5 Fakta Kepala BNN Tasikmalaya Minta THR ke PO Bus Budiman

5 Fakta Kepala BNN Tasikmalaya Minta THR ke PO Bus Budiman

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 15 Apr 2023 09:15 WIB
bnn tasikmalaya
Bnn Tasikmalaya. (Foto: 20Detik)
Tasikmalaya -

Badan Narkotika Nasional (BNN) membuat gempar masyarakat Kota Tasikmalaya. Bukan karena pengungkapan kasus, melainkan viral gegara minta tunjangan hari raya (THR) ke perusahaan bus Budiman.

Surat berkop BNN Kota Tasikmalaya itu pun viral di jagat maya. Berikut fakta-faktanya dirangkum oleh detikJabar.

1. Surat Dibuat Atas Persetujuan Kepala BNN Tasikmalaya

Surat ini berisi tentang ajakan partisipasi dan apresiasi untuk membantu THR. Atau, membantu paket Lebaran untuk 28 anggota BNN Kota Tasikmalaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat permohonan bantuan itu bertanda tangan Kepala BNN Kota Tasikmalaya Iwan Kurniawan Hasyim.

Iwan pun mengakui adanya kesalahan pada surat yang dilayangkan, sehingga surat tersebut sudah dicabut.

ADVERTISEMENT

"Itu mungkin suatu kesalahan dari kami saya pimpinan, itu tidak boleh terjadi. Saya berpikir sebenarnya hanya untuk anggota, tapi sudah dicabut," kata Iwan, Selasa (11/4/2023).

Dia menerangkan tujuan awal dikeluarkannya surat tersebut hanya ingin memberi tambahan bantuan Lebaran untuk anggotanya.

"Tujuannya untuk berikan tambahan buat anggota dalam bentuk barang sembako. Mohon maaf ini salah dan kesalahan saya untuk dimaklumi, saya tidak menyadari jadi seperti ini. Sudah ditarik dan tidak kemana-mana karena Budiman perusahaan besar yang sering bantu masyarakat," ucap Iwan menegaskan.

2. BNN Jabar Turun Tangan

Mengetahui kejadian ini, BNN Jawa Barat (Jabar) merespons sepucuk surat permintaan THR ke PO Bus Budiman. BNN Jabar langsung memeriksa secara internal pihak-pihak terkait buntut dari insiden tersebut.

"BNNP Jawa Barat melakukan serangkaian proses pemeriksaan internal, terhadap yang bersangkutan," kata Kepala BNN Jabar Brigjen Pol M Arief Ramdhani dalam keterangan tertulisnya sebagaimana diterima, Rabu (12/4/2023).

Dalam keterangannya, Arief pun menginstruksikan jajarannya untuk selalu menjaga integritas. Ia mengingatkan bawahannya untuk bekerja sesuai tugas di BNN.

"BNNP Jawa Barat senantiasa mengingatkan kepada seluruh pegawainya baik di BNNP Jawa Barat maupun di BNN Kabupaten/Kota Jajaran Jawa Barat untuk tetap melaksanakan tugas sesuai ketentuan yang berlaku dengan selalu menjaga integritas," pungkasnya.

3. Kantor BNN Tasikmalaya Dikirimi THR Palsu

Buntut kasus ini semakin panjang. Keesokan hari (12/4) setelah Kepala BNN Tasikmalaya angkat bicara, kantornya mendapat kiriman THR palsu.

Kantor yang berlokasi di jalan Dewi Sartika Kota Tasikmalaya itu dikirimi sekelompok pelajar setandan pisang mentah dan beberapa lembar uang mainan. Tertulis di kertas itu nilainya Rp 1 juta.

"Tadi dikirim oleh pelajar sekitar 5 orang, kalau atributnya seperti dari aktivis NU," kata salah seorang petugas keamanan kantor.

"Ya kami terima saja, mereka tak lama kembali pulang. Mereka juga sempat melakukan teatrikal, yang mengasih pisang ini pakai topi caping," lanjutnya.

Sub Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Tasikmalaya, Ridwan Juniarsa mengaku memaklumi respons masyarakat dalam menyikapi masalah Kepala BNN minta THR.

"Ya mungkin ini risiko yang kami terima, akibat masalah yang kemarin ramai. Kami jadi menanggung beban tersendiri, dipandang negatif oleh masyarakat," kata Ridwan.

4. Para Pegawai Merasa Kecewa dan Terpukul

Kantor BNN Tasikmalaya juga sempat kedatangan BNN Pusat dan Provinsi Jawa Barat. Petugas dari BNN RI itu melakukan pemeriksaan terhadap seluruh anggota BNN Tasikmalaya.

Sub Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Tasikmalaya Ridwan Juniarsa pun mengungkapkan semua pegawai mengaku sangat terpukul dengan perilaku Kepala BNN itu. Karena akibat perbuatan meminta THR ke pihak swasta itu, seluruh anggota BNN Tasikmalaya menanggung malu atas persepsi negatif masyarakat.

"Kami sebagai pegawai secara keseluruhan sangat terpukul dan sangat tidak kami harapkan terjadi seperti ini. Kami menanggung beban tersendiri akibat kejadian ini," sesal Ridwan.

Dia menambahkan para pegawai BNN Tasikmalaya sama sekali tidak tahu dan tak pernah diberi tahu ikhwal pengiriman atau rencana permintaan THR itu.

"Sama sekali tidak ada (rapat) dan kami tidak tahu, kalau dilihat dari klarifikasi Kepala BNN Tasikmalaya itu kesalahan yang dilakukan pribadi sendiri," katanya.

5. Kepala BNN Tasikmalaya Dipanggil dan Dinonaktifkan

Iwan pun dipanggil oleh BNN Provinsi Jawa Barat untuk menjalani pemeriksaan atau klarifikasi terkait kasus pengiriman surat minta THR ke perusahaan bus.

Hingga hari ini, Jumat (14/4) BNN Provinsi Jawa Barat akhirnya memberikan sanksi tegas untuk Kepala BNN Kota Tasikmalaya Iwan Kurniawan Hasyim. Status Iwan kini dinonaktifkan atau dibebastugaskan dari jabatannya karena sedang menghadapi pemeriksaan internal.

"Menindaklanjuti pemberitaan yang beredar terkait Kepala BNN Kota Tasikmalaya Minta THR ke PO BUS Budiman, PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dan kode etik dibebaskan sementara dari tugas jabatannya sejak yang bersangkutan diperiksa," kata Kepala BNN Jabar Brigjen Pol M Arief Ramdhani dalam keterangan yang diterima detikJabar.

Arief mengungkap, Iwan kini masih menghadapi pemeriksaan internal yang dilakukan BNN Jabar. Iwan juga bakal dimintai keterangan oleh Inspektorat Pengawasan dan Pemeriksaan Khusus ITTAMA BNN RI, setelah ulahnya meminta THR ke PO Bus Budiman viral di media sosial.

(aau/iqk)


Hide Ads