Lapang Merdeka yang berada di antara Jalan Veteran dan Jalan Proklamasi Kemerdekaan, Kota Sukabumi menyimpan banyak kisah di masa lalu. Mulai dari zaman VOC, Jepang dan pasca kemerdekaan, lapangan tersebut menjadi saksi bisu pembangunan dan pergerakan masyarakat.
Dirangkum detikJabar, Minggu (26/2/2023), berikut ini beberapa fakta menarik dan peristiwa yang terjadi di Lapang Merdeka.
1. Pusat Aktivitas Warga Sukabumi di Zaman VOC
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur didirikan pada 20 Maret 1602. Keberadaan VOC dianggap penting untuk mendanai pemerintah Belanda yang saat itu menjajah Tanah Air.
Di Sukabumi dan beberapa daerah lain, VOC mendirikan distrik-distrik. Lapang Merdeka sendiri masuk ke dalam distrik Gunung Parang.
"Pada masa VOC, semenjak pengaruh Mataram di Priangan, hampir semua pusat administrasi seperti kabupaten, distrik, bahkan kecamatan mempunyai alun-alun," kata Ketua Yayasan Dapuran Kipahare sekaligus penulis buku Soekaboemi The Untold Story, Irman Firmansyah.
Lapang merdeka awalnya merupakan bagian dari alun-alun Gunung Parang (Alun-alun utara) sebelum terpisah oleh jalan dan bangunan. Kemudian ada empat penjuru mata angin yaitu sebelah selatan tempat pemimpin, sebelah barat tempat beribadah, sebelah timur perumahan dan utara tempat hiburan.
2. Dulu Bernama Lapang Victoria
Pada zaman Belanda, lapangan luas itu bernama Lapang Voctoria bukan Lapang Merdeka. Penamaan itu merujuk pada hotel Victoria yang berada di sebrang jalan (saat ini RM Ayam Bogor sampai pertigaan tugu Adipura).
Pemerintah saat itu membelah jalan antara Alun-alun dan Lapang Victoria. Lapang Victoria digunakan sebagai tempat acara seremonial sedangkan Alun-alun untuk rakyat biasa.
"Lapang Merdeka biasanya jadi tempat upacara prajurit, kebetulan juga di sebrangnya ada Hotel Victoria milik Ort yang berkebangsaan Inggris dan sempat beralih kepemilikan ke warga Belanda bernama A.A.E Lenne," ujarnya.
3. Gerakan Perlawanan Pribumi Merebut Kemerdekaan dari Jepang
Lapang Merdeka juga jadi saksi bisu dalam pengambilalihan kekuasaan Jepang yang dilakukan oleh ribuan masyarakat Sukabumi. Berbeda dengan Bogor yang diberikan kekuasaan oleh Jepang pada 1 Oktober 1945, para pejuang Sukabumi justru memutuskan untuk mengambil-alih kekuasaan secara paksa dari Jepang tepat di hari pemberian kekuasaan wilayah Bogor ke Jepang.
Di tempat yang sama, warga Sukabumi berkumpul dan membakar semangat ribuan masyarakat untuk segera berperang. Dengan bersenjata seadanya, masyarakat dapat menghentikan pasukan Jepang dan pemerintahan berhasil direbut pada November 1945.
4. Soekarno Resmikan Nama Lapang Merdeka
Peristiwa perlawanan warga Sukabumi tak luput dari perhatian Bung Karno. Melalui UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951, nama Lapang Merdeka ini diresmikan. Nama Hotel Victoria pun ikut berubah menjadi Hotel Merdeka.
Peresmian nama ini dilakukan sesudah kunjungan Bung karno ke Sukabumi dalam rangka safari menggelorakan kembalinya Irian barat ke pangkuan NKRI.
5. Tempat Bung Karno Berpidato Bahasa Sunda
Lapang Merdeka menjadi tempat berkumpulnya ribuan warga untuk mendengarkan pidato sang proklamator. Toko-toko ditutup, warga rela berdesakan sekaligus membawa spanduk tuntutan pembebasan Irian Barat hingga menuntut stabilitas harga bahan pokok.
Pertemuan Bung Karno dengan ribuan warga di Lapang Merdeka itu berlangsung pada Kamis, 1 Maret 1951. Uniknya, Bung Karno menggunakan bahasa Sunda. Hal itu diungkap oleh media Belanda Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode.
"Kami lebih beruntung dari India, yang harus dibantu dengan 2 juta ton gabah dari Amerika Serikat. Meskipun kami harus mengencangkan ikat pinggang kami, tidak ada masalah kelaparan di antara kami," potongan pidato Soekarno.
6. Lapang Merdeka dan Salat Id Dua Presiden RI
Pada 31 Agustus 1952 atau 10 Zulhujah 1471 Hijiriah, Bung Karno kembali bertandang ke Kota Sukabumi untuk salat Idul Adha bersama di Lapang Merdeka dan dilanjutkan dengan kunjungan kerja (kunker) ke berbagai tempat.
"Kunjungan yang dilakukan tanggal 31 Agustus 1952 itu terasa begitu spesial karena dengan khusyuk Bung Karno mengikuti salat karena diimami oleh KH. R. Ahmad Djunaidi Rodlibillah, seorang ulama Pejuang Sukabumi," kata Irman.
Rencana Soekarno untuk salat Id di Lapang Merdeka Sukabumi disambut warga. Kala itu, ribuan warga Sukabumi dan luar kota sangat antusias untuk mengikuti salat Idul Adha bersama Soekarno.
Momentum Idul Adha di Kota Sukabumi digunakan oleh Bung Karno untuk menghormati pengorbanan warga Sukabumi atas perjuangan merebut kemerdekaan dan dukungan penuh warga kepada pemerintah.
Bak mengulang sejarah, Presiden Indonesia ke-7 juga sempat salat Idul Adha di Lapang Merdeka pada 1 September 2017. Saat itu, Jokowi ditemani oleh Ibu Negara Iriana Jokowi.
Pelaksanaan salat Id Jokowi dan 10 ribu jamaah diimami oleh KH. Mahfuz Gozali. Sebelum salat dimulai, Jokowi naik ke atas mimbar dan memberikan sambutan tentang keberagaman Indonesia.
7. Lapang Merdeka Sempat jadi Lokalisasi Waria
Peristiwa kelam juga sempat terjadi di Lapang Merdeka. Kawasan Lapang Merdeka di era 80 sampai 90an tidak tertata. Lokasi yang gelap dan sepi dianggap jadi tempat yang cocok untuk para waria.
"Era 80an sampai 90an dulu jadi tempat berkumpulnya para bencong. Maka ada sebutan bencong Lapdek (Lapang Merdeka)," ujar Irman.
Pada tahun 2000-an pemerintah mulai serius untuk melakukan penataan kota. Para waria yang sempat mangkal di Lapang Merdeka disterilkan dan tidak boleh lagi mangkal pada malam hari.
Akhirnya, Lapang Merdeka diubah dan dijadikan sebagai sarana hiburan, pasar kaget dan tempat berolahraga bagi masyarakat. Pengoperasian pasar kaget hanya bertahan sampai tahun 2019-an. Di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, lapang merdeka pun direvitalisasi dengan bentuk yang lebih tertata.
"Ketika zaman ridwan kamil dilakukan penataan dibuat lebih baik. Ada track lari dan lainnya, tempatnya lebih tertata, tidak ada pasar kaget seperti dulu. Makanya sekarang mereka lebih rapih, dulu konser-konser pun bisa di situ, jadi kalau sekarang lebih teratur," tutupnya.
Foto : Siti Fatimah
Simak Video "Video: NVIDIA Tetap Optimistis Berbisnis di China di Tengah Tarif Trump"
(tya/tey)