Dara Cantik Asal Bekasi Ini Bermimpi Jadi Penyiar Profesional

Dara Cantik Asal Bekasi Ini Bermimpi Jadi Penyiar Profesional

Wisma Putra - detikJabar
Rabu, 01 Mar 2023 18:00 WIB
Zahra Amalia Putri (21), Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN SGD Bandung.
Zahra Amalia Putri (21), Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN SGD Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Menjadi penyiar berita profesional adalah cita-citanya. Memiliki profesi announcer radio atau news anchor televisi adalah mimpinya. Hal tersebut diungkapkan Zahra Amalia Putri (21), Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN SGD Bandung.

Mahasiswa semester 8 asal Bekasi ini mengatakan, dia memiliki hobi menjadi pengisi suara sejak duduk di bangku SMA.

"Hallo selamat siang semuanya, nama aku Zahra Amalia, saat ini saya sedang berada di UIN Bandung," ucap Zahra mempraktikkan saat menjadi penyiar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat berkuliah di Jurusan KPI, Zahra pun terus mengembangkan bakatnya ke dunia radio-televisi.

"Untuk dunia radio sendiri baru-baru ini, cuman dari SMA tertariknya di dunia suara, baik itu voice over atau siaran-siaran challenge, aku ikutin," kata Zahra kepada detikJabar dijumpai di Radio Maestro, Kota Bandung, Rabu (1/3/2023).

ADVERTISEMENT

Selain itu, untuk menunjang bakatnya, Zahra kerap mengikuti pelatihan agar bisa menjadi penyiar profesional. Bakat itu terus dia latih, untuk mencapai impiannya.

"Kalau belajar otodidak, paling diingat itu smilling voice, jadi kalau penyiar cenderung lebih ceria dan ajak pendengarnya, menurut aku untuk dapat kunci mendapatkan suara yang menarik dan menyenangkan aku harus belajar smiiling voice," ungkap Zahra.

Selain itu, Zahra juga mengatakan suka mendengarkan suara orang lain dan penyiar-penyiar di radio dan televisi. Selain itu, berbagai tempat bisa digunakan untuk latihan, dari mulai kamar tidur hingga kamar mandi Zahra terus melatih suaranya.

"Aku lebih kaya misal dari siaran challenge, orang-orang udah ngupload duluan aku suka ngamatin ini enaknya di mana ya, terus dari situ aku sempurnakan lagi," tuturnya.

"Latihan di rumah, sering di kamar, cuman kalau lagi pengen di kamar mandi ya di kamar mandi juga atau sama temen saling kirim rekaman," tambahnya.

Zahra Amalia Putri (21), Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN SGD Bandung.Zahra Amalia Putri (21), Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN SGD Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Tak hanya itu, berbagai perlombaan penyiaran diikuti Zahra. Hasil latihannya selama ini berbuah hasil, dia mengikuti ajang duta penyiar yang diselenggarakan Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID) Jawa Barat dan merebut juara dua.

Zahra juga berhasil menjadi juara satu Radio Challenge Seru 2023 yang digelar Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Bandung.

"Kelas penyiar aku ikut, terus Duta Penyiar KPID Jabar aku ikut dan alhamdulillah juara dua. Ini kedua kalinya bisa juara satu," ujarnya.

Disinggung terkait radio apa yang disukainya saat ini, Zahra menyebut suka Radio Urban.

"Saat ini tertarik sama Urban, saya ikutin yang FYP pentas seni di SMA Bandung dan beri hadiah kepada anak muda yang berprestasi dalam bidang seni dan bakat masing-masing," ucapnya.

Perlombaan Radio Challenge Seru 2023, menurut Zahra dapat menumbuhkan minat anak-anak muda sekarang untuk mencintai dunia siaran.

"Dengan acara ini, sebenarnya sudah mengajak anak-anak muda lainnya termasuk teman-teman aku yang tadinya tidak tahu radio sama sekali mereka ikutan, jadi menurut aku acara seperti ini bisa menarik insan-insan muda yang awam dengan dunia radio," tuturnya.

Radio Challenge Seru 2023 menyasar, para generasi muda di Kota Bandung agar mencintai radio dan digelar untuk memperingati Wolrd Radio Day 2023.

"Sebagai ikhtiar mengakrabkan radio siaran dengan anak muda, kami selenggarakan kegiatan ini agar radio siaran tetap menjadi salah satu media pilihan bagi anak-anak muda ini", kata Aldian Noorman, Ketua Bidang Organisasi PRSSNI Bandung.

Sebagai generasi muda yang akan bertumbuh menjadi dewasa, sambung Aldi, mereka merupakan potensi besar yang harus dijaga agar tumbuh menjadi generasi yang gemar mendengarkan radio yang kontennya jauh dari informasi-informasi menyesatkan (hoax).

"Kita tahu sendiri bahwa hari-hari kita tak leas dari kesimpangsiuran informasi yang dikonsumsi oleh masyarakat. Kami prihatin melihat kondisi ini, sehingga perlu bagi kami untuk terus menggemakan gemar mendengar radio sebagai media penyiaran yang penyelenggaraannya diatur oleh Undang-Undang. Dengan demikian, mustahil kami memberikan informasi yang bikin gaduh negeri ini," pungkasnya.

(wip/yum)


Hide Ads