Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Hendra Gunawan atau yang akrab disapa Hendrik Broocks. Atlet balap sepeda itu telah meninggal dunia pada Rabu (8/3/2023) di usianya yang ke-82 tahun.
Bendera kuning berkibar di kawasan Jalan Bhayangkara, Gang Rawasalak, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Terlihat karangan bunga dari Ikatan Sport Sepeda Indonesia.
Dedi Hendrayana Gunawan (52) selaku anak satu-satunya Hendrik mengatakan, ayahnya meninggal di rumah karena faktor usia. Selama hidup, ayahnya itu dikenal sebagai sosok yang baik dan menginspirasi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Papah mah baiklah orangnya. Buat papah, semoga diterima iman islamnya," kata Dedi saat ditemui di rumah duka, Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.
Air mata Dedi terlihat saat ia menceritakan Hendrik Broocks. Pesan terakhir yang ditinggalkan sang ayah kepadanya adalah agar ia menjaga ibadah.
"(Pesan terakhir) baik-baik saja jangan lupa salat," ujarnya.
![]() |
Sebelum meninggal dunia, atlet yang mendapat julukan Macan Asia ini sempat terkena penyakit glukoma. "Matanya saja sudah lama nggak ngelihat, sudah sepuh juga," ucapnya.
"Prestasinya Asian Games, mendapat tiga medali emas juga pernah, ikut olimpiade tiga kali di Tokyo, Roma, Meksiko. Selanjutnya menjadi pelatih," ucap Dedi saat mengenang kontribusi almarhum.
Sekedar informasi, Hendrik, merupakan seorang pria Indo-Jerman yang telah berganti nama menjadi Hendra Gunawan. Hendrik adalah peraih tiga medali emas Asian Games 1962 Jakarta. Dia memboyong tiga medali emas dari nomor perorangan individual road race 190 kilometer, team time trial 100 km, dan team troad race 190 km.
Anggota DPRD Fraksi Demokrat Deden Solehudin turut berduka cita atas meninggalnya legenda atlet balap sepeda tersebut.
"Jadi almarhum itu kan salah satu tokoh di Rawasalak, bahkan mungkin dunia sport olahraga siapa yang tidak kenal almarhum. Bahkan dia dulu juara se-Asean dan juga tokoh masyarakat yang jadi panutan di sini, sehingga meninggalnya beliau tentunya juga merasa kehilangan," kata Deden saat ditemui di rumah duka di Jalan Bhayangkara, Gang Rawasalak, Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.
Kabar duka itu ia terima pada siang hari. Menurutnya, almarhum sudah lama sakit namun tetap bersabar menghadapi ujian tersebut.
"Meninggalnya tadi di siang hari dan beliau juga sudah agak lama sakit dalam arti dia tidak bisa berjalan kuat tapi dia penuh kesabaran. Awalnya dia sakit bersama istrinya tapi lebih dulu istrinya (meninggal) dia orang yang sabar, tawakal menghadapi ujian," ujarnya.
"Dia warga yang baik, karena jangan kan orang yang dekat, orang jauh pun siapa yang tidak mengenal dia. Dia kan seorang eks pembalap sepeda juara, ini juga sangat melekat, dari aspek itu saja sudah menjadi public figur. Beliau juga saudara-saudaranya ada yang jadi Lurah, aktivis, itu sangat membantu kemajuan di RW 7 (tempatnya tinggal)," ucap Deden.
Deden yang ditemani sang istri juga turut mendoakan agar segala jasa kebaikan almarhum dalam mengabdi kepada bangsa dan negara dapat menjadi amal ibadah. Motivasi Hendra hidup sehat dari berolahraga melekat di ingatan masyarakat.
(yum/yum)