Kasus kematian akibat penyakit leptospirosis di Kabupaten Pangandaran tertinggi di Jawa Barat.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Aang Syaeful Rahmat membenarkan kasus kematian akibat leptospirosis tahun 2022 di Pangandaran cukup tinggi.
"Sepanjang tahun 2022 ada 300 warga Pangandaran yang terkena leptospirosis dengan kasus kematian sebanyak 20 orang," kata Aang kepada detikJabar, Sabtu (11/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya dalam upaya penanganan leptospirosis di Pangandaran menjadikan RSUD Pandega Pangandaran sebagai sentinel (terfokus pada kegiatan leptospirosis yang harus jadi rujukan puskesmas lain).
"Selain itu sentinel diterapkan di Puskesmas Kalipucang dan Puskesmas Cijulang. Sentinel itu ada kegiatan deteksi pengobatan dan pengendalian vektor virusnya," kata Aang.
Dia menyebut, leptospirosis bisa sembuh. Sebetulnya leptospirosis itu penyebabnya bakteri, pengobatan memakai antibiotik juga dapat sembuh.
"Yang menyebabkan kematian akibat kencing tikus itu karena sudah fase sudah Weil's disease. Adapun ciri-ciri tubuh yang sudah parah jika sudah berwarna kuning, melakukan cuci darah," ucapnya.
Kendati demikian, kata Aang, jika diawal memang kematian di Pangandaran sangat tinggi. Pasien rata-rata datang ke puskesmas sudah dalam kondisi parah, karena ketidaktahuan soal penyakit tersebut.
"Karena kasus nya memang jarang membuat pengetahuan minim," katanya.
Pihaknya sudah melakukan peningkatan kapasitas dokter dan perawat puskesmas dengan mengadakan zoom meeting dengan dokter dalam.
"Alhamdulillah setelah itu kematian menurun di awal tahun 2023, belum parah jadi langsung diobati," ucapnya.
Aang mengatakan tahun 2023 mulai menurun, bahkan zero, tapi tetap waspada, pengendalian vektor, penelitian terus dilakukan, sosialisasi terus gencar dan membangun upaya sentinel.
"Kasus saat ini cenderung turun karena iklim yang berubah. Virus kencing tikus bisa menularkan ke hewan lain, kita belum memeriksa juga ke hal lainnya, karena virus leptospirosis juga bisa menular ke hewan ternak," katanya.
(mso/mso)