Kerusakan kawasan Ranca Upas di Kabupaten Bandung mendapat kecaman dari para aktivis lingkungan. Mereka mendesak harus ada komitmen bersama dari para pemangku kebijakan agar kawasan hutan di wilayah itu tetap terjaga kelestariannya.
Pengkampanye Sadar Lingkungan Pepep DW mengatakan, sebelum terjadinya insiden Ranca Upas, sudah muncul diksi menyesatkan terlebih dahulu yang kerap ditawarkan para pegiat motor trail untuk menyalurkan hobinya.
Berdasarkan informasi yang ia kumpulkan, mereka kerap menawarkan istilah 'surga baru' untuk menjajal kawasan Bandung Selatan yang kadang menggunakan diksi 'jalur perawan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ada diksi membahayakan, Bandung Utara kan sudah habis untuk kegiatan seperti ini (motor trail). Sekarang ada istilah, ada surga baru bagi kegiatan seperti ini yang bernama Bandung Selatan. Bahkan, acara seperti ini kadang suka pakai diksi 'dijamin jalur perawan'," kata Pepep, Rabu (8/3/2023).
Sekadar diketahui, Bandung Selatan merupakan wilayah yang terdiri dari Kecamatan Ciwidey, Kertasari, Pangalengan, hingga Rancabali di Kabupaten Bandung. Kawasan Ranca Upas yang belakangan sedang menjadi sorotan, merupakan kawasan hutan lindung yang berada di Kecamatan Rancabali.
Diksi ini pun bagi Pepep begitu menyesatkan. Maka, perlu ada kesadaran dari semua kepentingan termasuk juga organisasi seperti Ikatan Motor Indonesia (IMI) hingga Indonesia Offroad Federation (IOF) untuk bisa menjaga kelestarian hutan lindung, salah satunya Ranca Upas di Jawa Barat.
"Di bandung selatan memang belum ada kegiatan kayak gini, dua tahun terakhir baru ada. Maka penting duduk bersama dengan instansi tadi, termasuk IMI dan IOF. Jangan sampai mereka punya anggapan bahwa gunung dan hutan itu adalah lokasi yang menarik untuk hal-hal kayak gini," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Kawasan Ranca Upas yang berada di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat rusak akibat digilas ratusan motor trail yang digelar dalam sebuah ajang pada Minggu (5/3) lalu. Pihak Perhutani melalui Econique yang mengelola kawasan tersebut kemudian angkat bicara.
"Kami memohon maaf dan prihatin atas kejadian yang berdampak terhadap lingkungan dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar," kata Sekper Perhutani Alam Wisata Ronald dalam keterangan resmi yang diterima detikJabar, Kamis (9/3/2023).
Dalam keterangannya, Ronald mengungkapkan sebagai pengelola lokasi, pihaknya akan melakukan perbaikan SOP dalam perizinan pelaksanaan event yang dilakukan di dalam kawasan hutan untuk memastikan tidak terjadi dampak terhadap lingkungan.
"Sebagai tindak lanjut, kami akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama melakukan pengawasan dan memastikan setiap event yang dilaksanakan dilakukan secara profesional dan memenuhi ketentuan serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan," ungkapnya.
Pihaknya menegaskan, ajang trail dan event serupa yang dapat merusak kawasan hutan di Ranca Upas dilarang digelar. "Untuk selanjutnya, segala bentuk kegiatan event berupa trail dan offroad di dalam kawasan hutan, dilarang untuk dilaksanakan," ujarnya.
Pihaknya bersama pihak pemerhati lingkungan, masyarakat sekitar, dan stakeholder terkait lainnya akan melakukan rehabilitasi sebagai upaya pemulihan ekosistem di Ranca Upas.
"Pihak penyelenggara event yaitu 'Paguyuban Putra Murni Kurnia Trail Adventure Feat TRAMAX"SS' telah menyampaikan pernyataan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi di Ranca Upas," pungkasnya.