Kasus keracunan massal yang terjadi di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang terjadi sejak Minggu (12/2/2023) lalu akhirnya sudah selesai.
Berdasarkan informasi total ada 106 korban keracunan akibat makanan itu. Dua di antaranya meninggal dunia. Namun saat ini semua warga yang sempat dirawat sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
"Sekarang Alhamdulillah kasusnya sudah selesai, yang 5 orang terakhir dirawat sudah pulang tadi malam. Jadi sudah tidak ada lagi yang dirawat," kata Kepala Desa Cilangari, Sabana saat dihubungi detikJabar, Minggu (19/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi soal penyebab keracunan massal itu dari nasi yang dikonsumsi warga peserta kegiatan keagamaan, Sabana menyebut sempat kaget dan bingung.
"Ya kalau dari sayuran atau bahan makanan lain keracunannya kan nggak aneh, tapi kalau keracunannya karena nasi ya baru sekarang mendengar. Tapi itu kan hasil uji laboratorium juga," tutur Sabana.
Sabana berharap agar kasus serupa tak terulang lagi. Saat ini ia fokus pada pemulihan kondisi warga yang keracunan dan terus memantau kondisi kesehatan mereka.
"Alhamdulillah sudah selesai (kasus keracunannya), jangan sampai terulang lagi. Sekarang justru saya minta dinas (Dinas Kesehatan) memberi vitamin buat warga, biar segera pulih dan pencegahan," tutur Sabana.
Selain itu, pihaknya kian gencar mensosialisasikan soal kebersihan dan pengolahan makanan secara higienis. Termasuk mengecek bahan baku makanan yang akan digunakan.
"Ya misalnya sayur harus dicuci bersih biar nggak ada pestisida, bumbu dicek kedaluwarsanya, waktu masuk harus bersih. Air yang dipakai juga apakah dari sumur atau darimana. Sekarang saya selalu sampaikan di tiap kegiatan," kata Sabana.
Beruntung musibah keracunan massal yang melanda warganya, tak membuat ia dan warga lainnya menjadi trauma menggelar kegiatan mengundang orang banyak dan tradisi memasak oleh warga sendiri.
"Alhamdulillah nggak terpengaruh, warga soalnya menganggap yang kemarin itu musibah. Jadi pelajaran saja biar nggak terulang lagi," kata Sabana.
(mso/mso)