Aroma herbal begitu menyengat di sekitar Jalan Pasar Barat yang berada di belakang bangunan Pasar Baru Bandung. Aroma obat herbal itu keluar dari bangunan berwarna kuning yang ada di sudut jalan. Disitulah, berdiri toko jamu legendaris yang sudah ada sejak abad ke-18.
Toko jamu legendaris itu bernama Babah Kuya, terletak di Jalan Pasar Barat Nomor 44. Toko ini didirikan Tan Sioe Houw, orang pertama yang menjual berbagai obat herbal dan rempah-rempah di Bandung. Babah Kuya mulai menggeluti usahanya itu pada tahun 1838 silam dan turun-temurun bertahan hingga sekarang.
detikJabar berkesempatan mengunjungi Toko Babah Kuya belum lama ini. Toko ini bisa terlihat dengan mudah karena bangunan dan papan namanya didominasi warna kuning. Begitu tiba di depan Toko Babah Kuya, kita disambut dengan berbagai wadah yang menyimpan banyak obat herbal hingga rempah-rempah. Aroma khas dari obat herbal pun semakin tajam menusuk hidung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berada di dalam Toko Babah Kuya, kita tak bisa leluasa untuk melihat aneka ragam obat herbal yang disimpan. Sebab, selain karena pemilik toko membatasi area untuk pembeli, tempat penyimpanan juga harus steril.
Kesan jadul pada toko ini masih terjaga dengan baik, mulai dari bentuk bangunan hingga pernak-pernik di dalamnya. Di salah satu sudut, terpajang juga foto Babah Kuya, sang pendiri toko.
"Perintisnya namanya Tan Sioe Houw (Babah Kuya) di sini, lokasinya disini dari zaman dulu disini, cuma bangunannya gak begini cuma seperti bangunan gudang aja. Itu kira-kira sekitar tahun 1838 kurang lebih awal mulai dagangnya," kata Hendra Tanuwirja (56), pemilik Toko Babah Kuya saat berbincang dengan detikJabar.
Hendra sendiri adalah generasi kelima dari Babah Kuya yang melanjutkan usaha nenek moyangnya itu. Sejak dulu kata Hendra, barang yang dijual tidak pernah berubah, yakni obat herbal dan rempah-rempah.
"Dari awal memang sudah dagang herbal dan rempah-rempah begini," ujarnya.
Sudah hampir dua abah Toko Babah Kuya melayani pembeli yang membutuhkan pengobatan dengan tanaman-tanaman herbal. Menurut hendra, selain usahanya yang turun temurun, pembeli yang datang juga merupakan pelanggan lama.
"Sudah hampir dua abad, kita menjaga kualitas jadi orang turun temurun beli, pembelinya ya turun temurun. Mereka sudah pada tahu beli herbal disini," ungkap Hendra sambil melayani pembeli.
Di Toko Babah Kuya ini, segala jenis obat herbal bisa didapat. Mulai dari obat herbal untuk penyakit ringan hingga yang kronis, dijual oleh toko legendaris ini. Seperti saat Hendra melayani pembeli yang punya riwayat kanker.
Adapun obat-obat herbal yang di sini sebagian besar berasal dari dalam negeri. Meski begitu, ada juga yang diimpor. Hendra menuturkan, obat herbal dari Indonesia jauh lebih manjur ketimbang dari luar negeri.
"Di sini jual segala macam herbal, dari buat kesehatan biasa, buat penyakit parah dan kronis juga ada. Kebanyakan bahan dari Indonesia, dari impor juga ada tapi jarang karena memang bagus herbal Indonesia," ucap Hendra.
Pembeli Bisa Konsultasi
Hal menarik dari Toko Babah Kuya, pembeli bisa berkonsultasi lebih dulu soal keluhan yang dialami. Seperti saat Hendra menanyakan riwayat penyakit seorang pembeli yang mengidap kanker.
Setelah menanyakan keluhan, barulah Hendra menyiapkan obat yang cocok bagi pembeli, termasuk cara meramu dan meminumnya hingga pantangan yang tidak boleh dilakukan si pelanggan.
"Menanyakan keluhan dulu, nanti dikasih obatnya apa, cara pakainya juga, mau konsultasi bisa tanya lewat WhatsApp. Harus paham karena kita kan kasih obat ke pembeli, jadi harus tahu herbal ini buat apa, sakit ini pakai obat ini, kita mesti tahu," tegasnya.
"Bisa konsultasi dulu sebelum beli," imbuhnya.
Dia mengungkapkan, pengetahuan soal medis dan manfaat obat herbal sudah dipelajari sejak kecil. Hendra dulunya juga rajin membantu orang tua saat mengurus Toko Babah Kuya.
"Belajarnya ya dari dulu sejak kecil sudah bantuin orang tua disini jadi sudah tahu ini buat apa, ini buat apa," jelasnya.
Hendra juga menuturkan, semua obat herbal dan rempah-rempah yang dijual adalah racikan sendiri. Dia memastikan hanya bahan dasar saja yang didapat dari luar.
"Semua buatan sendiri, cuma jual buatan sendiri. Racikan sendiri, yang serbukan juga buatan sendiri. Yang dari luar cuma bahan dasar doang, racikan sendiri," ungkapnya.
Adapun harga dari berbagai jenis obat dan rempah-rempah di Toko Babah Kuya bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu, tergantung jenis dan manfaatnya.
(bba/orb)