Pemantauan hilal yang dilakukan Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) menemui kendala. Pemantauan tersebut terpaksa dihentikan lantaran cuaca Kota Bandung diguyur hujan.
Wakil Ketua Observatorium Albiruni Unisba Fahmi Fatwa Rosyadi mengatakan, pemantauan tak bisa dilakukan karena hujan tiba-tiba turun sekitar pukul 17.30 WIB. Akibatnya, hilal pun tak bisa terlihat karena cuaca buruk tersebut.
"Pengamatan saat ini tidak bisa dilanjutkan karena hujan turun sebelum matahari terbenam. Saya standby, kemudian dicek lagi di ufuk sebelah timur sudah tertutup awan cukup tebal. Sehingga pengamatan kita hentikan," kata Fahmi di Observatorium Albiruni Unisba, Rabu (22/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kondisi itu, Fahmi menyatakan hilal di Kota Bandung berdasarkan pemantauan Observatorium Albiruni tidak bisa terlihat. Sementara berdasarkan informasi yang ia terima, hilal sudah muncul di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tadi sempat dilakukan sejenak, tapi pengamatan tidak sampai 5 menit karena turun hujan. Jadi (hilal) tidak terlihat," tuturnya.
Sebelumnya, Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) mulai melakukan pemantauan hilal 1 Ramadan 1444 Hijriyah. Pengamatan hilal 1 ramadan pun diprediksi bakal nampak dan terlihat di Kota Bandung, Jawa Barat.
Kepala Observatorium Albiruni Fakultas Syarlah Unisba Encep Abdul Rojak mengatakan, pemantauan hilal dilakukan dengan koordinat tempat Lintang 6°54'12" Lintang Selatan, Bujur 107°36'32" Bujur Timur. Adapun pemantauan dilakukan di tempat ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (MDPL).
"Hasil dari pengamatan ini akan dilaporkan kepada Kementrian Agama Republik lndonesia sebagai bahan Itsbat Awal Ramadhan 1444 H," katanya saat ditemui wartawan di sela-sela pengamatan hilal di Observatorium Albiruni Unisba, Rabu (21/3/2023).
(ral/mso)