Kondisi muka air tanah di Bandung menurun dari 60 hingga 100 meter. Upaya pembangunan sumur-sumur resapan dan kawasan konservasi pun tengah diupayakan Pemkot Bandung.
Terbaru, Pemkot Bandung meresmikan kolam retensi Cisanggarung yang mampu menampung delapan juta liter air. Di kawasan ini pemkot mengonservasi lahan agar bisa meningkatkan daya serap air, salah satunya penghijauan di lokasi tersebut.
"Selain pengendalian banjir juga, difungsikan sebagai konservasi. Jadi mudah-mudahan ada kolam retensi, resapan air makin besar, dan tinggi muka air tanah naik," ucap Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi kepada detikJabar, Selasa (14/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didi mengatakan tahun ini Pemkot Bandung bakal membangun sekitar 12 sumur resapan dalam dan 500 biopori. Upaya ini dilakukan untuk menjaga dan mengembalikan muka air tanah di Bandung, selain menanggulangi banjir.
"Tahun ini ada pembangunan kolam retensi di Margahayu juga, sama Gedebage di Sapan. Tapi, alirannya ke Kabupaten Bandung tak besar. Jadi kita buat sumur imbuhan dulu, istilahnya rain garden untuk resapan hujan," ucap Didi.
Sekadar diketahui, hasil kajian Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGL) Badan Geologi menyebut kondisi muka air tanah di Bandung Raya kritis. Muka air tanah di Kota Bandung dan sekitarnya semakin menurun sekitar 60 meter hingga 100 meter.