah sekarang menjabat sebagai Sekretaris DPC Partai Gerindra bahkan wakil ketua DPRD WA sayapun kembali tidak dijawab, jadi ada apa. Apa itu bisa disebut kader Gerindra? Ya saya katakan tidak, dia mungkin membuat KTA Gerindra sebatas waktu ingin jadi wakil wali kota," tutup Kurnia.
(bba/mso)