Ngerinya AI yang Jadi Ancaman Ratusan Juta Pekerjaan

Kabar Internasional

Ngerinya AI yang Jadi Ancaman Ratusan Juta Pekerjaan

Tim detikInet - detikJabar
Minggu, 02 Apr 2023 02:30 WIB
Security CCTV camera, surveillance technology and show application Artificial Intelligence AI tools icon on screen display.
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Sitthiphong)
Jakarta -

Kecerdasan buatan atau artificial intellience (AI) diprediksi akan semakin banyak manusia yang tersisihkan dalam dunia kerja. Bahkan ada ratusan juta pekerjaan yang bisa 'dikudeta' AI.

Dikutip dari detikInet, laporan Goldman Sachs memprediksi seperempat dari semua tugas pekerjaan yang ada di Amerika Serikat dan Eropa bisa digantikan oleh AI. Mereka mengutip studi yang menemukan bahwa 60% dari tenaga kerja berada di dalam pekerjaan yang tidak ada sebelumnya di tahun 1940.

"Jika generative AI bisa memberikan kemampuan seperti yang dijanjikan, pasar tenaga kerja dapat mengalami gangguan yang signifikan," tulis Goldman Sachs dalam laporannya, seperti dikutip dari Cnet belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar dua pertiga pekerjaan di AS sudah terekspos oleh otomasi menggunakan AI, menurut Goldman Sachs. Sekitar 7% pekerjaan di AS bisa digantikan oleh AI, sedangkan 63% akan dibantu oleh AI dan 30% tidak akan terpengaruh.

"Meskipun dampak AI di pasar tenaga kerja cenderung signifikan, sebagian besar pekerjaan dan industri hanya terpapar sebagian oleh otomasi, dan oleh karena itu kemungkinan besar akan dilengkapi ketimbang digantikan oleh AI," jelas Goldman Sachs.

ADVERTISEMENT

Di AS, pekerjaan terkait dukungan administrasi memiliki risiko terbesar digantikan AI (46%), diikuti oleh pekerjaan di bidan hukum (44%) serta arsitektur dan teknik (37%).

Pekerjaan yang Tak Terganggu AI

Meski ada pekerjaan yang terancam diambilalih AI, tapi ada juga jenis pekerjaan yang diprediksi aman. Artinya, pekerjaan itu hanya bisa dilakukan manusia, meski peluang digantikan AI tetap ada.

Pekerjaan yang tidak begitu terpapar AI adalah pekerjaan manual seperti petugas kebersihan dan pemeliharaan, pemasangan dan perbaikan, serta pekerjaan konstruksi.

"Meskipun dampak AI di pasar tenaga kerja cenderung signifikan, sebagian besar pekerjaan dan industri hanya terpapar sebagian oleh otomasi, dan oleh karena itu kemungkinan besar akan dilengkapi ketimbang digantikan oleh AI," jelas Goldman Sachs.

Menurut Goldman Sachs, generative AI merupakan bentuk kemajuan teknologi dengan efek makroekonomi yang cukup besar. Adopsi AI yang lebih luas diperkirakan bisa meningkatkan nilai total barang dan jasa yang dibuat di seluruh dunia sebesar 7% dalam 10 tahun ke depan.

Generative AI mulai menarik perhatian publik sejak diluncurkannya ChatGPT oleh OpenAI pada November lalu. Chatbot yang ditenagai AI ini bisa diajak bercakap-cakap, menulis puisi, hingga menulis barisan kode.

Sejak saat itu perusahaan teknologi berlomba-lomba menggunakan AI di produknya. Microsoft menggandeng OpenAI untuk menyisipkan ChatGPT di mesin pencari Bing. Sedangkan Google belum lama ini merilis pesaing ChatGPT bernama Bard.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Seram! AI Diprediksi Bisa Ambil Alih 300 Juta Pekerjaan

(yum/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads