Yongki Hamidun, suami pekerja migran Indonesia (PMI) Dede Asiah Awing Omo asal Kabupaten Karawang buka suara soal nasib istrinya. Dia menyebut istrinya tergoda bekerja di Turki dengan gaji yang besar.
Yongki Hamidun mengungkapkan, istrinya terpaksa menjadi pekerja migran sebagai asisten rumah tangga (ART), lantaran terdesak kebutuhan ekonomi.
"Istri saya awalnya ditawari bekerja di luar negeri, katanya nanti dibawa ke Turki dengan gaji USD 600 sebulan. Gimana nggak tertarik kita kan juga emang lagi butuh sumber penghasilan," ujar Yongki, saat dihubungi detikJabar, Jumat (31/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yongki menuturkan, ia sempat melarang atau mencegah kepergian sang istri. Dia bahkan berbohong telah mendapat pekerjaan demi mencegah istrinya pergi ke luar negeri.
"Saya nggak ngizinin. Saya juga sempat bilang kalau saya dapet kerjaan layak, biar istri nggak berangkat ke luar negeri, padahal saya bohong," kata dia.
Namun, nampaknya keberangkatan sang istri tetap diproses oleh seorang sponsor dari agen tenaga kerja asal Subang.
"Saya kira nggak jadi kan, taunya udah ada paspor, prosesnya udah sampai sini katanya. Tinggal nunggu jadwal berangkat, sebenarnya saya juga heran, kenapa nggak ada tes kesehatan dulu atau apa gitu," paparnya.
Lebih lanjut diterangkan Yongki, beberapa minggu kemudian sang sponsor datang memberitahukan jadwal keberangkatan, dan penempatan pekerjaan.
"Jadi setelah diberikan jadwal keberangkatan itu sebenarnya saya khawatir, istri habis lahiran cesar baru beberapa bulan. Saya kebetulan tahunya pas beberapa hari lagi mau berangkat jadi sulit mencegah," ungkap Yongki.
Akhirnya, berangkat lah sang istri pada tanggal 26 Oktober 2022, seperti yang diceritakan, Dede Asiah Awing Omo disebut akan dipekerjakaan di Turki dengan kontrak empat tahun, dan gajih sebesar USD 600 per bulan.
"Seperti yang diceritakan, istri mendarat di Istanbul, terus ngontak ke saya, tapi ternyata di sana dia hanya semalam nginap di apartment, besoknya malah diterbangkan lagi ke Suriah," ucap Yongki.
Setelah di Suriah, Dede tak langsung memberi kabar kepada Yongki, ia hanya menjalankan pekerjaan seperti biasa. Namun setelah bekerja selama hampir dua pekan barulah Dede mengadu kepada Yongki.
"Jadi pas di Suriah nggak langsung ngabari, kerja aja dia kayak biasa. Saya kan nggak tahu, setelah hampir 2 mingguan lah, baru telepon ngeluh ke saya katanya kerjanya cape nggak ada istirahat," ungkapnya.
Yongki yang kebingungan akan nasib istrinya pun tak bisa apa-apa. Ia lantas mencoba menghubungi pihak sponsor yang memberangkatkan istrinya tersebut.
"Saya coba hubungi lagi ke sana, katanya, pekerjaan namanya cape mah biasa. Jadi saya cuma disuruh sabar," ucap dia.
Kini sang istri diketahui tengah beristirahat di penampungan PMI, yang berlokasi di Damascus, Suriah. Yongki berharap pihak pemerintah bisa segera memulangkan sang istri.
"Sekarang masih istirahat dipenampungan karena dia diberi waktu sama majikannnya istirahat 2 minggu, saya harap pemerintah bisa memulangkan istri saya," pungkasnya.
(mso/mso)