Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat 21 April 2023.
Dikutip dari laman resmi Dewan Perwakilan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Senin (17/4/2023) untuk di Kota Bandung sudah ada 26 lokasi yang menggelar salat Id.
Bagi Anda warga Muhammadiyah di wilayah Bandung Timur dan sekitarnya, sudah ditentukan lokasi yang akan menjadi pusat tempat dilaksanakannya salat Id.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bandung memusatkan Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) ditunjuk menjadi pusat lokasi dilaksanakannya Salat Id 1444 H untuk wilayah Bandung Timur.
Untuk imam sekaligus khatib pada salat id di UMB adalah Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPAIK) Drs H Dikdik Dahlan Lukman, M.Hum.
Rencananya salat Idul Fitri di UMB akan dilakukan di area halaman dan tempat parkir UMB.
Seperti diketahui, Universitas Muhammadiyah Bandung memang dikenal memiliki halaman cukup luas dan memadai untuk bisa rutin menyelenggarakan sholat Id, baik Idul Fitri ataupun Idul Adha.
UMB menjadi pusat tempat salat Idul Fitri wilayah Bandung Timur tahun ini menjadi bentuk komitmen UMB dalam memberdayakan sekaligus memfasilitasi kegiatan umat
Diberitakan sebelumnya, penetapan 1 Syawal 1444 H yang jatuh pada Jumat, 21 April 2023 mendatang didasari dengan penghitungan metode hisab wujudul hilal.
"Muhammadiyah dalam menentukan 1 Syawal 1444 H ini tetap menggunakan metode hisab wujudul hilal sehingga berdasarkan pada perhitungan yang cermat dengan pedoman itu, maka Muhammadiyah menetapkan 1 syawal 1444 H pada hari Jumat, 21 April 2023," kata Jamjam Erawan Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Barat saat dikonfirmasi, Jumat (14/4) lalu.
Jamjam mengungkapkan, perhitungan dengan metode itu, 1 Syawal yang ditentukan oleh Muhammadiyah ada kemungkinan berbeda dengan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Karenanya penetapan 1 Syawal antaran Muhammadiyah dan pemerintah berbeda, Jamjam memastikan tidak ada hal yang mesti dipermasalahkan.
"Namun perbedaan idul fitri ini bukan kejadian hanya saat ini, sudah beberapa kali kita berbeda dan berjalan dengan baik, harmoni dan menggembirakan karena diantara kami bisa saling menghormati, menghargai dan memuliakan hasil ijtihad masing-masing dengan alasan yang bisa diterima baik berdasarkan dalil naqli maupun dalil aqli serta menghindari pandangan merasa paling benar dari ijtihad itu," jelasnya.
(wip/mso)