.webp)
Jumlah kasus kejahatan di Kota Bandung meningkat pada 2022 dibandingkan 2021. Pada 2022, jumlah kasus kejahatan mencapai 2.626 kasus. Sedangkan 2021 sebanyak 2.482 kasus.
DPRD Kota Bandung mendesak agar Pemkot Bandung berbenah dalam berbagai hal terkait keamanan warganya. DPRD menyoroti soal perilaku masyarakat yang mulai berubah, salah satunya memamerkan kejahatannya di media sosial (medsos) sehingga viral. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu, pembacokan di depo air minum di Riung Bandung.
"Harusnya kalau orang sadar itu kan tidak ikut membantu mengeroyok. Ini ikut mengeroyok atas nama kesetiakawanan. Ini keliru, harus ada pembinaan ya yang seperti ini," kata Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha kepada detikJabar, Selasa (7/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Ahnug itu mengatakan untuk menekan angka kejahatan salah satunya penguatan nilai-nilai budi pekerti, dan kesetiakawanan di lingkungan pendidikan. Ia mendorong agar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung membuat program yang bisa menguatkan nilai-nilai budi pekerti pelajar.
"Kita harus kuatkan karakter dulu sebelum bicara pengawasan dan lainnya. Baru setelah itu, DPRD mendorong agar pemkot menguatkan pengawasan juga. Memasang CCTV di tempat strategis, kemudian meminta masyarakat juga turut memasang CCTV di rumahnya masing-masing," ucap Ahnug.
Ia juga mendorong agar kepolisian lebih tegas dalam menindak para pelaku kejahatan. Ahnug meminta agar pemkot menguatkan kolaborasi dengan pihak kepolisian untuk mengantisipasi kejahatan.
"Jadi banyak yang harus dilakukan pemkot," ucap Ahnug.
Sekadar diketahui, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung yang dirilis 2023, jumlah kejahatan atau tindakan kriminal di Kota Bandung pada 2022 sebanyak 2.626 kasus.
Total kasus ini mencakup semua kejahatan yang dilaporkan atau ditangani kepolisian, seperti pencurian, pembegalan, perampokan, penipuan dan lainnya.
Masih dari data BPS, dari 2.626 kasus itu, kasus paling banyak selama 2022 adalah penipuan, yakni 634 kasus. Kemudian disusul kasus penganiayaan, yakni 281 kasus. Kasus penggelapan, yakni 263 kasus. Dan, pencurian dengan pemaksaan atau perampokan, sebanyak 223.
(sud/mso)
