Burgerkill Siapkan Single untuk Almarhum Eben

Burgerkill Siapkan Single untuk Almarhum Eben

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 26 Feb 2023 14:00 WIB
Suasana saat menonton film dokumentasi Burgerkill.
Tangkapan layar, film dokumentasi Burgerkill.
Bandung -

Haru sekaligus bangga, hal itu mungkin yang sedang dirasakan Anggi Pratiwi (39) pada Rabu (22/2/2023) malam itu, yang sedang menyaksikan film dokumenter Burgerkill.

Film berdurasi 44 menit 15 detik, produksi Ideas Creative dan berkolaborasi dengan Bloods itu diputar di sebuah gedung yang berada di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung.

Seperti diketahui, Burgerkill merupakan bagian dari eksponen Ujungberung era 90-an, Burgerkill lahir dari skena hardcore Bandung yang melalui banyak fase. Dari era GOR Saparua hingga era gigs festival dan tour Eropa/Amerika, mereka menjalani banyak pengalaman dalam perjalanannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di film ini empat personil yang bertahan bercerita soal pengalaman mereka bersama Burgerkill dengan fasenya masing-masing. Bercerita soal perspektif, etos, pandangan personal dalam bermain musik, hingga hal-hal yang membuat mereka bertahan sejauh ini, termasuk kisah beririsan dengan almarhum Ivan dan Eben, serta visi mereka ke depannya.

Saat menyaksikan film itu, Anggi duduk di kursi barisan tengah. Tak sendiri, di gedung itu ada lebih dari 30 orang menyaksikan film tersebut. Anggi yang mengenakan jilbab dan pakaian berwarna hitam itu, sesekali mengelap mata dengan tangannya. Momen yang paling menyentuh dalam tayangan itu, kala sang suami Eben atau bernama asli Aris Tanto diceritakan di bagian akhir film itu.

ADVERTISEMENT

Ditemui usai menyaksikan film itu, Anggi mengapresiasi pembuatan film dokumenter itu. Film tersebut akan menjadi bagian sejarah Burgerkill.

"Aduh, dipancing ya, keren filmnya, surpise juga, buat semua lebih kuat, ini yang dimau almarhum anak-anak tetap jalan," kata Anggi kepada detikJabar, Rabu, 22 Februari 2023.

Suasana saat menonton film dokumentasi Burgerkill.Suasana saat menonton film dokumentasi Burgerkill. Foto: Wisma Putra

Anggi mengatakan, Burgerkill harus bertahan meskipun Eben sudah tiada. Anggi menyebut, Burgerkill pernah manggung bersama God Bless kala peringatan 48 God Bless. Anggi menyebut, konser itu menyisakan cerita bagi Eben dan dirinya.

"Eben pernah bilang, gila ya umur God Bless 48 tahun, sedangkan umur aku belum tentu sampai 48 tahun. Aku yang ada bareng-bareng sama almarhum, benar-benar saksi di setiap mimpinya, pastinya aku selalu ingatkan anak-anak untuk tidak berhenti di sini, karena kasihan almarhum. Kita tuh tinggal jalanin saja, sudah dapat enak, anak-anak harus bangkit," ungkap anggi.

Menurut Anggi, Burgerkill pernah drop saat kehilangan Eben. Tapi, Agung Hellfrog, Ramdan Agustiana, Putra Pra Ramadhan dan Ronald Alexander bisa bangkit.

"Karena dari masing-masing anak-anak BK ada yang semangat, ada yang ngedrop, ada yang semangat lagi, ini ngdrop lagi. Sekarang anak-anak BK bangkit, ayolah hajar, si BK memang terbiasa berdarah-darah" ujarnya.

"Karena memang pesan almarhum juga lakukan belum tentu bisa kaya God Bless karena terakhir kan pas main sama God Bless, God Bless itu bandnya sudah 48 tahun," tambahnya.

Single Album untuk Eben

Sosok gitaris Burgerkill Eben yang meninggal, Jumat, 3 September 2021 lalu ini memang tidak bisa dilupakan oleh para pencinta musik cadas. Begitupun, oleh para personilnya. Hal itu dirasakan sekali oleh Vokalis Burgerkill Ronald Alexander.

"Untuk saat ini, syukurlah Burgerkill masih berjalan, kemarin baru rilis single juga, Bulan Maret kita juga akan rilis single yang didedikasikan buat Pak Eben," ujar Alexander.

Alexander menyebut, pembuatan materi masih dilakukan. Dia juga mengaku kehilangan sosok Eben yang membawanya ke Burgerkill.

"Kita rencanakan tahun ini, masih bikin materi dan momen pada saat kepergian Pak Eben memang dari pihak anak-anak nge-blank, apalagi saya baru dan yang lebih sering ngerangkul Pak Eben," tuturnya.

Karena Alexander, dibawa Eben ke Burgerkill. Pas Eben, tiada dia mengaku seperti kehilangan sosok sang ayah.

"Kondisinya gue sama Mas Agung, Mas Ramdan gak seperti sama Pak Eben, pada saat Pak Eben udah enggak ada, gue ngerasanya kaya anak kecil dibawa sama ayahnya ke terminal yang sibuk tiba-tiba ayahnya hilang, gimana ya gua di BK," kisahnya.

Tapi dia dan personil Burgerkill lainnya tak ingin larut dalam kesedihan, mereka pun mampu bangkit.

"Cuman akhirnya, sebulan kumpul, kumpulkan semangat, enggak ada Pak eben BK harus lanjut, momen berat latihan pertama kali. Cukup berat, pas awal-awal," pungkasnya.




(wip/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads