Hari Filateli Nasional atau yang lebih dikenal sebagai hari para kolektor prangko dirayakan tanggal 29 Maret setiap tahunnya. Prangko adalah secarik kertas yang ditempelkan pada amplop, kartu pos atau benda pos lainnya yang digunakan untuk pembayaran ongkos kirim.
Prangko pertama kali diterbitkan pada 6 Mei 1840 oleh Sir Rowland Hill di Inggris. Sementara di Indonesia, prangko pertama kali terbit saat pemerintah Hindia Belanda menguasai Nusantara pada 1 April 1864. Prangko Hindia Belanda yang diterbitkan Belanda berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 sen dengan gambar Raja Willem III.
Semakin berkembangnya zaman, perkumpulan prangko di Indonesia mulai dibentuk tanggal 29 Maret 1922 dengan nama resmi Perkumpulan Filatelis Indonesia. Hari perayaan bagi kolektor prangko nasional ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk mengingat kemunculan prangko dari masa ke masa. Semakin tua koleksi prangko tersebut, semakin tinggi pula harga yang bisa di jual. Seseorang yang memiliki hobi filateli harus memahami dasar-dasar pengetahuan prangko seperti asal negara prangko, mengenal keadaan pasaran nilai prangko, jenis prangko dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Hari Filateli Nasional
Filateli diambil dari bahasa Inggris yaitu philately yang juga diserap dari bahasa Prancis 'Philatelie'. Filatelis Georges Herpin pertama kali menciptakan istilah tersebut pada 1864 untuk menggantikan kata timbromanie. Menurut filosofis Georges, Philatelie diambil dari akar kata bahasa Yunani 'philos' yang berarti suka, dan 'atelia' yang berarti tidak membayar kewajiban dan pajak.
Sejak prangko masuk ke nusantara, pada 29 Maret 1922 sekelompok kolektor prangko membentuk klub filateli di Batavia dengan nama "postzegelverzamelaars club Batavia". Pertemuan kolektor prangko ini lah yang menjadi asal mula perayaan Hari Filateli Nasional. Munculnya organisasi tersebut mendapatkan respon positif dari berbagai pihak, sehingga pada 15 Agustus 1940 terbentuk organisasi lainnya bernama "Nederlandsch indische vereeniging van pustzegel verzamelaars" yang menjadi wadah terstruktur para kolektor prangko nasional.
Setelah proklamasi kemerdekaan, organisasi tersebut berganti nama menjadi "algemene Vereeniging Voor Philatelisten in Indonesia". dan 1953 berubah lagi menjadi Perkumpulan Umum Philateli Indonesia (PUPI). Tak henti disitu, perkumpulan tersebut terus mengganti namanya sebanyak dua kali pada tahun 1965 dan 1985. Pada tahun 1969 Indonesia bergabung menjadi anggota Federation International de Philatelie (FIP) agar dapat mengikuti perkembangan filateli di seluruh dunia.
Fakta Unik Hari Filateli
1. Pernah Menjadi Tuan Rumah Kompetisi Filateli Dunia 2020
Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI), Fadli zon melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) World Championship and Exhibition dengan Federation Internationale de philatelie (FIP). Dengan ini, Indonesia secara resmi menjadi tuan rumah penyelenggara World Stamps Championship and Exhibition 2020. Acara ini merupakan pameran Filateli pertama di Indonesia yang diselenggarakan di Gedung DPR RI. Acara ini diselenggarakan bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-75 lalu. Dalam kegiatan World Stamps Championship and Exhibition 2020 ini menjadi salah satu pameran terbesar di Indonesia dengan 3000 frame yang berasal dari 60 negara.
2. Hobi Raja
Hobi koleksi prangko merupakan hobi yang bisa dilakukan oleh seluruh kalangan dan dapat menjaga sejarah dan identitas bangsa. Tak terkecuali para bangsawan di masa lalu, Filateli mulai disebut 'king of hobbies and hobby of the kings' di Eropa sebelum tahun 1940. Beberapa raja dan ratu yang terkenal memiliki hobi Filateli adalah Ratu Elizabeth, Carol Caraiman, Manuel, Alfonso. Sebelum Ratu Elizabeth, ayahnya sudah mengoleksi berbagai perangko dari zaman penjajahan.
3. Prangko Pertama Pemerintahan Republik Indonesia
Walaupun prangko pertama di Indonesia sudah pernah diterbitkan pada 1 April 1864. Setelah Proklamasi, Pemerintahan Republik Indonesia merilis Prangko baru agar pengiriman surat tak lagi menggunakan prangko cetakan Belanda. Prangko tersebut dirilis sebagai pertanda Indonesia telah terbebas dari penjajah. Prangko itu bergambar banteng dan bendera Merah Putih, di bagian atasnya ada tulisan "Indonesia Merdeka" dan tulisan "17 Agustus 1945" di bagian bawahnya. Saat itu, prangko tersebut dihargai 20 sen.
4. Prangko Termahal di Indonesia Seharga Lima Miliar
Salah satu prangko termahal di Indonesia adalah prangko Netherlands Indies 10 cent Queen Wilhelmina berwarna merah. Prangko yang dibandrol seharga Rp 5 miliar ini dicetak tindih oleh Angkatan Darat Pendudukan Jepang dan Republik Indonesia yang digunakan di wilayah Sumatera pada 1946. Tingginya harga perangko tersebut karena saat ini hanya tersisa dua keping di dunia.
5. Membutuhkan Alat yang Beragam
Tak hanya mengoleksi prangko, menjadi filateli pun perlu mempersiapkan berbagai alat yang dapat digunakan seperti album prangko, album polos, album sheet, pinset, kaca pembesar, album jepit, album bergambar, album sisip, katalog prangko, album stok, hawid, alat pendeteksi prangko, alat penunjuk warna, album blok.
Twibbon Hari Perayaan Filateli
Itu dia penjelasan tentang Hari Filateli Nasional 2023, sejarah, fakta unik dan link twibbonnya. Semoga membantu.
(tya/tey)