Fakta-fakta Misteri Kematian Janda Sukabumi

Fakta-fakta Misteri Kematian Janda Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 16 Mar 2023 10:30 WIB
Proses ekshumasi jasad wanita di Sukabumi
Proses ekshumasi jasad wanita di Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Kematian E (42) janda asal Sukabumi, disebut misterius. Ia pergi dari rumah dengan keadaan sehat, bahkan sejumlah orang termasuk keluarga melihatnya dengan seorang pria berjaket merah. Namun hilang semalam, E ditemukan meninggal dunia dengan posisi terduduk.

Keluarga yang curiga kemudian melaporkan hal itu ke polisi, ekshumasi digelar pada Rabu (15/3/2023). Apa saja fakta yang ditemukan sejauh ini terkait kematian E?

1. Ditemukan Terduduk di Kursi Kayu

Warga Kampung Babakansari, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi Jumat (10/3/2023) geger. Sesosok jasad perempuan ditemukan dalam keadaan terduduk di atas kursi kayu panjang tidak jauh dari sebuah gang padat penduduk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak butuh waktu lama, perempuan itu dikenali sebagai E (42). Kecurigaan akan penyebab kematian korban merebak, namun pihak keluarga saat itu masih menutup rapat-rapat karena panik dan sibuk melakukan prosesi pemakaman jenazah korban.

"Waktu itu pagi sekitar jam 05.30 WIB, ada ramai-ramai di depan gang katanya ada orang meninggal dunia dengan posisi duduk. Awalnya saya dengan istri tidak merespons, sampai akhirnya istri datang ke lokasi sampai sana masih belum sadar kalau itu mamahnya. Pas ke sana ada yang kenal dengan jasad itu, katanya itu mamah istri saya. Saat itu juga istri saya shock dan pingsan," kata Dika (27) menantu E kepada detikJabar, Rabu (15/3/2023).

ADVERTISEMENT

2. Kecurigaan Keluarga Terkait Kematian

Dika menyebut jasad mertuanya itu ditemukan sejauh 300 meter dari tempat tinggalnya. Diketahui E dahulu sempat tinggal di Kampung Babakansari, bersama suaminya. Namun selepas suaminya meninggal ia tinggal di Cijengkol, Kecamatan Caringin, sementara anaknya tetap tinggal di Babakansari.

"Kabar yang kami terima, almarhumah itu pamit dari Cijengkol mau ke rumah di Babaksari. Dulu beliau memang tinggal di sini, setelah mertua lelaki atau ayah dari istri saya meninggal akhirnya beliau menetap di Cijengkol bersama orang tuanya, kakek istri saya. Biasanya kalau berangkat ke Babakansari suka berkomunikasi, mamah mau berangkat ke situ biasanya begitu, tapi ini enggak ada kabar," ujar Dika.

Dika, terutama keluarga besar istrinya curiga dengan kondisi kematian E yang menurutnya janggal. Mulai dari kondisi duduk, pakaian, hijab dan sederet kecurigaan lainnya.

"Kondisinya duduk, dengan rambut acak-acakan, wajah pucat karena memang sudah meninggal ya. Posisi duduk seperti ada yang simpan dengan posisi begitu, " tuturnya.

3. Keluarga Tak Langsung Lapor Polisi

Dika mengatakan keluarga tidak serta merta melaporkan hal itu ke polisi. Karena menurutnya, warga di permukiman tempat ditemukannya korban masih berstatus keluarga. Saat itu kondisi panik masih menerpa.

"Pada saat itu polisi belum dikabari, kami masih panik, selingkungan di situ kan sekeluarga semua, begitu melihat (jasad) almarhum langsung digotong, tidak mengabari polisi hanya melapor ke RW saja. Tapi kebetulan ada yang memfoto korban dengan posisi begitu," ujarnya.

"Pakaiannya acak-acakan, biasanya mama berpakaian rapi, posisi kerudung bawah ke hidung posisi kerudung atas ke belakang sampai rambut terlihat. Tali tas biasanya perempuan di soren (selempang) itu tali tas ada di atas kepala," sambung Dika menceritakan kondisi jasad mertuanya.

4. Lapor Polisi Berharap Kasus Terungkap

Hari berikutnya atau Sabtu (11/3/2023) keluarga akhirnya melapor ke Polsek Cicurug, Resor Sukabumi. Polisi juga sempat meminta keluarga untuk ke Polsek Caringin untuk meminta surat keterangan.

"Keluarga sempat diminta lapor ke Polsek Caringin, pas lapor kedua kali kata kapolsek harus lapor dulu minta surat kesehatan ke Polsek Caringin," lirih Dika.

Singkat cerita, pelaporan keluarga E akhirnya diterima polisi. Penyelidikan kemudian dilakukan, pihak keluarga berharap adanya kejanggalan pada kematian E segera terungkap. Pihak keluarga juga mengatakan, jasad E akan di otopsi meskipun sudah dimakamkan atau di ekshumasi.

"Ada kecurigaan dari pihak keluarga dan berharap penyebab kematian almarhum terungkap," ujar Dika.

5. Forensik Cek Sebab Kematian Korban

Dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Sukabumi mengambil sejumlah sampel organ dalam dari jasad wanita inisial E (42) yang menjalani proses ekshumasi sejak Rabu (15/3/2023) pagi. Sampel itu akan diperiksa untuk mencari tahu penyebab kematian korban.

Dokter forensik, Nurul Aida Fathia mengatakan proses penggalian hingga ekshumasi berlangsung sejak pukul 10.00 WIB. Pemeriksaan dilakukan mulai dari luar hingga bagian dalam tubuh korban.

"Jadi tadi kita lakukan penggalian sekitar jam 10.00 WIB, kemudian jenazah diperiksa dari mulai pemeriksaan luar jenazahnya, kita cari ada tidak tanda-tanda trauma, ada pelukaan atau tidak. Tapi karena kondisinya sudah membusuk, jadi kulitnya juga sudah berwarna kehijauan, sehingga area yang kita curigai kita akan kirim dulu ke laboratorium untuk memastikan apakah itu luka atau bukan," beber Aida kepada detikJabar, Rabu (15/3/2023).

6. Sampel Organ Dalam Korban Diambil

Petugas melakukan autopsi untuk memeriksa organ dalam korban. Organ utama tidak luput dari pemeriksaan petugas.

"Kemudian kita lakukan autopsi, kita periksa semua organ dalamnya bagian terutama adalah organ yang utama yaitu jantung, paru, hati kita ambil sampel untuk melihat ada atau tidak kelainan, dalam hal ini ada tidak penyakit, ada empat sampel yang akan di uji lab," ujarnya.

Awak media kemudian menanyakan kemungkinan korban memiliki riwayat sakit yang kemudian berhubungan dengan kematiannya. Namun hal itu belum bisa dipastikan.

"Itu nanti harus dipastikan karena kondisi sudah membusuk, jadi istilahnya secara kasat mata itu tidak bisa kita lihat. Jadi harus dibuktikan secara mikroscopis lewat laboratorium. Kalau secara permukaan tidak ada kelainan, tidak ada luka, enggak ada yang terbuka segala macam," beber Aida.

"(Luka memar) Itu yang harus di pastikan nanti kita akan kirim dulu ke laboratorium untuk memastikan apakah dibilang memar itu benar memar atau hanya bagian dari pembusukan," pungkasnya.

7. Teka-teki Pria Berjaket Merah

Teka-teki kemudian muncul dibalik peristiwa tersebut. Dengan siapa korban pergi hingga satu malam dan keesokan harinya ditemukan tidak bernyawa dalam keadaan duduk di sebuah kursi panjang yang hanya berjarak 300 meter dari rumah anak dan menantunya di Kecamatan Cicurug.

"Ada yang melihat mamah mertua saya dijemput pria pakai motor Supra mengenakan jaket dan helm berwarna merah. Hubungan pria itu dengan almarhum teman. Anak-anak di Kecamatan Caringin sudah tahu yang bersangkutan sering jemput ke sana," kata Sandika alias Dika (27) menantu korban kepada detikJabar, Rabu (15/3/2023).

Dika mengaku sempat melihat pria itu sudah berada di Polsek Cicurug, saat ia memproses laporan kepolisian. Namun ia enggan berspekulasi terkait peran pria itu dibalik kematian almarhum mertuanya.

"Kami sudah serahkan prosesnya ke pihak kepolisian, kami tinggal menunggu hasilnya nanti," imbuh dia.

8. Pengakuan Warga Melihat Korban

Sosok pria berjaket merah itu juga dilihat Sumitra (43), warga Desa Cijengkol yang juga masih berstatus kerabat korban. Pada Kamis (9/3) Sumitra mengaku melihat korban ditunggu oleh pria berjaket merah menggunakan motor, pria itu menunggu dekat pohon Pala.

"Awalnya habis nganterin penumpang terus lewat dekat rumahnya (kediaman E) ternyata ada satu motor di dekat pohon Pala deket rumahnya menunggu. Motornya warna merah hitam, terus jaketnya merah, helmnya hitam ada merahnya," aku Sumitra.

Saat itu Sumitra sempat melontarkan candaan ke E, karena selama ini E dikenal ramah dengan siapa saja. Saat itu E hanya melemparkan seutas senyuman tanpa menimpali candaan Sumitra.

"Saya fokusnya ke si E, karena saudara saya, terus saya candain mau kemana kamu kalau mau keluar ayok sama saya. Waktu itu sekitar jam 13.00 WIB kurang lebih, cuma dia gak nyaut cuma senyum di tutup kerudung langsung dia naik motor yang nunggu itu sementara saya pulang," ungkap Sumitra.

Sumitra hanya melihat setelan luar pria yang menjemput E, ia mengenakan helm tertutup rapat. Menurut penuturan warga pria itu memang kerap datang menjemput E. "Kalau kata saudara-saudara dekatnya dia ini teman dekat almarhum, namun anehnya ketika almarhum meninggal dia enggak ada, saat tahlilan juga enggak ada. Nah warga curiga ke situ," pungkasnya.

(sya/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads